36. Cemburu

1.1K 199 35
                                    

Fanny eomma dan Rose membawa hidangan makan siang ke ruang makan di samping dapur, semua masih serba mengebul hangat.

"Panggil mereka sayang" perintah Fanny eomma.

"Ne eomma" Rose menjadi sangat antusias, ia pun menyusul para namja di ruang tengah.

"Appa, oppa, makan siang sudah siap" beritahu Rose yang tak menyadari suasana panas di ruangan itu, Jisoo pun makin terkekeh dengan kepolosan dongsaeng nya dalam melerai perang dingin antara Rio dan sang ayah, appa Kim langsung berdiri, dan Rio tersenyum menatap sang istri yang kini tertunduk malu, perasaan nya semakin tak karuan melihat untuk pertama kali nya Rio tersenyum pada nya.

"Ayo Rio" ajak Jisoo.

"Ne hyung" Rio pun berdiri, mengikuti sang ipar, menuju ke samping rumah, untuk mencuci kaki, tangan dan wajah mereka sebelum menuju ke ruang makan, appa Kim melirik kesal pada Rio yang menerima handuk kering dari putri nya, Tiffany menggeleng dengan ekspresi wajah Kim Taeyeon, ia tahu, suami nya cemburu karena bukan lagi menjadi prioritas utama putri nya.

Mereka semua duduk lesehan mengelilingi meja makan yang tidak memiliki bangku.

"O-oppa, ini adalah gyeran jjim, telur kukus kesukaan ku, o-oppa penasaran dengan rasa nya kan?" Beritahu Rose pada sang suami, Rio mengangguk senang, Rose pun mengambilkan nasi, setelah sang eomma melayani appa dan Jisoo oppa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-oppa, ini adalah gyeran jjim, telur kukus kesukaan ku, o-oppa penasaran dengan rasa nya kan?" Beritahu Rose pada sang suami, Rio mengangguk senang, Rose pun mengambilkan nasi, setelah sang eomma melayani appa dan Jisoo oppa.

"C-coba lah oppa" Rose menyendokan telur kukus tadi dan menyuapkan kan nya pada Rio, appa Kim mencibir, ia kesal menatap Rio yang seperti mengejek nya itu, padahal hanya perasaan appa saja karena ia tidak suka putri nya di rebut orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"C-coba lah oppa" Rose menyendokan telur kukus tadi dan menyuapkan kan nya pada Rio, appa Kim mencibir, ia kesal menatap Rio yang seperti mengejek nya itu, padahal hanya perasaan appa saja karena ia tidak suka putri nya di rebut orang lain.

"Rosie, appa juga mau telur kukus nya" pinta appa Kim dengan aegyeo nya, agar sang putri luluh.

"Ne appa" Rose pun menyendokan telur tadi dan meletakan nya diatas mangkok sang ayah, padahal Taeyeon sudah membuka mulut nya bersiap untuk di suapi sang putri, tawa Jisoo hampir terlepas, tapi ia masih mampu menahan nya.

Dan selepas makan siang, Rio duduk di teras belakang rumah mertua nya itu sambil menikmati teh nya, serta kue mochi buatan Fanny eomma.

"Rio, masuklah nak, cuaca mulai dingin" seru Tiffany memanggil menantu nya.

"Ne eomma" jawab Rio, ia lalu menyusul Jisoo dan appa Kim, tapi mertua nya itu memilih memasuki kamar, Rio tentu kecewa tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.

"Jangan di masukan ke dalam hati, appa butuh waktu untuk bisa menerima mu" ujar Jisoo membesarkan hati Rio, padahal yang Taeyeon tahu, Rio hanyalah kekasih sang putri, apa jadi nya jika ia tahu kalau Rio adalah menantu nya, malam nya Rio dan Rose tidur terpisah, dan udara dingin menggigit sampai ke tulang.

"Hachoo. . ." Rio mulai bersin, ia tak bisa tidur, Rose yang mendengar suara bersin sang suami pun jadi tak tega, tapi dia tidak berani keluar, takut sang ayah akan curiga.

"Hachoo. . ." Lagi, Rio tak bisa berhenti bersin.

Akhir nya, Tiffany pun terbangun, ia mengetuk pintu kamar Rio, dan membawakan teh hangat.

"Eomma, maaf jika suara bersin ku mengganggu istitahat eomma" sungkan Rio.

"Tidak, eomma tak tega mendengar suara mu, ini, minum lah" Rio pun duduk dan meminum teh hangat buatan Tiffany, wanita paruh baya itu kemudian membuka lemari yang ada di dalam kamar itu, lalu mengeluarkan selimut tebal untuk Rio.

"Semoga setelah ini, kamu bisa tidur nyenyak, ne" Tiffany membantu Rio memakai selimut double.

"Ne eomma, terima kasih" Rio tentu senang dengan perhatian mertua nya, ia merasa bahwa, seharusnya seperti ini lah sifat dan sikap seorang ibu yang sewajar nya, Rose yang sedari tadi masih terjaga pun merasa lega sang ibu sudah terbangun untuk membantu suami nya, dan benar, setelah nya, tak lagi terdengar suara bersin Rio, yang sudah tertidur pulas, bergelung dibawah dua selimut tebal.

Keesokan hari nya, Rio terbangun paling akhir, appa, eomma dan Jisoo sudah ke ladang, Rose lah yang masih di rumah, ia menyiapkan sarapan untuk Rio.

"Maaf aku terlambat bangun" ucap nya.

"T-tidak apa-apa oppa" balas Rose, ia mengambilkan nasi untuk suami nya itu, beserta lauk dan sayur nya, menemani nya makan, appa Kim yang melihat nya dari ladang pun tak suka sang putri terus menatap pria di hadapan nya itu, sambil sesekali menambahkan lauk dan sayur nya, ia pun mendekat.

"Rosie"

"Ne appa"

"Pergilah ke rumah tuan Shindong, untuk mengambil bibit sayur, appa sudah memesan nya kemarin" ujar appa Kim yang sengaja ingin mengganggu Rio dan putri nya.

"Ne appa" Rose segera berdiri, tapi tangan kiri Rio menahan nya, appa Kim pun di buat semakin kesal, karena sang putri tersenyum manis, sebab tangan nya di tahan oleh sang suami.

"Aku ikut, tunggu sebentar" Rio segera melahap sisa nasi nya dengan buru-buru, ia lalu memakai sepatu nya.

"R-rumah tuan Shindong agak jauh, kita pakai sepeda appa saja" ujar Rose, ia lalu mengeluarkan sepeda tua yang dulu bahkan sampai sekarang masih di gunakan Jisoo untuk mengantar sayur ke toko tuan Shindong, mereka pun berboncengan, dan appa Kim semakin gerah melihat Rio yang malah kian dekat dan lengket pada Rose meski ia berusaha untuk menjauhkan nya, wajar seorang ayah cemburu, karena Rose dulu sangat tergantung pada appa nya, tapi kini, gadis kecil nya itu bahkan sudah berani membawa kekasih nya pulang, Taeyeon hanya merasa, jika Rose masih kecil, masih butuh ayah dan oppa nya, bukan orang lain yang disebut kekasih, apalagi suami, appa Kim masih belum mau menerima kenyataan itu.

Rose dan Rio pun tiba di toko milik tuan Shindong, yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, dan pertanian, salah satu toko terbesar di desa tempat keluarga Rose tinggal, ia menemui pemilik toko untuk mengambil pesanan sang ayah, Rio ikut masuk dan melihat-lihat isi toko, sampai ia menemukan manisan yang terbuat dari buah jeruk yang di keringkan, ia pun takjub, sampai tanpa sadar membuka nya dan memakan nya sendiri.

Rose dan Rio pun tiba di toko milik tuan Shindong, yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga, dan pertanian, salah satu toko terbesar di desa tempat keluarga Rose tinggal, ia menemui pemilik toko untuk mengambil pesanan sang ayah, Rio ikut masu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"O-oppa" panggil Rose, Rio langsung menoleh sambil mengunyah.

"Ini enak" ujar nya menunjukan manisan di tangan nya, wajah nya begitu polos sampai membuat Rose gemas dalam hati

"Cobalah" Rio menyodorkan nya ke mulut Rose, sang istri mengangguk menerima suapan dari suami nya.

"Aku ambil lagi ya?" Ijin Rio seperti anak kecil.

"Y-ya" Rose pun mengijinkan nya.

Pengalaman pertama Rio di kampung Rose sangat menyenangkan, ia menemukan banyak hal-hal baru yang baru kali ini ia rasakan, termasuk merasakan hangat nya perhatian dari Fanny eomma, dan ipar nya Jisoo, hanya, Rio seperti nya menjadi musuh dari ayah mertua nya sendiri.





#TBC

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang