Awal-awalnya, Rio lah yang kerap meminta "kado" pada sang mama, dan Seo rutin meminum pil pencegah kehamilan, tapi makin ke belakang, Seo lah yang kerap memancing dan meminta pada Rio, mereka sering bercinta di belakang Yoong, yang masih menganggap semua baik-baik saja, tak ada yang perlu di curigai dan di khawatirkan.
Sampai suatu hari, di sekolah, seorang murid bernama Mina, di jebak oleh namja teman sekelas nya di toilet pria, ia mengalami pelecehan seksual dan nyaris di perkosa oleh Bobby, Seulgi dan Jenno yang mengetahui itu pun segera menolong Mina, dan menghajar Bobby, Rio hanya terdiam, melihat gadis itu menangis hebat di sudut toilet dengan baju robek sana sini.
Jenno segera melepas jas sekolah nya dan memberikan nya pada Mina, Rio nampak berpikir dengan apa yang Jenno lakukan pada gadis itu, kepala sekolah pun tergopoh-gopoh menuju toilet, begitu mendengar peristiwa yang menakutkan bagi sebagaian besar kaum perempuan, dan karena kasus ini, sekolah akhir nya mengadakan penyuluhan di aula.
"Ingat, bagian dari tubuh kita yang tertutup baju ini, tidak seharus nya di sentuh, di pegang, atau dilihat oleh orang lain, kecuali keluarga dekat kita, atau dokter, itu pun dengan alasan yang jelas, misal karena sakit dan butuh di periksa" jelas mr Lee Teuk yang memberi penyuluhan pada murid-murid di sekolah nya.
"Selain itu, nama nya adalah pelecehan seksual, dan pelaku nya bisa di jerat hukum" lanjut nya lagi.
"Tetangga apartemen sebelah ku, seorang ayah dengan dua anak, dia tega memperkosa anak gadis nya sendiri yang berusia dua puluh tahun, akhir nya dia di penjara sekarang" Rio yang tadi fokus mendengar sang kepala sekolah pun, kini menoleh pada suara di samping nya, seperti nya ia mulai berpikir dengan apa yang di lakukan oleh sang mama pada nya selama ini.
"Rio, kenapa buru-buru?" Tanya Seulgi yang begitu keluar dari kelas, langsung berlari menyusuri lorong kelas, Minho sudah menunggu untuk menjemput nya.
"Aku ada perlu" teriak Rio menjawab sang sahabat
Di tempat lain, Tiffany, menjemput sang putri dari sekolah nya di sebuah taman kanak-kanak, sang ibu masih memakai baju kerja nya di perkebunan sayur milik sendiri.
"Eomma" Rose berlari kecil menghampiri sang mama
"Jangan berlari" Tiffany memperingatkan sang putri.
"Eomma dari mana?" Tanya Rose, gadis kecil berusia lima tahun itu, ia langsung meraih tangan kanan sang ibu yang menggandeng nya pulang.
"Eomma dari kebun, oppa mu ke kota mengantar sayur dengan appa, jadi tidak bisa menjemput mu" jelas Tiffany, karena biasanya Jisoo lah yang menjemput dongsaeng nya.
"Hari ini mama punya telur ayam hutan, kita masak kukus ne" ujar Tiffany.
"Yeay, Rose sudah tak sabar eomma" telur kukus adalah makanan kesukaan Rose, karena tidak setiap hari keluarga nya bisa makan telur, apalagi daging, karena semua berhemat demi pendidikan si bungsu nanti nya.
Sesampai di rumah, Rose membantu sang eomma memasak makan malam.
"Sayang, appa dan oppa sebentar lagi pulang, tolong siapkan air minum untuk mereka ne?" Perintah Tiffany.
"Yaa eomma" Rose mengambil dua gelas dan menuang air putih dari wadah bambu, lalu meletakan nya diatas meja.
Bremm. . . Breemm. . .
Terdengar suara mobil milik tuan Jeon, yang biasa di sewa orang-orang di kampung tempat keluarga Kim tinggal untuk mengangkut sayur.
"Mereka pulang eomma" seru Rose, ia lalu membuka pintu utama.
"Appa, oppa" sambut nya, Taeyeon pun tersenyum lebar, sambil menyembunyikan sesuatu di balik punggung nya.
"Putri appa" balas nya, Rose menatap curiga sang ayah.
"Apa yang sembunyi dibalik punggung appa itu?" Tunjuk Rose.
"Tidak ada" jawab Taeyeon.
"Ada, Rose melihat nya" gadis itu berlari menghampiri sang ayah.
"Apa ini?" Tangan nya meraih sesuatu dibalik punggung sang ayah, Taeyeon terkekeh, ia lalu mengeluarkan sebuah permen kapas oleh-oleh untuk Rose dari kota.
"Untuk Rose kan appa?"
"Iya, untuk princes appa"
"Gumawo appa, ayo, Rose sudah menyiapkan air minum untuk appa dan oppa" bocah itu menarik tangan kanan Jisoo dan ayah nya memasuki rumah.
Kehudupan keluarga Kim memang serba pas-pasan, dan bersahaja, tapi, keluarga itu di limpahi kasih sayang dan kebahagiaan yang tidak semua keluarga di berkati hal semacam ini.
Kembali ke Rio
Seo tengah menidurkan Rio siang itu, sambil menyusui nya, dan Jessica datang bersama Jennie.
"Seohyunie!" Seru Jessica begitu memasuki rumah dongsaeng nya itu, tapi tak ada jawaban.
"Seohyunie!" Lagi Jessica memanggil, Seo yang kali ini mendengar panggilan sang unnie pun segera menarik puting nya dari mulut Rio yang sudah tertidur pulas, ia keluar dari kamar sambil terburu-buru memrapikan baju dan rambut nya kembali.
"Unnie, Jennie" sapa Seohyun, kedua nya menoleh, menatap penuh selidik karena Seo muncul dari kamar Rio dan masih sedikit berantakan.
"Aku habis mengechek Rio, unnie, dia tertidur rupa nya" alasan Seo, mereka pun duduk di ruang keluarga.
"Ada apa unnie?"
"Ini, Jennie hendak memasuki bangku kuliah kan, kami ingin mendengar pendapat mu, dan meminta saran yang terbaik" Jessica mengutarakan niat nya kenapa dia datang bersama Jennie, ketiga nya pun kemudian terlibat obrolan serius.
Jennie setahun lebih tua dari Rio, jadi saat Rio kelas dua belas, Jennie sudah mulai masuk perguruan tinggi di kampus tempat Seo mengajar.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Glasses
Fanfictiontentang Rio yang terjebak dalam situasi mother complex, lalu di pertemukan dengan gadis lugu berkacamata Kim Rosseane