22. Hari H

844 180 32
                                    

Segala keperluan untuk pernikahan Rio dan Rose, keluarga sang mempelai pria lah yang menyiapkan nya, calon pengantin hanya terima beres nya saja, Rose sudah menerima semua syarat yang di ajukan oleh Seohyun, begitu juga Rio, yang merasa sebentar lagi akan bebas dari bayang-bayang sang mama.

Jisoo, satu-satunya keluarga Rose yang hadir menemani sang dongsaeng, meski ia tahu, Rose tak serius menikah, tapi ia ingin memberi nya dukungan.

Rose pun mengenal kan nya pada seluruh keluarga Rio, keluarga Im Yuri, dan sahabat-sahabat Rio, jadi Jisoo juga yang berhak mengantar Rose menyusuri altar.

Kedua pengantin saling bertatapan sejenak sebelum janji suci di ucapkan, Yuri pun tersenyum haru menatap sang keponakan yang akhirnya akan menikah, Jessica juga, ia menahan tangis menatap Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua pengantin saling bertatapan sejenak sebelum janji suci di ucapkan, Yuri pun tersenyum haru menatap sang keponakan yang akhirnya akan menikah, Jessica juga, ia menahan tangis menatap Rio.

Rose tiba-tiba berubah gugup dengan tatapan Rio, jantung nya berdetak lebih cepat, dan hati nya berdesir, nyali nya kembali menciut, ia berasa menjadi seperti Beast dan Rio adalah Belle dalam dongeng Beauty and the Beast, dimana si cantik dan si b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose tiba-tiba berubah gugup dengan tatapan Rio, jantung nya berdetak lebih cepat, dan hati nya berdesir, nyali nya kembali menciut, ia berasa menjadi seperti Beast dan Rio adalah Belle dalam dongeng Beauty and the Beast, dimana si cantik dan si buruk rupa bersanding, Rose merasa tak sebanding bersanding dengan Rio, yang meski tanpa senyum tapi justru itu yang membuat dia semakin menarik dan semakin tampan dimata para wanita.

Janji suci pun di ucapkan, Rio terus menatap Rose, dan gadis itu terus menunduk tak berani membalas tatapan suami nya itu, meski pendeta sudah menyatakan mereka sah sebagai pasangan suami istri dan boleh berciuman, karena Rose tak kunjung mengangkat wajah nya, Rio pun akhirnya hanya mengecup kening sang istri, senyum nya mengembang, meski palsu, karena dalam hati ia akan memanfaatkan status pernikahan ini, bukan karena benar-benar saling mencintai, begitu juga dengan Rose yang hanya menginginkan uang Rio saja.

Seo tak mengijinkan Rio dan Rose berbulan madu, mereka pun akhir nya hanya pulang ke rumah setelah pesta yang di gelar meriah di hotel, karena untuk pertama kali nya, dan seolah memberi tahu rekan-rekan bisnis sang ayah, jika Rio sudah menikah, agar tak ada lagi yang meminta perjodohan.

Di rumah Rio masih mengobrol dengan Yuri dan sang ayah, ia masih memakai jas pengantin nya tadi, dan Seo, diam-diam ia menemui Rose di kamar Rio, gadis itu menatap takjub kamar sang suami yang begitu luas dan mewah.

Di rumah Rio masih mengobrol dengan Yuri dan sang ayah, ia masih memakai jas pengantin nya tadi, dan Seo, diam-diam ia menemui Rose di kamar Rio, gadis itu menatap takjub kamar sang suami yang begitu luas dan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

"M-miss Seo" gugup Rose terkejut dengan kedatangan mertua nya

"Aku ibu mu sekarang Rose, kamu tidak lupa jika telah menikah dengan putra ku kan?" Ujar Seohyun.

"N-ne ma" Rose merasa canggung dengan panggilan nya, Seo pun mendekati Rose, dan memberikan satu botol berisi pil anti hamil.

"Kamu harus minum ini sebelum berhubungan badan dengan Rio" beritahu nya.

Glek

Rose menelan ludah mendengar kata-kata berhubungan badan, ia tentu saja menjadi ketakutan sekarang jika Rio akan menyetubuhi nya nanti.

"Kamu masih akan melanjutkan kuliah kan?" Rose mengangguk.

"Jadi tunda kehamilan mu" alasan Seo.

"Tapi jangan sampai Rio tahu saat kamu meminum pil ini, mengerti?"

"Mengerti ma" Rose menerima obat itu dengan tangan gemetar, Seo pun keluar dari kamar Rio, Rose sudah berganti baju piyama dan siap tidur sekarang, dengan perasaan was-was dan takut, ia bahkan sampai terjengkit saat sang suami memasuki kamar mereka, Rose mencengkeram selimut nya kuat-kuat dan berpura-pura memejamkan matanya, Rio tahu aksi tipu-tipu Rose, tapi ia cuek, membersihkan diri, berganti baju piyama dan menyusul Rose ke atas ranjang, tak ada yang terjadi, Rio tidur dengan pulas, begitu juga dengan Rose yang tadi nya hanya pura-pura tidur, malah jadi tertidur.

Keesokan hari nya, Rio bangun lebih dulu, bersiap hendak ke kantor, dan Rose masih terlelap, mungkin karena saking lelah nya, keluarga Im semua telah bersiap di meja makan, menyantap menu sarapan sebelum mereka mulai beraktivitas.

Rose gelisah, ia mondar-mandir di dalam kamar nya, sudah sejak lima belas menit yang lalu ia terbangun, dan tak mendapati suami nya, ia hendak keluar pun antara malu dan takut.

"Bagaimana ini?" Cemas Rose tak tenang.

"Bodoh kamu Rose, harus nya bangun lebih pagi sebelum suami mu bangun" rutuk nya pada diri sendiri.

"Tak ada pilihan, aku harus tetap keluar" batin nya lagi nyaris menangis.

Rose membuka pintu kamar nya, berharap seluruh penghuni rumah sudah berangkat pergi semua, ia celingukan, takut tiba-tiba ada seseorang yang mengageti nya, dan benar.

"Pagi Rose" sapa Yoong dari meja makan, Seo, Rio, Somi pun langsung menatap ke arah seseorang yang disapa sang ayah, Rose tersenyum canggung, rasanya ia ingin tenggelam saja di samudera.

"P-pagi juga p-papa" balas Rose tergagap sungkan.

"Kemarilah, ayo kita sarapan bersama" ajak Yoong, Rose pun melangkah ragu, menuju meja makan, ia duduk dan mengamati isi meja, dengan kedua tangan yang memainkan ujung baju atasan piyama nya.

"Ayo makan lah Rose" ujar Yoong, Rose tersenyum paksa, lalu melirik piring sang suami yang mengabaikan nya.

"Kamu tidak suka dengan makanan nya?" Tanya Yoong.

"R-rose terbiasa makan nasi pa" jawab nya lirih dengan perasaan takut.

"Oh, sebentar, biar ahjuma siapkan"

"Ahjuma" panggil Yoong

"T-tidak perlu papa, Rose bisa memakan yang ada saja" tentu saja Rose tak enak jika harus merepotkan ahjuma, apalagi dia penghuni baru di rumah itu.

Rose ragu, apakah ia akan mengambil roti panggang atau pancake.

"Pancake lebih enak unnie, di siram dengan sirup ini" Somi memberi Rose masukan.

"Ah, benarkah?" Somi mengangguk, Rose pun mengambil dua lembar pancake dan menyiram nya dengan sirup seperti kata Somi tadi.

"Bagaimana dengan tidur mu Rose?" Tanya Yoong.

"Sangat enak pa, dan maaf Rose bangun kesiangan" jawab nya.

"Tidak apa-apa, papa tahu, suami mu pasti membuat mu terjaga semalaman" goda Yoong terkekeh.

Blush

Rose tertunduk malu dengan godaan mertua nya, tapi tidak dengan Rio yang acuh.

#TBC

Girl With GlassesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang