Chapter 7

7K 549 3
                                    

Jangan lupa vote><

HAPPY READING
________________________________________________
Pagi ku cerah ku
Matahari bersinar
Ku gendong tas ranselku
Di pundak...

Tap, tap, tap

"Good pagi my family," sapa Renna semangat

"Pagi sayang," sahut ibunya

"Tumben mood lo baik," ucap Zico

"Dih, setiap hari mah mood Renna yang cantik ini selalu baik lah,"

"Sudah sudah. Renna, segera duduk dan sarapan," ucap Ayahnya mengakhiri perdebatan kecil itu.

"Baik, my ayahanda,"

Mereka satu keluarga memulai dan mengakhiri sarapan dengan damai. Lalu mulai berpamitan pada ibunda tercinta.

Renna bersama kakaknya pergi ke sekolah menggunakan satu mobil seperti biasa, alasannya karena Renna terlalu malas untuk menyopir sendiri.

"Kalau gitu ayah berangkat ya," pamit sang ayah sambil mencium kening istrinya

"Hati hati sayang,"

Mereka saling melambaikan tangan. Mobil Satya melaju dengan kecepatan sedang, keluar dari gerbang rumah dan langsung berbelok ke kiri, arah kantornya.

"Ok, siap siap dan langsung cus ke pengadilan," gumam Geva menyemangati dirinya.

Setelah beberapa menit, Geva Monica atau ibunya Renna siap dengan pakaiannya. Dia langsung berangkat ke tempat kerjanya. Tinggallah bibi dan satpam yang menjaga rumah.

Renna tiba di sekolah tepat sebelum gerbang ditutup. Sangat sial karena hari ini mereka kena macet di jalan yang membuat mereka terlambat.

Renna dan Zico langsung berlari menuju kelasnya, dan untungnya bu guru belum memasuki kelas.

Braak!

"Hosh...hosh...hosh," nafas Renna tersengal begitu sampai dikelas. Kedatangannya membuat ia menjadi pusat perhatian

Ekhem, biasa kok. Orang terkenal mah dimanapun pasti jadi pusat perhatian-batinnya percaya diri.

Ia langsung membenahi dirinya yang agak berantakan lalu duduk di bangkunya. Mengaca pada ponselnya

Anj*r! Eyeliner gua kayak ubur ubur. Pantes aja mereka semua natap gue dengan aneh. Duh, malu banget

"Pagi anak anak," bu guru memasuki kelas

"Pagi bu," jawab kompak satu kelas

"Baik, sebelum memulai pembelajaran hari ini, kita--,"

"Bu maaf, saya izin ke toilet. Udah gawat," sela Renna yang langsung diperbolehkan oleh gurunya

Dengan segera dan tergesa gesa, Renna keluar dari kelas sambil menutupi mukanya yang kayak badut.

"Ok, kita mulai saja langsung pembelajannya," ucap bu guru

Sementara itu, kita beralih ke toilet perempuan. Renna telah membenahi dirinya menjadi cantik kembali. Namun jujur, ia malu untuk kembali ke kelas walau temannya tak mempedulikan penampilannya.

Ia terus berpikir untuk menentukan keputusannya.

1 menit,...
2 menit....
3 menit...

Krieet....

Pintu terbuka, seorang gadis yang tak asing memasuki toilet. Ia menatap Renna penuh kebencian.

"Kak Renna, gue baik hati mau kasih tahu lo," dia mulai berbicara sambil menunjuk Renna dan menatapnya tajam.

"Siap siap aja, karena pembalasan dari gue akan sampai secepatnya," lanjutnya penun ancaman.

"Hahaha, lo kirim pakek apa? SiCepat Express?," tanya Renna

"Atau jangan jangan gue harus COD?," lanjutnya

Anisa melotot, tangannya terkepal kuat, uratnya kelihatan.

"Duh, jangan melotot gitu lah. Kelebihan dikit bisa copot tuh mata," ejek Renna

Ia segera keluar dari toilet yang ada sampahnya itu, dan sedikit berimajinasi tentang pembalasan yang akan ia dapatkan dari protagonis yang menjadi kesayangannya itu dulu.

Sekitar 3 hari kemudian, di lapangan depan (depan gerbang dan parkiran), para siswa berkumpul. Itu hal yang sedikit membingungkan. Karena tidak ada informasi disuruh berkumpul, dan keadaan saat ini masih pukul 06.30 am, yang artinya masih terlalu pagi buat kumpul.

Sudah 15 menit sejak Renna tiba di sekolah. Ia duduk di bangkunya sendirian, dan menatap seluruh siswa yang masih berada di lapangan.

Huft, ada apaan sih?

Jujur, Renna sedikit penasaran. Ingat, hanya sedikit.

Tiba tiba terdengar teriakan dari para siswi di lapangan itu. Dilanjut dengan suara motor yang berdatangan memasuki gerbang.

4 orang lelaki membuka helm mereka dan disitulah puncak dari para siswi penggemar cogan. 'Kyiiiiiiiiiiii......ginting bingitttttttttt' cibir Renna dalam hati

Renna terus memperhatikan lapangan depan, semua kejadian terlihat jelas di matanya. Di mulai dari salah seorang siswi yang memberanikan diri meminta tanda tangan, lalu siswi yang diam diam memotret mereka berempat, dilanjut dengan guru BK yang mendatangi mereka.

Dalam sekejab kerumunan itu bubar, semua kembali ke kelas masing masing. Dan 4 cowok tampan itu pergi ke ruang kepala sekolah.

Itu saja? Apa sih yang mereka semua pikirkan?

Kita lupakan hal yang barusan dan beralih pada keempat lelaki tadi.

Drezka, nama yang tak asing bagi pembaca novel "my little princess". Mereka adalah tokoh pendukung antagonis. Dan secara langsung, dari satu kalimat itu, kita bisa simpulkan bahwa mereka adalah latar belakang yang mendukung antagonis.

Di dalam novel di ceritakan bahwa bagaimana antagonis bisa semena mena, bahkan setelah ia membunuh protagonis ia hanya mendapat hukuman penjara seumur hidup karena backingannya yang kuat.

'Tokoh yang berkuasa di dunia bawah/gelap, dan menjadi puncaknya," Begitulah kalimat yang digunakan untuk menceritakan tokoh ini.

"Gue Dion Mahardika,"

"Aku Daritsa Agustin,"

Renna menatap kedua siswa yang berdiri didepan memperkenalkan diri. Dan ini adalah adegan dimana Dion and the geng belum  menyukai Daritsa.

Yah, kalau gitu semua akan lancar.
___________________________
Good pagi, siang, sore, malam.

See you

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang