Chapter 22

1.9K 222 2
                                    

Apa yang kamu pilih antara libur dengan jamkos?

Kalau aku, lebih memilih jamkos. Because, jika di rumah itu yang pasti jadi babu. Dan hal kedua yang pasti adalah bosan. Ada satu lagi yang membuat aku tidak memilih libur, karena pasti besok saat masuk akan terasa malas.

Sekian.

"WOY JAMKOS WOY! ADA RAPAT GURU SAMPEK JAM 11 NANTI!," teriak seorang siswa dengan wajah berserinya.

Krik, krik, krik,...

"YEAYY!!," kompak mereka bersenandung ria sambil melakukan hal hal yang mereka suka.

Ke kantin, mabar, ghibah, toilet, selfie, live ig, tidur, dan ada yang malah belajar atau nggak ngerjain tugas.

"Ren, mau kemana?," tanya seorang siswi pada Renna.

"UKS, tidur," jawab Renna sambil melangkahkan kakinya menuju UKS.

Renna berjalan ke UKS dengan wajah lesunya. Pikirannya hanya satu, tidur. Ia tidak memperhatikan sekeliling yang sedang terjadi keributan besar.

Cklek..
Bugg

Renna melayangkan dirinya diatas kasur UKS atau apalah itu, lalu ia memejamkan matanya.

Loading, sedang memasuki alam mimpi.

BRAAK!

OMG, ada apa lagi? Renna hanya ingin tidur mumpung jamkos. Ayolah, dia hanya butuh itu. Tolong kerja samanya.

Terlihat seorang lelaki membopong gadis ala bridal style. Wajahnya pucat pasi, ia terus meringis, dan jangan lupakan air mata yang terus jatuh.

PMR segera datang dan memberikan pertolongan pertama untuk gadis yang tengah merasa kesakitan itu. Ia melilit sebuah lengan yang dibawahnya ada 2 titik atau lubang kecil dengan sedikit darah yang masih tersisa.

Renna berdiri, dan langsung mengambil tindakan membuang racun. Itu berbahaya, tapi dia ahlinya. Ia menyedot dan membuang racun pada sebuah baskom. Keringatnya mulai menetes hingga ia menyelesaikan kegiatannya itu.

"Bawa ke rumah sakit sekarang. Jangan menunda waktu," ucap Renna dengan nada dingin.

"Apa kau baik baik saja?," tanya salah satu PMR itu.

"I'm okay. Urusi gadis itu secepatnya!," perintahnya dengan tegas.

"Siapa namamu?," tanya lelaki yang membopong gadis tadi.

"Erenna Queenzy," jawab Renna lalu ia segera keluar dari UKS menuju mobilnya.

Renna kesal dengan orang orang itu yang lemotnya seperti siput versi 2.0. Pada akhirnya ia menyuruh mereka untuk ke rumah sakit dengan Renna. Ia juga menolak untuk menjadi penumpang, karena pasti mereka akan lama dalam menyopir.

Bagai setan kepanasan, Renna membalap per kendaraan. Dia tidak berhenti sebelum tiba di tempat, karena setiap lampu hijau mau berubah menjadi merah, ia telah melewatinya.

"Bagaimana keadaannya?," tanya seorang lelaki kepada dokter.

"Karena pertolongan pertama yang tepat, dan mendapat perawatan secepatnya, kondisi nona Achelle tidak ada yang perlu di khawatirkan. Sisa sisa racun sudah dikeluarkan, tinggal menunggu nona sadar dan kita bisa melakukan langkah selanjutnya," jelas sang dokter.

"Terimakasih dok,"

"Saya permisi," pamit dokter itu meninggalkan lokasi.

Sementara itu di ruangan lain, Renna sedang meminum sebuah obat berwarna hitam pekat. Setelah menelannya, gadis dengan rambut hitam itu bernafas lega, lalu membaringkan tubuhnya diatas ranjang dan memejamkan matanya.

"Kenapa ceroboh?," tanya seorang lelaki dengan dingin.

Renna hanya menatap datar sekilas lelaki itu. Ia benar benar malas menjawab. Ia ingin istirahat tenang tanpa gangguan atau celotehan yang ia sudah bisa menebaknya.

Lelaki itu, Satya, menghela nafas melihat kelakuan putrinya. Ia duduk di pinggir brankar dan mengelus surai rambut putrinya.

"Kamu tahu girl, papa tidak mau kehilangan lagi. Sudah cukup papa kehilangan Renna asli, jangan sampai papa kehilangan kamu, Henna," ucapnya lembut sambil terus mengelus kepala Renna.

Kita baralih ke sekolah, dengan situasi yang cukup parah. Berita salah seorang siswi yang dipatok ular tersebar luas. Para guru penjaga memulangkan siswa dan melakukan pencarian penuh tentang ular itu. Jangan sampai anak anak takut dan tidak mau masuk sekolah dengan alasan 'ada ular. Takut di patok'

"Bos mana?," tanya Dea dengan khawatir karena mereka tidak melihat Renna dimanapun.

"Tadi ada yang bilang bahwa bos ke UKS buat tidur. Tapi pas Ani check udah nggak ada orang," jelas Ani.

"Tanya PMR!," usul Dira yang diangguki mereka semua.

Back to Renna yang tengah melihat gadis yang sedang terbaring diatas brankar rumah sakit. Wajahnya tidak sepucat tadi, tak ada air mata yang keluar, juga ringisan kesakitan.

'Achelle Berliana' gumam Renna pelan.

Eungghh..

Lenguhan dari gadis itu membuat semua atensi tertuju padanya. Perlahan matanya terbuka, sambil mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya.

"A..ir," ucap gadis itu lirih.

Renna hanya diam melihat lelaki yang tengah membantu gadis itu minum dengan memegang gelasnya.

"Achelle, bilang terimakasih ke kak Renna," ucap lelaki itu.

"Makasih kak," ucap gadis itu.

"You're welcome," jawab Renna tak mengalihkan pandangannya dari gadis itu.

"Namaku Achelle Berliana, dia kakakku, Rayan Satriya,"

"Erenna Queenzy,"

Mereka berbincang cukup lama hingga sepasang kekasih paruh baya datang dengan seranjang buah di tangan mereka.

"Papa, mama," teriak Achelle sambil memeluk keduanya.

"Terimakasih ya nak Renna. Saya sudah mendengar semua dari Rayan. Apakah kamu baik baik saja? Menyedot racun menggunakan mulut itu hal yang berbahaya," ucap yang perempuan.

"Sama sama tante. Anda jangan khawatirkan saya, saya baik baik saja," jawab Renna dengan senyum manis.

"Sekali lagi terimakasih. Apa yang kamu inginkan untuk membayarnya?," tanyanya.

"Saya tidak perlu uang. Tapi saya membutuhkan sesuatu dari anda, tuan Andrian," ucap Renna

"Haha, kamu sudah tahu aku ya? Baik baik, apa yang kamu inginkan?," tanya pria paruh baya yang memiliki nama Andrian itu.

"Bukan hal yang bisa dibicarakan disini. Apakah saya bisa membuat janji pribadi dengan anda?," tanya Renna dengan datarnya.

"Baiklah, ini kartu namaku. Jadwalku longgar hari ini jam 10 malam, dan besok jam 8 pagi," ucap Andrian.

"Terimakasih tuan. Kalau begitu saya permisi. Get well soon, Achelle," Renna berjalan keluar dari ruangan VIP itu. Ia memilih pulang ke rumah dan beristirahat segera. Meskipun ia sudah mengeluarkan racun yang tertinggal, efeknya masih terasa.

"Siapa gadis itu boy?," tanya Andrian pada putranya.

"Erenna Queenzy Antara. Dia cukup terkenal di sekolah. Dan akhir akhir ini ia sedikit misterius," jawab Rayan.

"Maksud kamu?," tanya ibunya.

"Entahlah. Terkadang dia selalu berada di belakang sekolah dan melakukan panggilan diam diam,"

"Lah, bukannya kamu baru kenal? Kamu stalker?," tanya Andrian.

"Gak sengaja lihat," jawab Rayan dengan kesal.

●○●○●○●○●○●○

Sorry guys, akhir akhir ini banyak kegiatan jadi lupa update. Eh sama lagi kecanduan baca daripada bikin, gak ada ide, wkwk

See you next time

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang