Setelah kejadian tadi, teman teman Renna pun tahu seberapa kaya temannya itu. Mereka benar benar tak menyangka Renna adalah putri keluarga Antara yang sangat terkenal dalam dunia bisnis. Yang bikin aneh sebenarnya adalah leletnya mereka menyadari marga temannya ini dan kejanggalan yang sering terjadi di sekolah. Yah, agak mirip siput 2.0.
"Bos traktir dong," pinta Dea dengan wajah memelas.
Yah ini, mereka menjadi lebih berani meminta sesuatu kepada Renna tanpa takut sang empu marah. Jujur, Renna memang tak mempermasalahkan hal ini. Dia akan mendapatkan sesuatu dari hal ini.
"Nih," Renna menyerahkan uang merah sebanyak 2 lembar. "pesen buat yang lain juga," sambungnya.
Dea beranjak pergi dengan wajah sumringah sambil menarik tangan Ani dan Vera. Mereka berjalan ke arah stan makanan.
"Gue ke toilet bentar," Risa beranjak pergi.
"Ren, gue pengen lo jelasin semua pembicaraan lo dengan cowok kemarin. Semua, tanpa terkecuali," ucap Dira
Renna menatap wajah temannya itu, "I can't, for now. Dan jika bisa, tidak akan semua. It's privacy," jawab Renna dengan suara rendah.
"When?,"
"Until I can accept everything,"
Mereka diam hingga kedatangan dua orang gadis yang sudah lama tidak mereka lihat muncul. Anehnya dua gadis itu bisa bersamaan, sangat akrab. Gadis itu adalah Sasa dan Daritsa. Kalau kalian lupa Sasa adalah murid baru yang muncul bersama Dion sedangkan Daritsa adalah tokoh antagonis.
"Sejak kapan mereka barengan?," tanya Dira.
"Lo tanya gue, gue tanya siapa? Lagian udah beberapa hari atau minggu terakhir mereka gak nongol kayak debu," jawab Renna.
"Hallo kakak kakak tercintahh, makanan datang," Dea datang dengan makanan dan minuman serta suara toa nya.
Renna dan temannya memakan makanan itu dengan tenang. Mereka melupakan sejenak masalah yang sedang masing masing mereka tanggung.
Byurr....
"Lama tidak berjumpa, Erenna," sapa Daritsa dengan menuangkan segelas air dari atas kepala Renna.
"Ohisashiburidesu," jawab Renna dengan santai sambil menata rambutnya yang basah.
Daritsa maju selangkah dan berbisik tepat di telinga Renna. "Kayaknya lo bahagia banget akhir akhir ini,"
Renna menatap Daritsa dengan senyum tipis. "Siapa yang mengatakan berita tidak benar itu? Lo tahu, belakangan ini masalah gue bertambah. Gak ada buat bahagia," jelas Renna.
Melihat Renna yang menanggapinya dengan tenang membuat Daritsa terpancing sedikit emosinya. Ia mulai mengangkat tangan, tapi seorang laki laki di belakangnya menahannya.
"Tahan amarah lo," bisik laki laki tersebut.
Renna tergelak melihat wajah lelaki itu. Tidak mungkin kan? Dia benar benar mirip 'dia'
"Ah, anda adalah nona Erenna ya? Maafkan sepupu saya. Dia sering berbuat onar dan menyusahkan anda," ucap laki laki itu sambil tersenyum manis.
"Saya kakak sepupunya, murid baru kelas 12 ipa 1. Rizal Framp," Rizal menjulurkan tangannya
Renna menyeringai tipis. Ia menggerakkan tangannya untuk menjabat tangan Rizal, namun tangannya ditepis, digantikan tangan Dion yang menjabat tangan Rizal.
"Ah, anda pacarnya ya? Maafkan saya," ucap Rizal sambil melepaskan jabatan tangan.
Dion menatap datar cowok itu lalu menarik tangan Renna menjauh dari kantin. Ia membawa gadisnya ke UKS.
"Ini menarik sekali," gumam Rizal pelan.
"Jangan rusak rencana gue, Rizal. Hentikan saja pikiran licik lo itu," peringat Daritsa
"Dia gak sebodoh seperti yang lo pikirkan," tambahnya.
Rizal menyeringai tipis mendengar hal itu. Otak liciknya mulai berputar menyusun rencana. Entah bagaimana ending yang diinginkan anak ini, kita ikuti alur saja.
UKS
"Dion, ini cuma luka bakar. Kenapa lo buntel nih tangan gue kayak patah tulang? Gak separah itu loh," protes Renna tertekan melihat balutan lukanya yang sangat tebal, bahkan hingga 20 lapisan.
"Biar cepet sembuh," jawab Dion terus fokus melilit tangan Renna.
"Y-ya tapi nggak seberlebihan ini. Kurangi ok?," pinta Renna dengan puppy eyes yang nyatanya gak berhasil.
Renna memasang wajah memelas. "Please ya sayang," sepertinya berhasil. Dion menghentikan aktifitasnya ketika mendengar sebuah panggilan mesra dari mulut Renna.
"Oke. Tapi cium gue dulu,"
Renna sedikit ragu, sebelum akhirnya mencium kedua pipi Dion dengan bibir kenyalnya, membuat sang empu tersenyum tipis. Dion langsung mengurangi balutan di tangan Renna menjadi 10 balutan lalu mengikatnya.
Renna menghela nafas pelan. 10 masih banyak untuk luka bakar yang hanya beberapa senti diameternya.
Ya sudahlah, syukuri apa yang ada. Hidup adalah anugrah.
○●○●
Renna memasang wajah serius membaca soal di depannya. Bukannya bodoh, tapi ya sedikit terjebak atau gimana entahlah.
"Dion. Ini gimana sih? Apk nya error atau apa sih??," Dion mengangkat sebelah alisnya.
"Ya gini. Rara dan Budi adalah kakak beradik. Ketika Rara berusia 7 tahun, Budi berusia 10 tahun. Jika umur Budi saat ini 100 tahun, berapa umur Rara 5 tahun lalu??," ucap Renna membaca soal.
"Hitung sendiri. Soal anak TK," jawab Dion dengan wajah malas.
"TK mana dapat soal kayak gini??," protes Renna tak terima.
"Selisihnya berapa?," tanya Dion.
"Hah?," Renna lag sesaat. "Oh, 3 tahun," jawab Renna
"Umur Budi saat ini?,"
"100 tahun,"
"5 tahun yang lalu?,"
"95 tahun,"
"Kalau gitu Rara?,"
"92 tahun,"
"Nah itu bisa,"
Renna mengangguk paham. Ia mulai menulis jawaban dengan caranya kalau tidak nilainya akan berkurang.
"Budi sekarang umur 100 tahun. Kok gak ada di sosmed atau TV ya? Biasanya orang yang umurnya panjang katak Budi masuk berita," ucap Renna bingung.
"Cari sono sampek ketemu," sahut Dion dengan nada ketus.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tokoh Utama [HIATUS]
Teen FictionTokoh figuran dari novel "my little princess" memiliki harta dan kekuasaan melebihi protagonis dan antagonis. Anak kedua dari pasangan CEO dan hakim itu adalah tipe mudah dihasut. Dia dengan mudah mengiyakan permintaan orang lain. "Gue minta uang do...