Chapter 13

4.4K 428 6
                                    

Assalamu'alaikum

Malming pada ngapain nih?

Rebahan atau jalan ama ayank? Wkwkwkwk

Okelah, skip langsung ke cerita

-------------------------
HAPPY READING

Ruang BK adalah tempat yang menyebalkan bagi anak anak bermasalah. Atau sebagian juga menganggap tempat yang menakutkan. Tapi kenawhy? Keluar masuk BK, gue mah sering. Ngumpulin tugas sih, hehe><

Untuk Renna sendiri, dia tidak mempermasalahkan apapun jika sampai dipanggil masuk ke ruang BK karena perbuatannya.

"Erenna Queenzy Antara! Kamu itu ya! Dulu kamu anak baik baik! Kenapa sekarang bisa seperti ini?! Memukuli teman hingga tulang lengannya retak!! Apa yang kamu pikirkan?!," bentak pak Jojo.

Sedangkan di sisi lain, Daritsa dan temannya memperlihatkan sisi menyedihkan. Mereka seakan lupa apa yang pernah mereka lakukan.

"Oh ya? Masa sih cuma retak? Padahal saya berharap patah sekalian, biar gak gangguin siswa yang diam," ucap Renna dengan santainya. Bahkan ia melipat tangannya di depan dada.

"Ren! Gue salah apasih?! Gue gak ngapa ngapain lo tapi kenapa lo gangguin kami!," ucap Daritsa sedikit teriak dan serak, memperlihatkan dirinya yang lemah.

"Pft-haha,"

"Ini seriusan lo Sa? Gue gak salah denger kan? Kemarin aja lo tertawa kemenangan, tapi sekarang lo nangis? Gak punya harga diri ya?," ejek Renna tanpa memperdulikan pak Jojo.

"Lo--," Daritsa termakan emosi. Ia sampai menunjuk Renna dengan jelas tanpa merasakan sakit, padahal minimal ia harus merasakan sakit, jika beneran retak pada tulangnya. Ia bahkan bisa menggerakkan lengannya secara bebas.

Melihat bos mereka yang termakan emosi, anak buahnya langsung menegur. "Bos, tangan lo," ucap salah satunya.

"Kenapa tangan gue? Memang anak ini harus diberi pelajaran," jawab Daritsa dengan cerobohnya.

Ekhem!

Renna menahan tawa dan memberikan senyum penuh ejekan pada Daritsa yang sedang gugup setengah mati mencari alasan tepat.

"Jadi Daritsa, bisa jelaskan?," bukan pak Jojo, melainkan pak Herman. Ia menampakkan diri pada waktu yang tepat.

"Wah, akting lo buruk banget. Gitu aja lo udah sombong selangit," ucap Renna sambil terus bertepuk tangan pelan.

"Maaf Renna atas kesalahpahaman ini. Sebagai bentuk permintaan maaf, kamu bisa menentukan hukuman untuk Daritsa dan yang lain," ucap pak Herman. Emang the best sih. Like banyak banyak buat pak Herman.

"Oiya pak, saya belum menunjukkan sesuatu,"

Renna membuka handphonenya, menampilkan video dimana Daritsa dan temannya membully Renna. Dan dapat terlihat wajah senang Daritsa, berbeda dengan sekarang yang merah padam.

"DARITSA!!," teriak pak Jojo. Ia sungguh tak habis pikir dengan siswi satu ini, banyak sekali tipu dayanya.

"Untuk yang ini, tolong bapak skor saja setelah mereka melaksakanan hukuman dari saya," ucap Renna yang diangguki oleh kedua guru BK tersebut.

--o0o--

Siang ini matahari sangat panas, padahal tadi pagi mendung. Terlihat 3 orang yang sedang membersihkan tempat sampah di belakang, yang sampahnya sendiri memang waktunya dibakar.

Mereka bertiga adalah Daritsa dan anak buahnya. Mereka harus memersihkan area sekita yang berserakan dengan sampah, serta membakar sampah tersebut. Yang tentu saja itu adalah hal yang amat sangat tidak mungkin bagi mereka.

"Semangat ya say, habis ini harus bersihin gudang belakang loh," ucap Renna sambil meminum es degan.

"Tunggu pembalasan gue Erenna!," gumam Daritsa penuh kebencian.

Setelah menyelesaikan menyapu area sekitar tempat sampah, mereka mulai membakar sampah sampah itu.

"Uhuk! Uhuk! Ini apaan sih?! Hitam semua seragam gue!!," protes Daritsa

Mereka semua membakar sambil batuk batuk karena api tak kunjung nyala, malah hanya ada asap membuat seragam mereka bau.

Akhirnya setelah sekian lama mereka berhasil menghidupkan apinya. Kobaran api kecil dan asap hitam mengepul dan keluar lewat cerobong.

Namun tentu tak berakhir begitu saja, wajah mereka hitam seperti memakai bedak dari arang. Hahaha, mereka sangat lucu. Apalagi melihat ekspresi mereka yang sudah sangat kesal. Atau bisa dibilang, menyenangkan sekaligus membosankan?

"Ok, sampah selesai. Sekarang lanjut ke gudang," ucap Renna sambil berjalan menuju gudang.

"Kalian bereskan sampai rapi. Jangan main main atau hukuman kalian akan bertambah," ancam Renna.

Ketiga orang itu segera masuk ke dalam gudang yang banyak debunya itu. Memang sudah cukup lama sejak terakhir dibersihkan, ya begitulah kondisinya saat ini.

Bel istirahat berbunyi, semua menuju kantin. Dan kebetulan, salah satu jalan menuju kantin, serta yang paling banyak dilewati adalah jalan didepan gudang itu.

Semua siswa yang lewat tak mengalihkan perhatian mereka dari tiga orang yang ribut sendiri membersihkan gudang. Gelak tawa juga terdengar sayup sayup. Mereka tak seberani itu menertawakan secara langsung.

"Wah, main gak ngajak lo," ucap Risa.

"Bukan main, ini tugas dari pak Herman," jawab Renna.

Angel duduk didepan gudang sambil memakan makanan ringan. Sekali, dua kali, tiga kali, mereka menertawakan ketiga orang itu.

Setelah cukup lama, akhirnya mereka menyelesaikan gudang. Renna tidak berekspresi apapun, tidak ada rasa puas ataupun kecewa. Dia hanya tersenyum kecil, mirip senyum menyemangati dan mengasihani.

"Kalau gitu kalian bisa menghadap pak Herman. Thanks kerja keras kalian. Bye," ucap Renna sambil meninggalkan antagonis dan anteknya itu.

Renna berjalan santai memasuki kelas. Ia tidak merasa gugup karena meninggalkan 5 jam pelajaran.

"Permisi," ucapnya sambil berjalan ke arah gurunya.

"Renna, kenapa baru masuk? Saya dengar juga, kamu tidak mengikuti 5 jam pelajaran. Apa alasan kamu?," tanya bu Asih dengan lembut sedikit tegas.

"Sepertinya ibu bisa tanya pada pak Herman. Tadi saya dapat tugas dari pak Herman," jawab Renna.

"Baiklah, kamu kerjakan soal ini dulu baru duduk,"

Renna dengan cepat menyelesaikan soal di papan tulis yang baru saja dijelaskan oleh bu Asih. Mereka semua dibuat takjub oleh jawabannya. Bagaimanapun, Renna tidak mengikuti pelajaran dari mapel pertama.

Renna duduk dibangkunya tanpa memperdulikan laki laki yang menatapnya saat ini. Namun berbeda dari sebelumnya, tatapannya lebih lembut.

Siapa lo, Erenna?

______________________________________
GIMANA DENGAN CHAPTER KALI INI?

Maaf kalau kurang bagus karena otak saya macet. Gak ada ide. Bingung nulis apa dan gimana. Kalau gak nulis gak bisa up. Trus nanti pembacanya hilang.

Wkwkwkwk, malah ngungkapin isi hati.

Okelah, see you next time

Sekedar informasi, tapi sepertinya untuk seterusnya update tidak secepat sebelumnya. Atau bisa dikatakan lebih lama.

Bye bye

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang