Chapter 25

1.3K 125 4
                                    

Bugh!
Bugh!
Pranggg!!!
Ctarr!!
Wiiiiiiiii.....duarrrrr!!!!

"Woi ngapain lo malah nyalain petasan?! Ini lagi cari cara kabur bego" ucap Risa dengan nada tak biasa kepada Renna

"Ya karena itu. Biar perhatian mereka teralih," jawab Renna sambil mengarahkan petasan itu pada musuhnya.

Dirasa ada celah, Renna langsung menarik Dira dan Risa melarikan diri dari orang orang jahat itu. Mereka bersembunyi di atas pohon mangga dengan sangat terpaksa.

"Ngapain diatas pohon Ren? Kan bisa langsung masuk mobil," ucap Risa lirih.

"Gue gak kepikiran. Ada pohon mangga besar ya gue pikir itu tempat sembunyi yang the best. Udah lo diam aja deh,"

Dira hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu. Dia tidak protes apapun karena dia cukup mahir memanjat pohon-pengalaman masa kecil sering nyolong mangga tetangga. Dan yang diakui diam diam oleh gadis ini adalah, kedua temannya memang sama sama bego.

1 menit, 15 menit, 30 menit, akhirnya orang orang jahat itu pergi. Lapangan masih berantakan, dan jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

"WOI! GIMANA CARANYA TURUN?!!!," teriak Renna dari atas pohon. Memang benar, hanya tinggal Renna yang berada di atas pohon, sedangkan Risa dan Dira sudah turun.

"Bisa naik gak bisa turun," cibir Risa lirih.

"HUAAAA....GIMANA CARANYA GUE TURUN…?," tangisnya semakin menggelegar.

"Woi diem anjir! Malu maluin tahu gak?!," bentak Risa dari bawah.

"Gimana nih Dir?," tanya Risa

"Gue udah telpon Dion. Bentar lagi sampai," jawab Dira tenang sambil mengunyah mangga yang ia petik langsung dari sumbernya.

"Mangga sape tuh?,"

"Orang,"

Tak berapa lama terdengar deruman motor yang berhenti tepat di depan pohon mangga. Dion langsung melepas helm nya dan turun, menatap tak percaya pada seorang gadis yang tengah duduk santai memakan mangga diatas pohon yang bisa dibilang cukup tinggi.

"Hai ayang," sapa Renna ramah dengan suara sedikit berbeda akibat menangis cukup lama.

"Ngapain disitu?," tanya Dion tertekan

"Tadi sembunyi, sekarang mau turun tapi gak bisaa," adunya dengan manja

"Lompat, gue tangkap,"

"Gak beraniiiii,"

"Lompat atau lo disitu terus,"

Dengan ragu Renna melompat dan langsung ditangkap Dion dengan mudahnya. Renna mendekap Dion erat dengan tubuh bergetar, matanya masih terus mengalirkan air mata, hidungnya naik turun menghalau ingusnya keluar.

"Dion, titip Renna. Gue sama Risa balik duluan," ucap Dira sambil melenggang pergi. Dion menggangguk sebagai jawaban lalu mendudukkan Renna di jok belakangnya. Ia memakaikan helm untuk Renna lalu menyeka air mata menggunakan ibu jarinya.

Dion mengantarkan Renna pulang ke rumah dengan selamat. Ia langsung pamit karena tidak baik larut malam malah bertamu dan mengganggu istirahat orang lain. Tidak lupa ia menyentil dahi Renna pelan tanpa mengucap sepatah katapun.

"HALO KHALAYAK RAMAI, RENNA YANG CANTIK UDAH BALIK," teriak Renna begitu membuka pintu rumah.

"Bagus ya baru pulang, udah berani sekarang hm?," ucap Satya dengan suara mencengkam.

"Anu, tadi, itu, eum, apa, aduh lupa. Kok malah gugup gini sih gue,"

"Renna sayang, itu mangga dapat darimana?," tanya Geva lembut

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang