Chapter 8

6.4K 561 8
                                    

Halo, gimana kabarnya?

Udah mulai bingung alur, usahain tetep jalan

-HAPPY READING-
_

______________________________________
"Eh, dimana bu bos, kak Dira, sama Risa?," tanya Erena

"Perpus, cari buku untuk resum," jawab Vera

"Oh. Btw, kalian ngrasa gak sih kalau bu bos agak berbeda? Dulu dia emang mendominasi, tapi sekarang lebih ke memang seharusnya,"

"Gue paham apa yang lo maksud. Tapi mungkin memang kayak gitu? Kita udah hampir setahun gak ketemu dia," jawab Vera

"Tapi--,"

"Hilangkan pikiran aneh mu. Camkan satu hal, Erenna Queenzy Antara adalah ketua dari Angel. Itu saja dan tak usah pedulikan hal lain,"

Beralih ke perpustakaan, tempat paling tenang dan nyaman, dengan buku buku bervariasi dan bau khas dari buku baru menyerbak satu ruangan.

"Mana sih bukunya?,"

"Ngapain juga sih bu Endang ngeharusin pakek buku perpus, padahal bisa beli," gerutu Risa sambil menggerakkan tangannya untuk mencari buku yang dimaksud.

"Yes, ketemu,"

"Gue juga,"

Dira dan Renna menemukan buku yang dimaksud bersamaan, dan tinggallah Risa yang masih mencari cari sambil menggerutu.

1 menit...
2 menit...
....
15 menit..

Kring...

Bel masuk berbunyi, dan Risa masih belum mendapatkan buku yang ia cari.

"Dahlah, bodo. Gue beli aja entar di Sh*pee, mumpung ada promo," ucap Risa

"Holkay kok promo," ejek Dira

"Bodo, lagian siapa juga yang nglewatin promonya Sh*pee. Kan promonya gak tanggung tanggung," jawab Risa

"Malah ngiklan,"

Tanpa melanjutkan pembicaraan, mereka kembali ke kelas masing masing.

Pembelajaran berlangsung seperti biasa, tanpa ada hambatan apapun.

Lalu istirahat kedua, sedikit berbeda dari biasanya, karena cogan pindahan kemarin yang membuat para wanita bergumam dan berkhayal berlebih. Intinya mereka membuat wanita yang agak tenang menjadi ribut.

"Bos, cewek yang lo tabrak kemarin manis juga ya. Gak ada niatan jadiin dia ratu Drezka?," ucap Fio, anggota Drezka

"Bener tuh, daripada lo di deketin si Daritsa itu," tambah Kenzo, anggota Drezka

Mereka terus membicarakan cewek yang cocok untuk bos-nya.

"Anu...kak, bisa minta tolong?," tanya seorang gadis pada Renna

"Ada apa?,"

"Itu..bilang ke kakak kakak itu (Drezka), mereka di suruh nemuin pak kepala sekolah," jawab gadis itu

"Kenapa harus gue?," tanya Renna

"Menurutku, kak Renna bisa berani mengatakannya dengan tegas dan sempurna," ucapnya.

Tegas dan sempurna? Apa image gue di kelas 10 bener bener bagus ya? Senior yang memiliki harga diri, tegas, tidak menye menye dan tidak munafik. Batin Renna penuh kebanggaan

"Ok," lanjutnya

"Makasih kak,"

Renna lalu berdiri dan menghampiri meja Drezka. Ia menatap mereka semua dengan biasa layaknya tatapan pada yang lain.

"Kalian disuruh menemui kepala sekolah sekarang," ucapnya dengan jelas.

Setelah merasa ucapannya terdengar jelas, Renna segera melangkahkan kaki menjauh tanpa menghilangkan tatapan biasanya itu.

Sedangkan Drezka, mereka merasa aneh dengan gadis barusan. Biasanya seorang gadis akan langsung salting, gugup, atau bahkan membuat image dirinya menjadi sebaik mungkin. Tapi gadis barusan tidak.

"Tunggu. Kenapa lo biasa aja?," tanya Fio menghentikan langkah Renna

"Ha? Apa maksudnya?,"

"Ya biasanya cewek lain akan melakukan hal hal untuk membuat image-nya baik didepan kita. Tapi kenapa lo tidak?," jelasnya

"Pfft- sorry sorry. Jadi maksud lo gue harus buat image baik di depan kalian?," ucap Renna mencoba menyambungkan pembicaraan, yang diangguki oleh Fio.

"Ngapain? Gue kenal kalian aja nggak, dan gue juga gak ngrasa kalian setampan itu sehingga mengharuskanku membuat image baik. Dahlah, kurangin tuh kepedean, tingkatkan good looking mu nak," lanjutnya sambil pergi.

"Aneh," gumam Kenzo

Hah, gue gak setampan itu? Gue pengen tahu standar dari gadis itu. Batin Dion, ketua Drezka

"Ren, mereka lumayan loh. Mengingat anda yang jomblo, ukuran kayak mereka udah standar lo kan? Gue denger juga, mereka kaya," bisik Risa.

"Oh kalau itu, pikir nanti," Jawab Renna. "Tapi gue juga gak akan biarin mereka suka sama Anisa," gumamnya.

Bel berbunyi, kantin sepi menyisakan staff yang sedang merapikan dagangan mereka. Karena setiap jam istirahat semua siswa tidak terkendalikan, akhirnya membuat beberapa tempat berantakan. Huft, mereka bagai hewan liar.

Biasanya akan ada 1, 2, 3, 4,...

Ekhem, akan ada siswa yang membolos dan ke kantin. Tapi entah apa yang terjadi, hari ini tidak ada yang ke kantin saat jam pelajaran. Itu cukup membahagiakan.

"Mbak, gak ada siswa yang bolos kan?," tanya Pak Herman, guru BK yang paling galak. Biasanya pak Herman lebih ke berpatroli mengawasi lingkungan dikarenakan siswa SMA itu yang terkadang di luar batas.

"Gak ada pak," jawab staff itu

Pantes aja gak ada yang bolos kesini, ada pak Herman. Hish dia mah, nakutin siswa, padahal kalau bolos saat jam pelajaran mereka buang uang lebih banyak. Batin staff itu

Sementara itu di rooftop, 8 orang lelaki yang membentuk dua kubu. Mereka adalah Drezka dan Rafloza, dua kelompok atau geng yang dalam cerita pendukung protagonis wanita sepenuhnya, setiap anggota menyimpan perasaan mereka, memendamnya sedalam mungkin dan merelakan protagonis wanita dengan protagonis pria.

Rafloza telah kembali, dengan anggota yang berkurang karena mereka mengeluarkan protagonis pria. Dan saat ini, mereka berdelapan membolos.

Entah apa yang terjadi, mereka mengeluarkan aura tidak bersahabat. Tatapan tajam, perkataan menusuk, bahkan mereka siap kapan saja baku hantam. Aura persaingan.

Dreeeeeettt....

Pintu rooftop tergeser. Mereka langsung mengalihkan atensi pada gadis yang sedang menatap mereka dengan aneh.

Gadis cantik yang tak menilai ketampanan delapan orang ini, gadis yang tak ada takut-takutnya, gadis yang berbeda dari yang lain.

Mereka seketika lupa dengan apa yang barusan ingin mereka lakukan dan hanya menatap gadis di depannya yang mulai tersenyum.

"Pak, ada 8 siswa yang membolos," ucapnya dengan sedikit berteriak tanpa melunturkan senyumannya.

Dan pak Herman muncul, dengan rotan ditangannya.

"Terimakasih Renna, kamu bisa kembali atau ikut menonton?,"

"Tentu saja ikut menonton. Tidak mungkin saya akan melewatkan kejadian ini,"

Mereka satu kesatuan
____________
Guys, jangan lupa vote yaaa

Bye, bye

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang