Chapter 23

1.8K 195 3
                                    

Gila! Kok panas banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gila! Kok panas banget...

Padahal AC nyala, suhunya juga rendah. Kok bisa panas? Mana pusing banget lagi.

"Mama! Mama! Panas banget mah!," teriak Renna.

Geva memasuki kamar putrinya, melihat putrinya yang sedang berbaring dengan posisi tak nyaman. Kakinya terus terusan menendang selimut yang berada di ujung kasur.

"Kamu kenapa sayang?," tanya Geva sambil mengecheck suhu putrinya.

Mata Geva melotot kaget, suhu Renna 38.9° celcius. Ia langsung mengambil air hangat sebaskom dengan handuk kecil.

"Ma...panas..Renna gak kuat," rengek Renna sambil menitikkan air mata.

"Kita ke rumah sakit. Kamu tunggu sebentar ya," Geva langsung menelepon Satya.

...

Renna terbangun di sebuah ruangan bernuansa putih. Apakah itu bisa disebut ruangan? Namun itu luas sekali. Kalau bumi ada bangunan, langit, tanah, pohon, tapi ini hanya ada warna putih.

Renna berdiri dan mulai berjalan menyusuri. Ia tak tahu utara selatan. Angin berhembus pelan, bukan, tapi sesuatu yang hangat.

Tap

Seolah sebuah tombol rahasia, kaki kanan Renna membuat sebuah pola. Dan seketika dunia putih itu berubah menjadi hitam.

Buuk!

Renna jatuh, kepalanya sangat sakit hingga mau meledak. Renna meringkuk sambil terus memegang kepalanya. Ia memukul kepalanya secara terus menerus, berharap rasa sakit itu hilang, tapi justru bertambah sakit.

"Aargghhhh…!!," teriak Renna masih dalam kondisi yang sama.

Kini hidungnya mengeluarkan darah, Renna terbatuk batuk dan saat melihat tangannya, nampak jelas sebuah darah.

Renna tak memerdulikan darah itu, gadis itu tetap memukul mukul kepalanya, air matanya jatuh, ia terus meringis, berteriak dan bergumam meminta tolong.

Kita beralih ke seorang gadis yang tengah terbaring diatas kasur queen size dengan tangan diinfus, hidungnya dipasang sebuah selang, matanya terpejam. Ya gadis itu adalah Renna.

Lalu tiba tiba gadis itu kejang kejang. Hidungnya mengeluarkan darah, membuat kedua orang tuanya panik.

Sang dokter langsung datang dan mengambil langkah yang terbaik untuk gadis itu. Ia menyuruh kedua orang tua Renna keluar, yang tentu saja langsung diangguki oleh keduanya.

Tiiiiiiiiiiiiitttttttt------------

Suara itu membuat sang dokter menghela nafas kecewa, tangannya terulur mencabut infus dan selang yang terpasang, lalu meletakkan kedua tangan milik gadis itu diatas perut. Ia keluar, menatap pasangan paruh baya yang tengah khawatir itu. Lalu menarik nafas panjang, dan membuangnya.

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang