Chapter 14

4.2K 380 12
                                        

Assalamu 'Alaikum
________________________
"Halo, babe," sapa seorang lelaki

"Apa yang lo lakuin disini?," tanya gadis di depannya

"Kangen ama lo, Eren," jawabnya dengan wajah menggoda.

"Don't joke, Vier. Katakan apa tujuan lo di sini,"

"Ah lu mah gak asik, masa teman masa kecilnya datang malah gak nyapa balik?,"

Gadis itu menatap tajam pada lelaki didepannya.

"Dendam gue udah selesai. Gue cuma mau menikmati hidup," ucap lelaki itu dengan senyum tipis.

"Are you serious? Gue tahu bagaimana dendam lo dengan dia,"

"Gue serius. Jadi mulai sekarang gue akan nglindungi lo, seperti janji gue,"

"Terserah,"

--o0o--

Pagi ini, pukul 7 kurang lima belas menit. Erenna membuat geger satu sekolah karena kedatangannya dengan cowok tampan.

Mereka yang mendengar bahwa akan ada murid baru langsung tahu bahwa cowok itu adalah orangnya. Dan sekarang, masalahnya hanyalah, apa hubungannya dengan Erenna Queenzy Antara yang sedang populer akhir akhir ini?

Setelah kedatangan Renna dengan Xavier, berita dan isu mulai tersebar di seluruh SMA Garuda.

"Lo, ama tuh murid baru gak pacaran? Lo bohong sama kita?," tanya Dira menyelidik.

"Gue gak bohong. Dia temen gue saat kecil. Dan entah kenapa tiba tiba sekarang ia muncul," jawab Renna jengah

"Lo benci gak sama dia? Katanya kalau benci lama lama akan suka," ucap Dea

"Gak, gue gak benci juga gak suka. Malah gue lupa kalo dia itu pernah jadi temen gue,"

"Buseett...gak berperasaan banget lo Ren. Masa temen sendiri di lupain?," sekarang giliran Risa yang berbicara.

"Ya tapi itu kenyataannya. Gue gak ada rasa apapun, baik suka, benci, nyaman, atau sebagai teman," ucap Renna dengan gumaman pada kalimat terakhir

"Ngomongin apa ini? Kok Ani gak diajak?," tanya Ani datang dengan boneka beruang di pelukannya.

"Dapat darimana tuh boneka?," tanya Erena.

"Ini boneka bear dapat dari my bunny bunny sweet~," jawab Ani sambil mengelus bonekanya

"Bunny bunny sweet? Apaaan tuh? Bukan bittersweet?,"

"Ih, bunny bunny sweet tuh dear nya Ani," jawab Ani dengan kesal.

"Dear? WOI, LO PUNYA PACAR?!,"

"Santai woi! Budeg nih kuping," keluh Dea.

"Lo pacaran ama siapa?," tanya Risa

"Ani itu ama dear angga,"

"Hah? Siapa tuh bocah?,"

"Ani, putusin tuh anak sekarang," ucap Dea

"Ih kok disuruh putus? Orang baru pacaran 18 jam yang lalu~,"

Huft, mereka semua menghela nafas bersama. Sungguh, masalah apa lagi kali ini. Bisa bisa mereka akan di smackdown kakaknya Ani kalau gini.

--o0o--

"RENNA PULANG," teriak Renna begitu memasuki mansionnya.

"Tumben gak ada yang nyahut," gumam Renna. Biasanya memang akan ada minimal pelayan yang nyambut.

Renna tak ambil pusing, ia segera menaiki tangga menuju kamarnya.

Di tengah perjalanan, Renna mendengar sayup sayup orang berbicara. Entah kenapa tiba tiba ia menjadi sangat penasaran. Kakinya melangkah menuju satu ruangan paling pojok, ruang baca.

"Sayank, kasihan Renna. Kamu itu harusnya memberi perlindungan saat di sekolah,"

"Hmm, ok. Papa akan beli sekolah anak anak. Biar papa lihat, siapa yang berani ganggu anak kita,"

Cklek...

"Ma, pa, itu gak perlu," ucap Renna setelah mendengar perbincangan kedua orang tuanya

"Eh, Renna. Kamu udah datang? Sini sini duduk," sapa sang ibu

Renna menurut dan langsung duduk di sofa single yang ada di ruang baca tersebut.

"Mama dengar kamu digangguin anak anak nakal di sekolah. Jadi mama dengan papa akan membeli sekolah itu. Biar gak ada yang berani macam macam sama kamu," ucap Geva

"Gak perlu ma jika hanya buat Renna. Tapi jika buat kakak atau memang urusan mama papa maka silahkan. Renna gak masalah. Kalau masalah di sekolah mah, itu kecil. Mereka gak akan bisa nglawan Renna,"

"Kamu yakin nak?,"

"Yakin,"

Begitulah akhir pembicaraan dengan mama Geva dan papa Satya. Karena sudah waktunya makan, Renna dan kedua orang tuanya turun untuk makan malam bersama kakaknya.

Di waktu yang sama, di sisi lain

"Huh! Trus apa yang harus gue lakuin?," tanya seorang gadis berbincang di telepon

"Kamu harus membawanya dengan paksa. Gue juga akan beresin cewek yang lo maksud," jawab seseorang di seberang sana

"Masalahnya orang yang lo maksud itu juga yang gue maksud. Dan tujuan kita bertentangan. Gue mau dia hancur, dan lo mau bahagian in dia,"

"Kenapa lo benci sama dia?,"

"Itu pertanyaan aneh. Seharusnya gue yang tanya. Kenapa lo suka sama dia? Lo gak pernah berbincang dengannya kan? Lo mau musuhan ama sahabat lo demi cewek itu?,"

"Gue gak perduli! Mereka bukan siapa siapa gue! Tutup mulutmu dan lakukan sesuai rencana,"

"Gak bisa! Gue gak akan bantu lo jika tujuan kita berbeda!,"

Tut-tut-tut

"Argghh!!! Si*l. Awas lo,"

Hari berganti, malam berganti pagi dengan matahari yang tertutup mendung hitam. Benar, pagi ini hujan deras turun di sekitar rumah Renna. Untung saja sekolah tidak, jadi ia tak perlu basah basahan lari dari parkiran menuju kelas. Kalau kalian tanya kenapa tidak pakai payung? Jawabannya adalah karena malas, enakan lari.

"Eh, kalau hujan gini enaknya makan mie kan?," tanya ketua kelas XI ipa 2

"SETUJU," jawab kompak satu kelas.

"Data dulu. Indomie siapa?," tanya sekretaris yang mulai mencatat.

Hasilnya adalah: Indomie goreng 6 anak, kuah 7 anak, mie sedap goreng 4 anak dan mie sedap kuah 11 anak, serta mie sukses 1 anak.

"Toppingnya apa?,"

"Telur!,"

"Sosis!,"

"Cabe!,"

"Ok sip, gue pesen dulu,"

Beberapa menit kemudian datanglah seorang staff kantin dengan membawa trolly makanan.

Suara hujan dan sruputan kuah dari mie itu membuat satu kelas tidak bisa tidak berisik. Emang paling pas sih makan mie pas hujan, dengan telor dan cabe.

"Ya ampun, ini udah jam pelajaran loh! Kenapa masih makan? Ini kelas, bukan warung!," ucap bu Riska sedikit terkejut dengan kelas 11 ipa 2 itu.

"Hujan bu, dingin,"

"Bener itu, enaknya makan indomie. Ibu mau?," tawar salah satu siswa

"Huft, kalau makan itu ya kayak dia. Nawarin. Udah sana, kamu pesenin ibu mie sedap kuah ayam bawang pakek telor ama cabe," perintah bu Riska.

"Siap bu,"

___________________________________
Bye byee

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang