Chapter 9

5.9K 485 3
                                    

Happy Reading
_____________________________

Renna menatap delapan lelaki tampan yang sedang hormat didepan tiang bendera dari kejauhan.

Sesekali ia memamerkan minuman segar kepada mereka yang curi curi pandang.

Kak Zico

Dek, gue pulangnya agak lambat 10 menit. Lo mau nungguin gue atau balik duluan?

Cuma 10 menit kan?

Iya

Ok, gue tunggu lo aja.✅

Kringgg...

Bel pulang sekolah berbunyi, yang artinya hukuman mereka berakhir.

Bukannya langsung pergi atau pulang, kedelapan orang itu mendatangi Renna yang sedang asik duduk. Mereka langsung mengambil air milik Renna dan menghabiskannya hingga tetes terakhir.

"Apa apaan ini?!," protes Renna.

"Salah lo mamerin pada kita," jawab ketus Kenzo

"Salah kalian bolos," ucap Renna tak mau kalah

Ia memilih tidak memperpanjang masalah ini dan kembali ke kelas. Mengambil tas ranselnya dan pergi ke parkiran.

Huft, mana 10 menit? Gue udah karatan nunggu tuh bocah.

"Ren, lo belum balik? Kakak lo mana?," tanya Risa

"Biasa, yang paling lemot," sahut Renna

"Pulang bareng kita aja. Sekalian nge-mall dulu. Udah lama gak shopping bareng," ucap Dira dan diangguki oleh anggota Angel.

"Okelah,"

Mereka bertiga berangkat ke mall menggunakan mobil Risa. Membutuhkan waktu 20 menit dari sekolah menuju mall paling bagus.

Setibanya disana, mereka langsung berkeliling mencari apa saja yang mereka inginkan. Dari baju yang bagus, celana, hoodie, dan lainnya.

2 jam kemudian, mereka telah menyelesaikan kebutuhan mereka serta memuaskan keinginan. Saat ini, mereka duduk di sebuah kursi di sebuah restaurant.

"Capek banget gila!," keluh Risa

"Oiya Ris, gue denger denger katanya pacar lo selingkuh?," tanya Renna

"Iya, emang brengsek tuh laki. Udah gue kasih hati malah ngeduain gue,"

"Cari yang lain aja Ris, gue ada list cogan. Ayahnya sugar daddy, mamanya baik, terus orangnya ganteng. Dah, tipe kita nih," ucap Renna

Risa antusias melihat list cogan milik Renna. Sedangkan Dira, ia hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan temannya itu.

"Eh, ada kak Renna dan teman temannya. Kalian lagi makan ya?," datanglah ulat keket dengan pasangannya.

"Mata lo buta? Udah tahu ada makanan didepan kita masih nanya?," ucap Risa.

"Ak-aku kan cuma ma..u..hiks,"

"Shtttt...cup, cup. Lo bisa gak sih gak usah gitu njawabnya? Anisa jadi nangis kan," bentak Andre

"Dih, emang dasarnya cengeng malah nyalahin orang lain. Udah jelek, gatel, cengeng, bisanya cuma sembunyi dibalik punggung cowok. Hahaha. Belum lagi miskin dan beban," sindir Risa.

"Risa!,"

"Udah kak..ini juga salahku..hiks..aku juga cengeng,"

"Sadar diri juga lu," sahut Risa

"Aku kesini mau meminta maaf pada kak Renna. Aku juga udah maafin kak Renna kok. Gak papa, aku udah dapat kerjaan baru," ucap Anisa

"Siapa juga yang minta maaf sama lo. Gue juga gak perlu lo maafin, karena gue gak ngrasa salah," ucap Renna

Mendengar itu, Anisa mulai berkaca kaca.

"Stres gue lihat lo nangis mulu. Heran gue, berapa banyak sih stock air mata lo. Nangissss aja. Orang bilang apa ditangisi, njawab pertanyaan lo, lo nangis lagi, gak dijawab nangis lagiiii. Sampek eneg gue dengernya! Dahlah, cabut!," ucap Renna

Mereka bertiga meninggalkan pasangan sampah itu. Sungguh, ia ingin mereka menghilang dari hadapannya selamanya.

Tanpa disadari, kejadian itu di lihat oleh sepasang mata yang menatap datar mereka. Namun terlihat senyuman tipis ketika menatap Renna. Sebaliknya, ia memberikan tatapan membunuh pada pasangan itu, lebih tepatnya pada Anisa.

"RENNA PULANG," teriak Renna begitu tiba dirumahnya.

"RENNA! JANGAN TERIAK. SUARA KAMU UDAH KAYA TOA," sahut ibunya

"Dih, mama sendiri aja teriak lebih keras dari aku," ucap Renna tak mau kalah

"Kamu perjaka ya?!,"

"Durhaka ma! Durhaka! Perjaka, mama kira Renna laki apa?,"

"Kepleset dikit," ucap Geva sambil cengengesan

"Berisik banget sih," ucap Zico sambil menguap. "Dek, udah pulang?," lanjutnya begitu melihat adik satu satunya

"Belum!,"

"Lah terus lo siapa?,"

"Setan yang nempelin lo,"

"Ngeri, ngeri," ucap Zico sambil menggelengkan kepalanya.

"Sudah sudah. Renna sama Zico segera mandi dan turun, kita makan malam bersama," lerai sang ayah

"Siap pa," jawab Renna dan Zico bersamaan.

Mereks segera pergi ke kamar masing masing dan mandi. Sedangkan Geva dan Satya (orang tua mereka) pergi ke ruang makan.

Pukul 6.45 mereka memulai makan malam.

"Oiya dek, denger denger kamu buat anak orang kehilangan pekerjaan ya?," tanya ibu kepada Renna.

"Ho'oh, habisnya dia ngeselin. Masa disekolah dia ngincer kakak, padahal udah punya pacar. Trus ya ma, dia juga godain pacar temen ku loh," sahut Renna

"Beneran? Wah, bibit jal*ng nih,"

Acara ghibah ibu dan anak itu berlanjut hingga pukul 9. Karena pada dasarnya itu adalah waktu paling malam. Walau, mereka semua begadang di kamar masing-masing.

Tik, tik, tik, zrashhh...

Hujan deras turun malam itu. Itu bukan hujan badai, atau hujan dengan petir yang terus menggelegar. Malam itu hujan turun deras dan sangat menenangkan.

Slurppp...

Haaa...

Emang paling enak makan mie instant kuah saat hujan. Apalagi sama telur dan cabe.

Renna duduk di dekat jendela lebar di kamarnya, menikmati hujan dan mie instant kuah miliknya.

Kalau dipikir pikir, bukankah gue terlalu menikmati dunia novel ini ya?

"Ibu, maafin Henna ya. Udah ninggalin ibu begitu saja," ucap Renna sambil menengadahkan tangannya.

Renna segera tidur karena waktu semakin larut sedangkan besok sekolah.

Pagi harinya, Renna mendapat perlakuan sedikit berbeda dari kakaknya. Entah kenapa, rasanya seperti tidak kenal.

"Tunggu! Gue bareng," ucap Renna

"Gak! Lo minta diantar supir aja," jawab Zico

"Kak, lo kenapa sih? Kayak ngehindar gitu?," tanya Renna sedikit kesal

"Kita gak akrab. Lupain sebelumnya dan mulai yang baru,"

Ha? Apa maksudnya? Gak akrab? Tunggu! Jangan jangan dia denger omongan gue tadi malam. Gawat
__________________________________
Jangan lupa vote ya say..

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang