Chapter 12

5K 495 12
                                    

Halo halo semua...

Sebelumnya aku benar benar berterimakasih buat kalian yang mau baca ini cerita.

Gak nyangka banget, kemarin kemarin baik vote atau pembaca naik drastis. Aaaa...terhura banget.

Love u kalian semuaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love u kalian semuaa....

%&%

Kelas XI Mipa 2 berubah menjadi medan penyiksaan? Membuat Andre babak belur di tangan satu anggota Rafzka.

"Sudah! Hiks...kasihan kak Andre. Please...berhenti,"

"Kak Renna, kenapa kamu jahat banget. Kenapa kamu gak bantuin kak Andre? Dia sudah baik sama kamu," ujar Anisa sambil menahan tangisannya, sontak membuat Renna tertawa.

"Ngapain lo nyalahin gue? Dari tadi aja gue cuma duduk," jawab Renna dengan santai

"Karena itu! Karena kakak cuma duduk dan melihat, tanpa berniat membantu kak Andre. Dia jadi babak belur kayak gini!!," bentak Anisa dengan lumayan keras.

"Lo buta? Lihat sekeliling! Tuh banyak juga yang hanya melihat tanpa ada niatan nolong. Jadi itu juga salah mereka?,"

Mereka semua langsung menatap Anisa dengan kesal. Apa apaan, masa dia nyalahin kita?--Pikir mereka.

Reputasi Anisa yang baik dan lembut sudah sedikit tercoreng, menjadi Anisa yang menyalahkan orang lain atas ketidakmampuannya. Meskipun hanya sedikit, sekali tercoreng tetap tercoreng. Selanjutnya akan mudah untuk membuatnya terpuruk.

Renna menatap datar pasangan yang menyedihkan itu. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa mereka menjadi protagonis? Bahkan kelakuan mereka lebih buruk dari antagonis.

Gadis berparas cantik itu langsung keluar, diikuti oleh Rafzka yang membuatnya terlihat seperti queen mereka. Atau, induk yang membawa anaknya?

"Bos, sini," teriak Dea

Renna langsung mendatangi arah suara dan duduk di salah satu kursi meja tersebut, begitupun dengan Rafzka.

"Ngapain kalian ngikutin gue? Risih tahu gak?!," ucap Renna dengan kesal

"Aduh my queen, jangan sinis amat atuh. Kita kan anak buah queen," ucap Fio

"Siapa yang lo maksud queen?," tanya Renna

"Lo, Erenna Queenzy Antara," jawab Kenzo

"Gak salah? Gue aja gak pernah nganggap kalian," jawab Renna dengan bohong. Dia tidak mungkin tidak menganggap tokoh yang bisa membuat nyawa-nya melayang.

"Haha," tiba tiba saja Dion tertawa pelan mendengar jawaban Renna. Yang tentunya itu membuat temannya kaget, karena mereka tidak pernah melihat lelaki ini tertawa.

Dion berdiri, mendekat Renna dan membisikkan sesuatu.
"Gue tahu rahasia lo,"

Renna cukup terkejut dengan itu, namun sebisa mungkin ia mendatarkan ekspresinya tanpa menjawab pernyataan lelaki itu. Mungkin, dugaannya benar.

Dion dan temannya pergi, lalu bel masuk berbunyi. Renna kembali ke kelasnya, begitu juga dengan teman temannya.

"Hari ini kita ulangan harian," ujar bu Riska.

"Kok mendadak bu? Gak ada angin, gak ada hujan masa ujian?," protes salah satu siswi dan didukung satu kelas.

"DIAM! Tidak ada keluhan, waktunya 1 jam,"

Dengan amat sangat terpaksa mereka mulai mengerjakan ulangan Fisika itu. Waktu terus berjalan hingga jam selesai. Mereka langsung mengumpulkan kertas ulangan, tanpa memikirkan hasilnya. Pasrah, hanya itu yang mereka rasakan. Setidaknya mereka telah berusaha bukan?

"Baik, terimakasih. Kalau begitu saya tinggal dulu," ucap bu Riska pergi meninggalkan kelas.

Bel pergantian pelajaran berbunyi, Renna dan teman sekelasnya pindah ke lab karena sekarang waktunya Kimia. Sungguh hari yang tidak disukai adalah hari ini, dengan Fisika dan Kimia yang berada di hari yang sama.

Setelah melewati beberapa jam di sekolah dengan melelahkan, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Raut wajah mereka menjadi sangat amat cerah.

"Lo Renna kan? Ikut gue ke belakang sekarang," ucap Daritsa.

Renna tak menjawab apapun dan langsung mengikuti Daritsa ke halaman belakang. Di sambut oleh Daritsa and the geng.

Sebuah senyuman tercetak pada wajah Daritsa. Entah apa yang dipikirkan oleh antagonis satu ini.

"Selamat datang, Erenna Queenzy Antara. Mulai sekarang lo akan jadi bahan bullyan kita. Selamat menikmati," ucap Daritsa dengan senyum penuh kemenangan.

Sedangkan Renna, ia tidak menanggapi apapun. Dan satu hal, ia sadar bahwa saat ini ada yang sedang menatapnya.

"Wah, lo ramah banget. Kayaknya permainan lo bakalan seru. Gue gak sabar menantikannya," ucap Renna penuh senyum licik

"Kalau gitu, kita bisa memulainya sekarang," ucap Daritsa penuh benci melihat lawannya tak terintimidasi sedikitpun. "Pegang dia!," perintahnya pada temannya.

Dua orang langsung mencekal kedua tangan Renna. Membiarkan gadis itu ditampar dan diceburkan ke air selama beberapa menit oleh Daritsa.

"Hahaha," Daritsa tertawa melihat Renna yang hanya diam tak melakukan apapun.

"Selesai?," tanya gadis dengan seragam basah kuyup itu.

"Ha?,"

"Apa sudah selesai?," jelasnya sekali lagi sambil berdiri dan menyugar rambutnya ke belakang.

"Sekarang giliran gue," tambahnya.

Halaman belakang menjadi tempat Daritsa and friend bonyok karena pukulan dari Renna.

"Lo tahu? Cewek itu bisanya cuma main tampar. Dan itu membosankan," ucap Renna ditengah situasi sambil mencengkeram dagu Daritsa, membuatnya menatap kamera.

"Sapa "hai" gitu dong," ucap Renna.

"Sial*n lo Ren!," umpat Daritsa sambil menahan sakitnya.

Renna tersenyum merendahkan pada Daritsa. Lalu sedetik kemudian berubah menjadi datar.

"Lemah," ucapnya sebelum pergi meninggalkan lokasi. Ia juga menatap datar sesaat pada orang yang melihat kejadian itu.

Erenna Queenzy Antara, lo emang queen.
_______________________

Tokoh Utama [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang