PROLOG

6.9K 410 2
                                    

Dibawah guyuran air hujan yang lebat, terlihat seorang wanita berstelan jas yang tengah berjalan menuju sebuah gedung tinggi.

   "Silahkan, nona muda..." Seorang lelaki membukakan pintu gedung untuknya.

Si wanita tak membalas, ucapan terimakasih pun tak terucapkan. Ia terus berjalan dengan dua pemandu. Mengarahkan jalan untuk nya.

Gedung ini memang tinggi, juga luas. Namun tidak ada siapapun di dalamnya. Itu cukup aneh.

   "Tunggu." Ucap si wanita dan kedua lelaki yang entah siapa itu memberhentikan langkahnya dan berbalik, melihat ke arah si wanita.

    "Ada masalah, nona?" Tanya salah seorang lelaki.

Si wanita tak menjawab. Ia mengambil ponsel dari saku jas nya, mengetikkan sesuatu dan menempelkan benda itu di telinganya.

    "Aku akan pulang hari ini, siapkan hotel untukku." Ucap si wanita, mengakhiri panggilan nya tanpa menunggu balasan dari lawan bicaranya dan kembali berjalan.

Ketiganya memasuki lift. Si wanita yang terlebih dahulu dan dua lelaki tadi menyusul setelahnya.

   "Apa helikopternya sudah siap?"

Salah satu lelaki menganggukkan kepalanya. "Sudah, nona." Jawabnya.

Setelah sekitar 10menit, ketiganya sampai di lantai paling atas. Kembali melangkah menuju roftoof, langkah mereka terkesan buru-buru dan tak sabaran.

Seorang lelaki membukakan pintu untuk si wanita, sedangkan yang satunya lagi membukakan payung yang tentu saja untuk si wanita juga.

Si wanita melangkahkan kakinya, dan hal pertama yang dirinya lihat adalah sebuah helikopter. Itu miliknya.

Si wanita berjalan ke arah helikopter itu, namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Dan itu berhasil membuat kedua lelaki itu bingung.

   "Ada apa, nona muda?"

Si wanita melihat ke arah sekelilingnya. Ia seperti mendengar suara.... Kucing???

   "Apa yang ada di dalam kotak itu?" Tanya nya. Kedua lelaki itu melihat ke arah mana si wanita melihat.

   "Biar saya lihat."

Seorang lelaki melangkahkan kakinya dengan sedikit berlari. Ia melihat sebuah kotak berwarna coklat di bawah bangku.

Ia mengambilnya, membukanya secara perlahan dan............. Bang! Hanya seekor kucing hitam.

   "Ini hanya seekor kucing, nona! Kakinya terluka." Ucap si lelaki dengan sedikit berteriak. Takut-takut jika si wanita tidak bisa mendengarnya.

Dari kejauhan, tampak si wanita memutarkan bola matanya malas. "Membuang-buang waktu saja." Gerutunya.

Si wanita ingin kembali melangkahkan kakinya, namun belum sampai telapak kakinya menginjak lantai, tiba-tiba terdengar suara gemuruh petir dan itu cukup membuat lelaki di samping nya terkejut.

   "Bawa kucing itu." Perintahnya pada lelaki yang tadi melihat kucing itu.

   "Huh?"

Si wanita menatap tajam lelaki di samping kirinya. Dan si empu dibuat ciut olehnya.

   "B-baik, nona!" Katanya dan berlari menuju bangku untuk mengambil kucing tadi.

Si lelaki kembali dengan kotak coklat itu di tangannya. Ketiganya kembali berjalan menuju helikopter dan masuk ke dalamnya.

   "are you sure you want to go now, miss?" Seseorang bertanya pada si wanita. Dia pilot pribadinya.

   "Of course, don't use the rain as an excuse." Si wanita membalas ucapan pilotnya. "Aku akan terbang menggunakan pesawat pribadiku, jadi bawa aku ke tempat itu." Lanjutnya.

Seolah mengerti, si pilot mulai menyalakan mesinnya. Dan helikopter itu mulai mengudara meskipun cuacanya tak membantu.

Sekitar 10 meter dari gedung itu, si wanita mengambil kembali ponselnya untuk menelpon seseorang.

   "Lakukan." Perintah si wanita.

Tak perlu menunggu balasan dari si lawan bicara, si wanita langsung mengakhiri panggilan nya. Dan..................

Bang!

Suara ledakkan yang cukup besar terdengar. Dari kejauhan terlihat api yang sudah menyelimuti seluruh gedung itu. Untunglah letak gedungnya cukup jauh dari kediaman para penduduk.

   "Nona Lisa memang luar biasa." Si pilot kembali berucap dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat.

Si wanita yang ia panggil Lisa itu memutarkan bola matanya malas. "Cih! Berhenti memujiku, Chris!"

Si pilot terkekeh. "Saking luar biasanya sampai menyuruhku menerbangkan helikopter ditengah badai hujan, remarkable!"

    "Lebih luar biasa dirimu jika bisa mengantarku dengan selamat."

   "Aku akan mengantarmu dengan selamat, tapi apa kau akan mempercayainya?"

   "Christian Jordy tidak akan membiarkan ku terluka, benar begitu?" Lisa bertanya di akhir pada ke dua bodyguardnya.

   "Of course, nona... Kami sependapat dengan itu." Jawab si bodyguard.

Si pilot terkekeh geli. Dia bangga karena bisa menjadi pilot andalan Lisa. Manusia mana yang tidak mau bekerja dan berteman dengan seorang Lalisa Manoban?







Helikopter itu mendarat di sebuah padang rumput yang amat sangat luas. Kedua bodyguard Lisa turun lebih dulu tentunya, satu orang membukakan payung untuk si nona dan satu lainnya membawa barang bawaan Lisa, ya! Si kucing hitam yang berada di dalam kardus.

    "Ada tugas lain, nona?"

Si nona muda itu berbalik badan, membuat kedua bodyguardnya melakukan hal yang sama dengan nya.

   "Tidak. Pulanglah, thank you."

Si pilot tersenyum, ia berjalan berbanding arah dengan Lisa. Lisa kemudian kembali berbalik dan mulai melangkahkan kakinya menuju sebuah mansion.












    "Ahh, untuk kucing itu... Berikan padaku, biar aku saja yang merawatnya." Ucap Lisa begitu ketiganya sampai di pintu mansion yang amat sangat tinggi itu.

Kedua bodyguard Lisa tampak ragu. Bagaimana tidak? Selama mereka bekerja menjadi bodyguard Lisa, mereka tak pernah sekalipun melihat Lisa merawat sesuatu. Apalagi memelihara hewan. Lisa biasanya bersikap acuh. Pada apapun.

   "Kau yakin, nona?" Tanya salah satu bodyguard. Sebenarnya dia tak berani bertanya. Tapi dia harus.

   "Aku akan memberikannya pada seseorang jika sudah bosan." Jelas Lisa dan bodyguard yang sedari tadi membawa kucing itu pun memberikannya pada si nona.

  "Jika begitu, kami permisi, nona. Selamat malam."

Kedua bodyguard itu membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Lisa.

Lisa memasuki mansion itu. Isi rumah ini persis seperti didalam istana, sangat luas dan megah.

Lisa membuka box berwarna coklat itu. Kucing hitam ini benar-benar memiliki luka di kakinya.
 

   "Aku tidak tahu mengapa aku membawamu, tapi kau beruntung kucing. Syukuri itu"

Seolah sadar bahwa si nona sedang membicarakan dirinya, kucing hitam itu langsung menatap Lisa dengan polos bak anak kucing yang tersesat meminta di bantu.

     "Cih! Jangan merepotkan ku nanti."

TBC

Haii yeorobun!
Setelah dilihat-lihat lagi, ternyata lebih banyak yang penasaran sama cerita ini. So, I publish this story for you guys.... Untuk bad husband saya publish setelah ini selesai yaa!!
Semoga kalian suka sama ceritanya... Jangan lupa vote dan silahkan berkomentar.

See u soon 🖤.

NEW ZEALAND CAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang