8

2.4K 274 3
                                    

    "Bye, Rosie!"

Aku tersenyum manis. "Bye, Chaeryeong!" Balasku pada nya.

Aku memperhatikan temanku yang tengah memasuki mobil jemputan nya. Setelah ini dia tidak akan pulang ke rumah, tapi ke agensi tempat dirinya bekerja. Dia seorang idol by the way.

Sebenarnya aku juga sempat didatangi oleh staf dari YG entertainment. Dia memberiku tawaran untuk mengikuti audisi disana, suaraku cukup bagus katanya. Tapi aku menolak, karena oppa ku yang cantik juga tampan itu melarangku.

Lagipula jika aku menerimanya aku pasti tidak akan fokus dengan pekerjaanku yang mungkin nantinya akan menjadi seorang soloist. Aku sedikit malas.

Aku berdiri, menunggu Frank menjemputku. Tapi dia agak sedikit terlambat hari ini. Mengapa kira-kira?

Aku mengambil ponselku dari saku rok, berencana untuk menghubungi Frank. Aku tidak suka menunggu.





    "Rosie!"

Aku melihat ke kanan dan ke kiri begitu mendengar suara yang sedikit familiar ditelinga.

     "Jaehyun, kau masih disini?" Tanyaku pada seorang lelaki yang.... Yahh, cukup tampan.

Jaehyun turun dari motor besarnya, melepas helm nya dan menatapku. "Aku sudah memperhatikan mu sedari tadi. Disana." Ia menunjuk ke arah sebrang.

Aku melihat ke arah mana ia menunjuk, kembali menatapnya dengan ngeri.

    "Untuk apa itu? Kau mengerikan." Kataku. Dia tertawa.

    "Hanya untuk memastikan jika Dewi angin ini baik-baik saja."

Aku memasang ekspresi muka yang seperti ingin mual. Dia kembali tertawa dan aku juga ikut tertawa bersama nya.

    "Sepertinya mobil jemputan mu terlambat, butuh tumpangan?"

Aku terdiam sejenak, tidak ada salahnya kan?

Aku menganggukkan kepalaku, menyetujui tawarannya. Dia tersenyum senang.

Aku menaiki motor besar itu.

    "Pegangan, Rosie. Kau akan jatuh jika tidak melakukannya."

Aku terdiam. "Huh? Apa kau mengatakan sesuatu?" Tanyaku.

Jaehyun menggelengkan kepalanya. "Astaga, belum jalan saja kau sudah seperti ini. Pegangan, pegangan padaku." Katanya, nada bicaranya sedikit meninggi.

Aku mengangguk-anggukkan kepalaku, seolah mengatakan ohh, pegangan. Aku akhirnya setuju dan memeluk si pengendara motor besar ini.

Jaehyun menjalankan motornya dengan santai. Mengantarku hingga ke rumah, tentu saja.














    "Terimakasih untuk tumpangannya, pak." Kataku, bercanda.

Jaehyun menatapku. "what the hell is that? Pak? Apa aku terlihat setua itu?"

Aku tertawa. "Hanya bercanda, jaehyungie." Kataku.

Jaehyung terkekeh kecil, itu lucu.

    "Aku menyukai bagaimana caramu memanggilku." Ucapnya, turun dari motor itu. Berdiri menghadap ku.

    "Benarkah?"

Jaehyun menganggukkan kepalanya. "Hem, itu terdengar lucu dan menggemaskan." Katanya, dia tiba-tiba saja menangkup sebelah pipiku.

    "Seperti ini. Sangat menggemaskan. Kau memiliki pipi yang chubby, Rosie." Lanjutnya dan tertawa gemas.

Entah kenapa pipiku terasa panas. Dia menyadarinya, karena itulah dia melepaskan tangannya dan terkekeh lagi.

NEW ZEALAND CAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang