Lisa saat ini tengah berhadapan dengan seorang wanita. Si wanita terlihat marah dan kesal. Entah apa yang membuat nya hingga seperti itu. Seingat Lisa, dirinya tidak melakukan kesalahan apapun padanya."Ada apa, Rene? Katakan padaku." Ucap Lisa, meminta seseorang yang disebutnya Rene untuk segera membuka suara tentang tujuannya.
Lisa POV!
Aku memperhatikan Irene yang sedari tadi hanya menatapku. Oh, ayolah Irene... Aku tidak memiliki banyak waktu untuk ini. Lagipula sekarang sudah jam 10 malam. Aku harus pergi tidur.
Aku menghela nafas panjang. "Baik, jika tidak ada yang ingin kau bicarakan denganku, maka silahkan pergi. Ini sudah waktunya untuk beristirahat." Kataku.
Irene menggigit bibir bawahnya. Ia tiba-tiba saja....
PLAKKKKK!!!
Aku terkejut. Memegang pipiku yang baru saja wanita itu tampar dengan gampangnya. Apa-apaan ini?!
"K-kau! Mengapa kau selalu mengambil semua waktu kekasihku?! Kau ingat besok hari apa, Manoban?" Irene berkata dengan marah. Ia memukul-mukul dada ku.
Aku menghela nafas. Ku tahan tangan Irene yang sepertinya sangat asyik memukuliku. Dia menangis. Menundukkan kepalanya.
Aku menarik dagunya supaya ia bisa menatapku, ku hapus air matanya dengan ibu jariku.
"Katakan semuanya." Kataku.
"Mengapa Seulgi selalu kekeh pada pendiriannya yang ingin terus setia bekerja bersamamu? Aku kesal! Aku marah, Lalisa! Kau selalu membuatnya lembur setiap saat. Dia bekerja seolah-olah seluruh waktunya memang untukmu! A-- aku--- a--"
Suara Irene tertahan karena terus menangis dan mungkin tenggorokannya saat ini sedang sakit.
Aku membawa Irene untuk duduk, dan pergi untuk mengambil air minum setelahnya. Aku memberikannya pada Irene karena ini memang untuknya.
Aku duduk di sofa lain dengan menghadapnya. Jujur saja, sebenarnya aku sedih melihat Irene seperti ini. Dia terkenal ramah namun juga tegas. Baru kali ini dia menangis dihadapan ku langsung. Aku melihatnya menangis hanya saat dirinya syuting untuk drama saja.
Irene adalah kekasih dari salah satu pekerja juga sahabatku, Seulgi. Mereka sudah bersama sejak 3 tahun terakhir. Hubungan keduanya memang belum diketahui oleh publik, namun sudah banyak akun media sosial tentang mereka. Seperti Seulrene dan lainnya.
Sementara Irene sendiri adalah seorang aktris papan atas. Dia berkarier didunia entertainment sejak usianya masih muda dan hingga sekarang.
Sebenarnya bukan hanya Irene yang komplain mengenai pekerjaan dan waktu. Ada banyak anggota ataupun para istri yang memberiku pesan dan mengatakan bahwa suami-suami mereka terlalu bekerja keras untukku.
Aku tidak bisa membantahnya, karena memang beginilah seharusnya. Mereka bekerja untukku. Namun aku juga tetap membayarnya kan? Terkadang aku juga selalu memberi bonus untuk mereka yang kerja lembur. Aku bukan bos yang pelit. Mereka bekerja denganku, berarti mereka rela memberikan waktunya untukku.
Irene menatapku. Dia menghela nafasnya. "Aku ingin kau memecat Seulgi. Aku tidak ingin dia bekerja bersamamu lagi. Dia dan aku bisa membuat perusahaan sendiri kan?"
Aku menghela nafas. "Pertama, aku tidak bisa memecatnya begitu saja hanya karena kau yang memintanya, Irene. Dua, tidak ada yang salah dengan metode kerjaku, dia bekerja bersamaku, berarti dia juga harus melakukan hal yang memang seharusnya menjadi tanggung jawab nya kan? Tiga, kalian memang bisa membuat perusahaan sendiri, tapi itu akan lebih menghabiskan waktu yang amat sangat lama. Apalagi jika dimulai dari nol, aku sendiri yang sudah mengalaminya." Kataku panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Teen Fiction[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...