Aku tersenyum kecil, memperhatikan si kucing yang sedang merapihkan rambut nya di depan meja rias. Entah sejak kapan Jennie mulai tertarik dengan make up, dia selalu merias wajah nya meskipun tidak akan pergi kemana-mana.
Hari ini benar-benar hari yang menyenangkan, sangat menyenangkan. Hari ini juga hari yang cukup istimewa, entah itu bagi Seulgi maupun aku.
Aku menunduk melihat cincin cantik yang ada di jariku. Senyuman kembali aku perlihatkan begitu mengingat kejadian tadi sore.
"Lisa, ini sangat cantik!!"
Aku terkekeh mendengar suara teriakan Jennie yang jauh ditempat sana. Kucing itu berlarian ditepi pantai dengan kedua tangannya yang mengangkat gaun yang dikenakannya supaya tidak menghalangi setiap langkah kakinya.
Jennie tertawa dengan senang setiap ombak-ombak kecil menghampiri dan membasahi kakinya.
Rasanya aku seperti sedang menemani putri raja yang sedang menikmati liburannya di pantai. Jennie terlihat sangat anggun.
Jennie berhenti, hal itu juga membuatku menghentikan langkahku. Dia kemudian berbalik dan menatapku,
"Ayo kejar aku, Lisa!!!!" Katanya dan kembali berlari begitu saja.
Aku menggeleng-gelengkan kepalaku. Terkekeh hingga akhirnya ikut berlari, berusaha untuk mengejar dan menangkap putri cantik itu.
Dibawah cantiknya langit senja kami berlari. Saling mengejar dengan canda dan tawa yang senantiasa terus mengiringi.
Dia berlari dengan langkah kakinya yang amat sangat lucu dan menggemaskan, itu menggelitiki perutku, membuat kupu-kupu didalamnya berterbangan.
Deburan ombak dan suara tawanya seolah menjadi irama yang dapat menghangatkan hati. Ketika ia berbalik dan menatapku dengan senyuman lebarnya, itu bahkan lebih cantik daripada langit senja saat ini.
"Yeppo."
Gumaman kecil itu terdengar dengan jelas di telingaku. Aku mendekatinya dengan nafas yang sedikit memburu.
"Nugu?" Tanyaku dan dia melirikku, beralih pada langit kemudian laut setelahnya.
"Lisa, langit, dan laut."
Jennie menjawab dengan manik matanya yang senantiasa terus menatap laut yang seolah tak berujung. Binar dimatanya menunjukkan bahwa ia benar-benar kagum dengan salah satu mahakarya Tuhan dihadapannya ini.
Aku meminta Jennie untuk sedikit menjauh karena ombak-ombak kecil berhasil membasahi kaki dan gaun bawahnya.
Beberapa menit sebelumnya aku meminta izin untuk pergi mengambil sesuatu, dan saat ini aku sudah kembali. Menghampiri Jennie yang sedang duduk beberapa centimeter dari pohon kelapa.
Jennie terlihat sangat asyik menatap keindahan yang diberikan pantai. Ia bahkan tidak menyadari keberadaan ku.
"Sangat asik hingga tidak menyadari kehadiran ku, huh?" Tanyaku, duduk disampingnya.
Jennie akhirnya menatapku dan tersenyum, "maaf, Lisa" ucapnya, menghadap sepenuhnya padaku.
"Apa yang Lisa bawa? Aku tidak melihat apapun ditangan Lisa" sambungnya lagi.
"Kau ingin mengetahuinya?" Tanyaku dan kucing manis itu mengangguk.
Aku tersenyum kecil, "baiklah. Aku akan memberitahumu. Tapi bolehkah kau menutup matamu dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Подростковая литература[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...