55

882 112 0
                                    

      "Kau bisa mengatakannya sekarang, Lisa."

Kepalaku dengan refleks mengangguk kecil, "tetua sedang sakit parah sekarang. Dia memintaku untuk melakukan sesuatu dan disinilah aku sekarang, sepertinya hal ini ada kaitannya dengan Jennie, ku pikir. Jadi aku tak ingin Jennie menemuiku sekarang, tapi mungkin aku akan datang nanti" ucapku.

Aku mengeluarkan tanganku dari saku celana dan melangkah, mendudukkan diriku di sofa setelahnya.

Suara ketukan pintu mengalihkan pandangan juga perhatian ku, "itu saja. Kau disana bersama Jisoo bukan? Sampaikan padanya jika dia tak menjaga kalian dengan baik maka aku akan menghabisi nya."

Rosie terkekeh kecil, panggilan video call itu berakhir setelahnya. Aku menaruh ponselku dan melangkah menuju pintu.

     "Kami sudah siap, Miss."

Aku mengangguk, "bagus. Tunggulah sampai aku memberikan perintah selanjutnya" kataku. Menjawab ucapan lelaki itu.

Aku kembali memasuki kamar, mengambil blazer dan ponselku, meninggalkan kamar setelahnya.

Sesuai rencana yang sudah aku buat, aku memutuskan untuk memasuki gedung itu dengan memanfaatkan kartu nama yang sudah diberikan oleh tetua padaku.

Aku melangkah meninggalkan penginapan, menjauhi tempat itu dan menuju hutan.

     "Aku sudah menyusuri tempat ini semalam, jadi ku pikir aku bisa pergi dengan cepat."

Kedua lelaki yang merupakan bawahanku itu menatapku dengan terkejut.

     "Kau pergi sendirian, Miss?" Tanya salah satu dari mereka, Jordan.

Aku menganggukkan kepalaku, "ya. Itu bukan masalah besar. Aku kembali dengan selamat, jadi tidak apa-apa."

Jordan dan Sam, keduanya adalah pekerja ku yang ada di team keamanan perusahaan anakan di New Zealand. Mereka berbeda dengan yang kemarin menjemput ku, mereka anak buah tetua.

Jordan dan Sam nampak sedikit takut meksipun keduanya memiliki tubuh yang besar dengan otot menyeramkannya. Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalaku dan fokus pada apa yang tengah aku lakukan sekarang.

Aku mengikuti kabel ditanah seperti semalam dan beberapa menit kemudian kami sampai di area gedung itu, kali ini aku mengambil jalan depan tentu saja.

Kedua lelaki yang berjaga dipintu depan dengan senjata api di tangannya masing-masing itu saling menatap dan terlihat bersiaga.

Aku mengambil kartu namaku dan menunjukkan nya, salah satu dari mereka mendekat dan melihatnya, ia kemudian kembali pada tempatnya, mengangguk pada si teman.

Aku menatap Jordan dan Sam, "aku akan masuk sekarang" kataku.

Keduanya sama-sama menganggukkan kepala, membungkuk sopan dan meninggalkan tempat setelahnya.

Pintu besar nan tinggi itu terbuka, aku memasuki nya dan hampir seluruh bagian nya berwarna putih. Namun anehnya, begitu aku masuk aku langsung dikejutkan oleh banyaknya hewan berkaki empat; kucing.

Kucing-kucing itu berlarian, pergi ke segala arah. Aku berjalan di lorong, biar aku gambarkan sedikit visual dari gedung ini.

Begitu masuk, ada lapangan yang berbentuk lingkaran dengan rumput-rumput hijau. Sisinya hanyalah lorong yang melingkar dengan tiang-tiang besar dan pintu besar kembali terlihat.

Bangunan pertama hanyalah taman berbentuk lingkaran dengan atap terbuka, sedangkan yang dibelakangnya adalah gedung besar. Hampir seluruhnya berwarna putih. Design nya sangat kuno, seperti bangunan-bangunan di negara Eropa zaman dulu.

NEW ZEALAND CAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang