"Lisa..." Jennie, si kucing itu memanggil ditengah-tengah kegiatannya yang saat ini tengah menyantap makan malamnya, disuapi Lisa.
Lisa yang tadinya tengah asyik memotong ayam nya sontak menghentikan kegiatannya dan menatap Jennie, mengabaikan yang lainnya.
"Ada apa, hm? Kau ingin minum? Atau yang lainnya?" Tanya Lisa dengan nada bicaranya yang begitu lembut.
Saat ini Jennie masih dirumah sakit, dokter sudah mengatakan jika si kucing itu baru boleh pulang besok.
Jennie menggeleng-gelengkan kepala pelan dengan perban yang masih melekat di keningnya, bagian itu memang yang paling parah dan sepertinya itu akan meninggalkan bekas nantinya.
"Lalu apa, Jennie?" Tanya Lisa lagi, ia menggeser kursi nya supaya lebih dekat lagi dengan si kucing itu.
Jennie tersenyum kecil dan mengalihkan pandangannya pada jendela yang memperlihatkan keadaan malam gelap namun diterangi bintang itu.
Sayang sekali karena malam ini bulan tidak ikut menemani.
"Mengapa manusia sangat jahat? Aku kesakitan dan menangis tapi mereka hanya tertawa dan tak menolongku...." Ucap Jennie, ia berbicara dengan suara pelan dan bergetar.
Sungguh, rasanya hati Lisa kembali sakit dan merasakan marah, sangat marah. Mencoba menutupi rasa sakit dan marahnya, Lisa menyimpan mangkuk itu di nakas, berdiri dan memeluk si kucing.
"Tidak apa-apa, aku bersamamu, kau tak akan merasakan sakit lagi setelah ini, jangan khawatir" ucap Lisa, mengusap pelan kepala si kucing dan mengecupnya.
Lisa melepaskan pelukannya, ia duduk di pinggiran ranjang rumah sakit itu, meraih tangan Jennie dan menggenggamnya.
"Manusia memang jahat, Jennie. Tapi tidak semua. Sifat manusia yang serakah juga bisa membuatnya berubah. Jangan berfikir bahwa semua orang itu baik, eoh? Kau harus pandai menilai karakter seseorang mulai sekarang."
Jennie menatap Lisa, begitupun sebaliknya. Lisa mendekatkan dirinya, menangkup sebelah pipi chubby itu dan mengelusnya dengan lembut dan pelan.
"Ada banyak manusia di dunia ini. Ada yang diam-diam menusuk dari belakang, ada yang terang-terangan melakukan kejahatan, dan ada juga yang bersikap baik tetapi memiliki artian lain di hatinya. Apa yang seharusnya kau takuti adalah manusia itu sendiri....
"Tapi jangan khawatir, aku bersamamu kemarin, sekarang dan selamanya. Maaf karena terlambat menyelamatkan mu. Jangan terlalu dipikirkan dan tersenyumlah seperti biasanya, arraseo?"
Jennie menganggukkan kepalanya dengan pelan menanggapi ucapan panjang dari Lisa. Hal itu membuat Lisa tersenyum.
"Bagaimana sekarang? Ingin tidur atau kembali makan?" Tanya Lisa.
Jennie tak menjawab dengan cepat, ia terdiam sejenak untuk berfikir. Dan hasilnya, ia menggelengkan kepala.
"Aku ingin keluar, Lisa. Sepertinya malam ini bintang dan bulannya sangat indah, apa boleh?" Tanya nya di akhir.
"Hmm..... Kau menginginkannya?" Tanya Lisa dan Jennie menganggukkan kepalanya dengan cepat.
"Baiklah, kita keluar sekarang."
Jennie sontak tersenyum hingga memperlihatkan gummy smile nya yang cantik. Matanya berbinar dengan wajahnya yang sumringah.
"Bagaimana kakimu? Masih sakit?" Tanya Lisa.
Jennie menatap kakinya yang juga dibalut perban putih, "um.... Sedikit" katanya pelan.
Lisa mengangguk-anggukkan kepalanya, "baiklah. Tunggu sebentar, aku akan mengambil kursi roda untukmu" ucapnya dan berdiri dari tempat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Novela Juvenil[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...