Sinar matahari memaksa masuk ke dalam kamar melalui sela-sela ruangan. Membuat seseorang didalamnya mau tak mau harus membuka mata.Lisa POV!
Aku membuka mata dengan perlahan. Menguap dan terdiam, menunggu nyawaku terkumpul terlebih dahulu.
Aku mendudukkan diriku, berbalik dan menatap seorang gadis yang tengah tertidur dengan pulas. Telinga kucingnya yang lucu terus bergerak, begitupun dengan matanya ketika sinar matahari sedikit menyorot wajahnya.
"Lisa, aku masih mengantuk, jangan dulu dibuka." Ucap si kucing dengan pelan dan suaranya yang lembut, khas orang bangun tidur, sangat memabukkan.
Aku terkekeh kecil, merapihkan anakan rambut nya dan mengusap pelan pipi chubby nya, ini lucu. Aku tak bisa melewatkan nya.
"Nghhhh."
Aku menghentikan kegiatanku. Menatapnya yang masih belum juga membuka mata.
Seharusnya kami sudah di Korea sekarang, hanya saja keadaan Jennie sangat tak meyakinkan. Karena itulah kami disini, salah satu hotel di Paris.
Semalam Jennie tiba-tiba pingsan begitu ekor dan telinga nya kembali. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, gila jika aku membawanya ke rumah sakit. Dia mungkin akan menjadi bahan eksperimen nantinya.
Aku melepas pakaiannya, aku bisa melakukannya jika pandai menahan nafsu. Yahh, itu sulit sebenarnya, tapi aku tetap bisa melakukannya, hebat bukan?
Melihat keadaan Jennie yang sekarang membuatku sedikit lebih lega. Haruskah aku mencari seseorang untuk merawatnya? Semacam dokter, namun yang lebih hebat lagi mungkin?
Aku tidak tahu jika orang seperti itu ada atau tidak, tapi aku akan mencoba mencarinya.
Pandangan ku teralihkan, aku mengambil ponselku yang berbunyi dan pergi dari tempat. Satu ranjang dengan si kucing juga amat sangat menyiksa.
"Fine. Jemput aku dengan jet pribadiku..." Ucapku, tertahan. Aku melihat jam di dinding. "Jam 10, kau bisa, Luda?" Lanjutku.
Sambungan telepon terputus begitu Luda menyetujui ucapanku. Dan setelahnya, aku pergi melakukan kegiatan pagiku.
Lisa POV end!
Lisa menghela nafas, entah yang ke sekian kalinya. Dia sudah rapih dengan pakaiannya, namun lihatlah si kucing itu.... Dia masih setia di ranjang dengan matanya yang tertutup.
Dengkuran halus dapat Lisa dengan dari tempatnya.
"Bangun, atau aku akan meninggalkanmu." Ucap Lisa dengan tegas.
Tidak ada responan apapun. Lisa kembali menghela nafasnya. "Baik, aku pergi sekarang."
Kaki panjang itu melangkah menuju pintu, Lisa memutar kenop pintu, saat hendak keluar, sesuatu menghentikannya. Entah sejak kapan, Jennie sudah menempel di punggungnya.
"Jangan meninggalkan aku, atau aku akan mencakarmu." Ancam Jennie.
"Kau mengancam ku, Jennie?" Tanya Lisa, kembali menutup pintu.
Dapat Lisa rasakan jika si kucing itu menggelengkan kepalanya. "Anii, hanya memberitahu saja." Katanya.
Lisa hanya menghela nafas dan mengalah.
"Up to you. Sekarang mandilah, kita akan pulang setelah sarapan."
Jennie turun dari punggung Lisa. Si Manoban membalikkan badannya, alisnya terangkat begitu melihat si kucing hanya diam dan menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Teen Fiction[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...