34

1.5K 192 1
                                    


       "Rene, dimana Seul?"

Irene, wanita yang lebih tua dari Lisa itu menyipitkan matanya.

       "Dia sedang istirahat, ada apa? Kau ingin meminta bantuannya dan mengganggu jam istirahat nya?" Tanya Irene dengan ketus.

Irene memang salah satu orang terdekat Lisa. Tapi mengeluarkan ekspresi wajah berlebihan tidak akan Lisa tunjukkan pada Irene. Irene sudah tahu betul seperti apa sifat Lisa.

Irene tahu jika wanita dihadapannya ini memang terkadang selalu menangis jika perihal adiknya, namun Irene belum pernah melihat Lisa menangis secara langsung.

Dekat, tapi terasa jauh. Tahu seperti apa sifatnya tapi tidak tahu seperti apa perasaannya.

Lisa cenderung lebih tertutup jika dengan Irene.

      "Sesuai dengan apa yang kau ucapkan" ujar Lisa yang membuat Irene menghela nafasnya.

Pandangan mata Lisa juga Irene beralih pada pintu begitu mendengar suara langkah kaki.

       "Siapa yang datang, Rene? Mengapa kau tidak membawanya masuk?"

Seulgi keluar dengan wajah bantalnya. Sepertinya ia benar-benar sedang beristirahat tadi.

      "Lisa? Ada apa?" Tanya Seulgi, menatap Irene juga Lisa bergiliran.

Irene melirik kekasihnya, "dia datang untuk meminta bantuan mu" katanya dan kembali menatap Lisa.

Seulgi menatap Lisa yang entah wanita itu melihat ke arah mana, tatapan Lisa terlihat kosong. Wajahnya yang tak berekspresi membuat Seulgi bertanya-tanya, apa sekiranya hal yang membuat Lisa menjadi seperti itu?

Seulgi pikir, mungkin itu ada kaitannya dengan Rosie.

       "Sesuatu terjadi pada adikmu?" Tanya Seulgi dengan tepat dan langsung mendapat anggukan dari Lisa.

        "Aku tidak akan membawamu pergi, tapi bisakah kau lacak keberadaan Jisoo sekarang?" Tanya Lisa.

Sebelum mendapatkan jawaban, Lisa mendapat tatapan sinis dari Irene.

        "Bahkan untuk sekedar melacak keberadaan Jisoo saja kau sampai harus meminta bantuan kekasihku, kau tidak bisa melakukan hal semudah itu, Manoban?" Sarkas Irene.

Seulgi merasa tak enak, ia tak suka Irene bersikap berlebihan seperti itu, apalagi pada Lisa.

        "don't be like that, baby... she's my best friend, treat her well" bisik Seulgi, yang tentu saja dapat di dengar dengan jelas oleh Lisa.

Irene hanya memutarkan bola matanya dengan malas.

         "Kekasihmu tidak begitu menyukaiku, aku sadar dan aku tahu betul mengapa dia seperti itu. Maafkan aku, Rene" ucap Lisa dan membungkuk sopan setelahnya.

Seulgi lagi-lagi merasa tidak nyaman, "andwae, jangan seperti itu, Lisa. Angkat kembali kepalamu" katanya dengan cepat dan memegang kedua bahu Lisa untuk kembali berdiri tegak.

       "Maaf atas perlakuan Irene padamu, sekarang beritahu aku, apa yang terjadi pada Rosie dan Jisoo?" Tanya Seulgi, berdiri lebih dekat dengan Lisa.

Seulgi yang selalu memperlakukan Lisa dengan baik bahkan hingga rela memberikan separuh waktu juga tenaganya membuat Irene lagi-lagi kesal dan marah, ia lantas kembali memasuki rumahnya dengan langkah kaki yang di hentakkan.

Seulgi hanya meliriknya sesaat dan kembali pada Lisa. Ia menaikkan sebelas alisnya untuk meminta jawaban dari Lisa.

Lisa menggelengkan kepalanya dan itu membuat Seulgi kebingungan.

NEW ZEALAND CAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang