Lisa saat ini tengah berada di perusahaan nya, di Seoul. Perusahaan pusatnya. Sedari awal masuk Lisa benar-benar menarik perhatian para karyawan. Bagaimana tidak? Lisa yang terkenal enggan untuk mengikat suatu hubungan dengan orang lain kini malah membawa seorang gadis cantik ke kantor nya. Bahkan berita ini sampai tersebar luas dimedia.Lisa tidak ingin membawa Jennie, sebab itu pasti akan merepotkan dirinya dan menjadi tak fokus pada pekerjaan nya. Namun si kucing ini malah memaksa dan terus merengek meminta diajak pergi.
Sedari tadi Jennie mengekor dibelakang Lisa, berjalan dengan memegang ujung blazernya. Seperti balita yang sedang dibawa jalan-jalan oleh ayahnya. Terlihat begitu lugu.
"Lisa, mengapa disini banyak orang?" Tanya si kucing dengan berbisik. Begitu pelan hingga Lisa pun hampir tak bisa mendengarnya. Tapi terimakasih Tuhan.
"Ini pusatnya, wajar jika ada banyak orang disini." Jawab Lisa.
Keduanya masuk ke dalam lift. Jennie melihat pantulan dia dan Lisa di depan sana. Tersenyum senang begitu dirinya bisa sedekat ini dengan Lisa.
Lisa yang menyadari gerak-gerik Jennie pun bertanya.
"Mengapa kau tersenyum seperti orang bodoh begitu, Jennie?"
Jennie tak suka dengan pertanyaan Lisa, sebab itulah ia memanyunkan bibirnya. "Jahat sekali, Lisa. Aku hanya senang, apa salah?" Tanyanya diakhir.
Lisa hanya menghela nafasnya. Jauh dilubuk hatinya ia bersyukur karena Jennie sudah bisa bicara dan berjalan dengan normal setelah beberapa hari berlatih dengan Roseanne.
Meskipun terlihat tak perduli, nyatanya Lisa sangat menjaga Jennie. Ia bahkan tak mengizinkan Jennie untuk keluar mansion tanpa ada yang menemani. Lisa juga mengatur segala yang dimakan dan di pakai si kucing.
Setelah beberapa menit didalam lift, Lisa dan Jennie keluar bersamaan. Disana ternyata sudah ada Luda yang menunggu. Luda sedikit terkejut dengan kehadiran gadis asing yang saat ini sedang menarik-narik ujung blazer Lisa.
"Apa yang kau inginkan, Jennie?" Tanya Lisa. Menatap Jennie dengan kesal.
"Aku ingin pipis Lisa, bagaimana ini? Apa tidak ada toilet? Adik Rosie bilang aku tidak boleh buang air sembarang, tidak tahan!!!"
Jennie melihat kesana-kemari, mencari keberadaan kamar mandi. Ia benar-benar sudah tak bisa menahannya lagi.
"Di ruanganku ada kamar mandi." Kata Lisa, ia menatap Luda. "Aku akan memanggil mu nanti, selamat bekerja." Lanjutnya dan membawa Jennie pergi.
Lisa membuka pintu ruangannya. Dan Jennie masuk begitu saja. Sepertinya ia benar-benar sudah tak bisa menahannya.
Lisa menggelengkan kepalanya. "Disebelah kanan, Jennie." Ucapnya dan suara pintu terdengar begitu nyaring.
Lisa melepas blazernya, melipatnya dan menyimpannya di kursi putar miliknya. Ia membuka laptop kerjanya, dan pesan-pesan aneh memenuhi layar.
Pemilik perusahaan Manoban' Group terlihat memasuki kantornya bersama gadis asing, apakah itu kekasihnya?
Potret kedekatan pemilik perusahaan Manoban'Group bersama seorang gadis yang diyakini adalah kekasihnya, sangat serasi
Lisa berdecak. Apa-apaan artikel ini? Tidak adakah hal lain yang lebih menarik selain berita tentangnya? Dan apa-apaan itu? Kekasih?! Siapa yang mengatakan bahwa Jennie adalah kekasihnya?!
Lisa memijat keningnya. Pandangannya beralih pada Jennie yang baru saja keluar dari kamar mandi. Ia memperlihatkan gummy smile nya yang begitu manis pada Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Teen Fiction[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...