"Kau mengikutiku dengan drone milikmu bukan?"Haein dan seorang lelaki lain yang sedari tadi menemaninya saling menatap. Teman Haein yang memiliki rambut panjang itupun menganggukkan kepalanya dan Haein mengerti maksud darinya.
"Ya, Jisoo-ssi... Aku minta maaf jika itu membuatmu tak nyaman. Aku memantaumu karena kau diikuti seseorang" jelas Haein.
"Matamu sangat tajam, eoh? Aku hampir tidak percaya jika kau menyadari itu."
Haein dan temannya terdiam. Rasanya Jisoo sangat santai. Disaat seperti ini pun wanita itu masih bisa tertawa. Seperti tidak ada rasa panik sedikitpun dalam kamusnya.
"Aku heran mengapa disaat keadaan seperti ini kau masih bisa tertawa, Jisoo-ssi" ucap Haein dan temannya mengangguk setuju.
"Sedikit membuatku terkejut" timpal si teman, Lee Jong Suk.
Haein mengangguk, alisnya terangkat begitu mendengar suara gadis lain disana. Apa mungkin itu sahabat Jisoo yang tadi ia katakan?
"Baiklah. Tolong bantu aku sedikit" ucap Jisoo disebrang sana dan panggilan telpon berakhir setelahnya.
Lee Jong Suk menatap Haein, pandangan matanya kemudian beralih pada layar laptop milik temannya.
"Lihat, perbesar lagi layarnya. Mobil itu dikendarai oleh seorang lelaki, ada tiga orang disana."
Haein menatap layar laptop nya. Benar apa yang dikatakan Lee Jong Suk. Mereka sepertinya sengaja beramai-ramai.
"Tetap perhatikan mobilnya. Aku akan menyusul Jisoo, dimobil sudah lengkap bukan?" Tanya Haein diakhir.
Lee Jong Suk mengangguk, ia kemudian mengambil laptop dari Haein.
"Jangan menjadi pusat perhatian, cukup secara diam-diam saja. Hati-hati" ucapnya, memperingatkan.
Haein memakai jaketnya, bersiap untuk segera pergi. Namun saat ia hendak melangkah menuju mobilnya, seseorang menghampiri ia dan temannya.
"Ada apa, Joshua-sii?" Tanya Haein.
Joshua, lelaki itu mengatur nafasnya yang memburu.
"Aku ikut bersama mu."
Haein dan Jong Suk saling menatap. Haein kemudian menganggukkan kepalanya, tak ingin membuang-buang waktu lagi.
Haein berangkat menggunakan mobilnya bersama Joshua. Haein sesekali melirik lelaki disamping nya yang tengah sibuk mempersiapkan segala nya.
"Jisoo sedang bersama orang lain, kemungkinan dia tahu apa pekerjaan nya, jadi kita tidak perlu menutupi hal ini darinya" ucap Joshua, masih fokus pada kegiatannya.
Haein kembali mengangguk, meskipun sebenarnya ia sangat penasaran darimana lelaki ini mendapatkan informasi tentang Jisoo.
"Aku mengetahuinya dari Jisoo sendiri, jangan khawatir" lanjut Joshua, kali ini ia sudah selesai dan kedua matanya bergerak untuk menatap Haein.
Haein mengangguk, ia tak banyak bicara dan langsung mempercepat laju mobilnya.
Sedangkan di tempat Jisoo, wanita penyuka ayam itu tengah kerepotan. Ia memakai baju kerjanya, baju dengan jaket tebal dan alat-alat tajam berada didalamnya. Pistol menjadi benda yang tak mungkin tertinggal.
"Haruskah aku menghubungi Lisa?" Tanya Rosie yang memang sedari tadi memperhatikan apa yang Jisoo lakukan.
Jisoo melirik Rosie sesaat, ia merapihkan jaketnya dan kembali menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Teen Fiction[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...