30

1.8K 192 2
                                    

      "Kalian di misi yang sama?"

Jisoo menganggukkan kepalanya, begitupun dengan Haein. Saat ini Jisoo, Haein dan satu rekan lainnya tengah berjalan di lobby kantor, masing-masing dari ketiganya membawa teh ditangannya.

       "Bagaimana denganmu, Jisung?" Tanya Jisoo.

Jisung, junior Jisoo itu menggelengkan kepalanya, "saat ini aku sedang tidak memiliki tugas penting, hanya seperti biasanya. Seperti yang kalian ketahui, aku memang sangat jarang turun ke lapangan" katanya.

Jisoo mengangguk-anggukkan kepalanya. Jisung berpisah untuk pergi ke kantin sedangkan Jisoo dan Haein masih bersama.


      "Heyy, Jisoo!!!"

Jisoo dan Haein sontak melihat ke arah mana suara itu berasal. Jisoo menarik sebelah alisnya dan senyuman terukir setelahnya.

        "Kau ada tugas lagi?" Tanya seorang lelaki, memberi salam pada Jisoo juga Haein setelahnya.

Jisoo mengangguk, "seperti itulah. Kali ini aku satu tim dengannya, sangat jarang sekali bukan?" Tanya Jisoo diakhir dengan kekehan nya.

Lelaki dihadapan Jisoo mengangguk, "kau benar. Ini pertama kalinya bukan? Semoga misi kalian berjalan dengan lancar."

Jisoo mengangguk, begitupun dengan Haein. Haein yang memang pada dasarnya adalah seorang lelaki yang tak banyak bicara hanya diam dan memperhatikan Jisoo juga seorang lelaki asing lainnya.

Terkadang Haein juga akan menjawab jika lelaki itu melontarkan pertanyaan padanya, dan setelahnya hanya diam, memperhatikan.

Ponsel Jisoo berdering, Jisoo lantas menjawabnya dan sedikit menjauh dari kedua lelaki itu.

       "Ada apa, Manoban?" Tanya Jisoo pada si penelpon; Lisa.

       "Bisakah kau menjemput adikku?  Aku memiliki pekerjaan yang cukup penting sekarang."

Jisoo terdiam sejenak, menjemput Rosie? Tentu saja ia tidak akan menolaknya. Sejujurnya ia juga agak sedikit rindu dengan gadis itu.

Jisoo spontan menganggukkan kepalanya, "tentu. Aku bisa, aku akan menjemputnya sekarang" katanya.

Dan panggilan telpon berakhir setelah nya.

Jisoo berjalan menghampiri Haein. "Joshua sudah pergi?" Tanyanya dan lelaki itu mengangguk.

       "Umm... Begini, Haein-ssi... Sahabatku meminta bantuan, dan aku tidak bisa menolaknya. Jadi mungkin aku akan sedikit terlambat, mianhae" ucap Jisoo.

Haein mengangguk, "tidak apa-apa, Jisoo-ssi. Aku mengerti. Berhati-hatilah, kita tidak tahu kapan musuh akan menyerang."

Jisoo terkekeh kecil, ia kemudian mengangguk-anggukkan kepalanya, menepuk sebelah pundak lelaki yang lebih tinggi darinya dan pergi setelah berpamitan.

Haein memperhatikan punggung Jisoo yang perlahan menjauh, memasuki mobil miliknya.

Jika boleh jujur, Haein sedikit cemburu dengan Joshua juga Jisung. Mereka memanggil Jisoo dengan akrab, tak seperti dirinya yang harus tetap menggunakan kata ssi.

Haein sebenarnya juga sudah sangat memimpikan kan hal ini, ia sangat ingin satu misi dengan Jisoo. Sejak pertama kali Jisoo bekerja disini, ia sudah terkagum-kagum dengan wanita itu.

Haein menghela nafas, ia berusaha menyadarkan dirinya dari lamunan-lamunan tak penting itu dan segera memasuki mobil.

.
.
.

Jisoo POV!

Aku terus bersiul sepanjang perjalanan. Astaga, aku benar-benar merindukan tupai itu. Kapan terakhir kali aku bertemu dengannya? Sekitar tiga hari yang lalu? Entahlah, anak itu selalu sibuk dengan teman-teman nya.

NEW ZEALAND CAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang