Orang-orang dari kalangan atas itu terlihat amat sangat menikmati pesta nya. Memegang gelas tinggi disetiap tangannya. Saling menyapa dan berkenalan. Nampaknya si tuan rumah belum juga memperlihatkan batang hidungnya hingga sekarang.Ada beberapa dari mereka yang berdiri, menikmati obrolannya dengan rekan yang lain. Dan ada juga yang hanya duduk, menonton apa yang ada di sekitarnya.
Para tamu lain kembali berdatangan, dan yang paling menarik perhatian adalah si Manoban. Ia memakai pakaian formalnya dan terlihat serasi ketika melangkah bersama Jennie.
Lisa memakai pakaian serba hitam, sedangkan Jennie memakai dress putih panjang dengan bagian kaki depan yang terekspos. Sebenarnya Lisa tak ingin Jennie memakai dress ini, terlalu terbuka menurutnya.
Apalagi belahan dada juga paha nya pun agak terlihat. Namun sayangnya, Lisa tidak bisa protes. Pakaian ini sudah disiapkan oleh tetua. Jadi mau tak mau Lisa harus memakainya dan membiarkan si kucing kali ini.
Lisa POV!
Sudah ku bilang, semua orang pasti akan memperhatikan Jennie. Mata mereka terlihat sangat ingin menelanjangi gadisku. Ck! Sialan.
Aku merangkul pinggang Jennie dengan posesif. Jennie tahu, aku tak pernah melakukan ini sebelumnya, itulah alasan mengapa dia menatapku saat ini.
Aku mendekatkan wajahku, "jangan protes. Biarkan aku melakukan apapun yang aku mau." Bisikku.
Jennie tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Lakukan saja apapun yang Lisa inginkan, aku tak akan menolaknya."
Aku meremas pinggang ramping Jennie dan membuatnya menjadi semakin dekat denganku.
"Good girl."
Aku berjalan diatas karpet merah itu. Mr. Lucas sudah menunggu dengan senyuman nya disana. Aku menghampiri dan dengan sangat terpaksa ku lepas tanganku dari pinggang si kucing.
Mr. Lucas mengulurkan tangannya, meminta untuk berjabat tangan. Aku tentu saja menerimanya, membalas uluran tangan lelaki yang lebih tua 5 tahun dariku dan berpelukan dengan singkat.
"Tetua sudah memberitahuku jika ia akan diwakilkan oleh mu. Ku pikir kau tidak akan datang, Lisa." Ucapnya.
Aku menggelengkan kepalaku dan tersenyum. "Tentu saja aku akan datang, Mr. Suatu kehormatan bagiku untuk datang ke acaramu."
Mr. Lucas tersenyum senang. Pandangan mata nya kemudian beralih pada si kucing. Aku tahu apa yang pertama dirinya lihat; dada Jennie.
Sialan. Jika saja dia bukan salah satu teman tetua, mungkin aku sudah mencopot matanya yang berwarna biru itu.
"Aku tidak tahu jika kau akan membawa pasanganmu, Lisa." Ujar Mr. Lucas. Ia melirikku sesaat dan kembali tersenyum.
"Siapa namamu?" Tanyanya.
Jennie melirikku sesaat, aku menganggukkan kepalaku dan ia beralih pada lelaki didepannya.
"Jennie." Katanya, singkat.
Mr. Lucas tersenyum. Kami berbincang tentang hal-hal acak, kebanyakan soal pekerjaan memang. Setelah beberapa menit ia pergi untuk menyapa tamu lainnya.
Sedari awal mengobrol Mr. Lucas hanya melihat tubuh Jennie, dan Jennie. Dan aku hanya terus mengutukinya dari dalam hati. Dia keterlaluan.
Aku membawa Jennie ke salah satu meja dan mendudukkan nya di kursi, disampingku, tentu saja. Sepertinya si kucing ini menyadari seberapa terbukanya pakaian yang dirinya kenakan, ia terus menatapku sedari tadi.
"Sebentar lagi." Ucapku, memintanya untuk sedikit bersabar lagi.
Lisa POV end!
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Novela Juvenil[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...