Jennie memanyunkan bibirnya, ia menatap Lisa, mengadu pada Lisa. Ia kesal karena sedari tadi dirinya terus diejek oleh Jisoo dan Rosie.
Jisoo mencubit dirinya sendiri supaya bisa berhenti tertawa, ia bahkan sampai memukul-mukul meja dengan pelan.
"Benar, semalam aku mendengar suara rengekan. Mungkinkah itu dari Jennie? Tapi bukankah katanya dia bilang sudah dewasa? Dia merengek seperti bayi semalam" ujar Rosie.
Dan sialnya, itu malah semakin membuat Jisoo tak bisa menghentikan tawanya. Pipinya bahkan sudah sangat pegal karena terus tersenyum lebar.
Jennie yang kesal sontak berdecak sebal, "lihat saja! Itu terakhir kalinya!" Katanya sembari memalingkan wajah.
Lisa terkekeh kecil, ia mengelus singkat kepala Jennie.
"Tidak apa-apa, mereka hanya menggoda saja. Kau bisa merengek sesukamu jika kau mau, aku sama sekali tidak keberatan" ujar Lisa yang akhirnya membuka suara setelah beberapa menit hanya berdiam saja, memperhatikan.
Rosie mengangguk-anggukkan kepalanya, "Lisa benar. Kita hanya bercanda, aku juga terkadang selalu merengek kepada Jisoo, begitupun sebaliknya."
Ucapan Rosie itu membuat Jennie kembali menatap nya, "benarkah? Jadi aku juga masih boleh melakukannya? Itu tidak dilarang?" Tanyanya dengan antusias tinggi.
Jennie menatap Rosie, Lisa juga Jisoo bergantian dan mereka sama-sama menganggukkan kepalanya.
"Tapi aku juga ingin terlihat dewasa" lanjut Jennie.
Jisoo memasukkan ayam goreng kedalam mulutnya, "bersikap sesuai suasana saja" sambungnya, berucap ditengah-tengah kegiatannya yang sedang mengunyah dan menikmati ayam itu.
Jennie mengangguk-anggukkan kepalanya dan mereka kembali menikmati sarapan nya masing-masing.
.
.
.Setelah menyelesaikan semuanya, Lisa meminta Seulgi dan Irene untuk segera ke bandara. Lisa mengatakan kepada mereka bahwa ia akan menyusul.
Lisa memiliki urusan, dan urusan itu adalah menjemput Frank dan keluarganya. Lisa benar-benar melakukan semuanya, ia tak membiarkan teman-teman atau yang lainnya mencampuri urusan nya.
Lisa tersenyum senang begitu melihat Frank keluar dari rumah sederhana nya dengan dua koper ditangannya.
Lisa yang sedari tadi bersandar pada mobil itu lantas berdiri dan menghampiri Frank, membantu Frank membawakan koper-koper nya.
"Sudah semua?" Tanya Lisa begitu semuanya selesai.
Frank menganggukkan kepalanya dengan senang, "tentu. Terimakasih sudah membawakan ini, padahal kau tidak perlu repot-repot seperti ini" ucapnya.
Lisa tidak merasa keberadaan, ia hanya membalas ucapan Frank dengan kekehan kecil. Ia berdiri disamping Frank.
"Anak-anak, cepatlah! Jangan membuat nona Lisa menunggu terlalu lama" ujar Frank dengan sedikit berteriak.
Lisa melirik Frank sesaat, "kau tidak harus melakukan itu, Frank" katanya. Sedangkan Frank hanya terkekeh saja.
Beberapa saat kemudian anak-anak dan satu cucu Frank keluar dari rumah secara bersamaan.
Lisa tersenyum dengan lebar melihat cucu perempuan pertama Frank yang juga sedang melangkah dengan kaki kecilnya ke arah Lisa.
Lisa sontak berjongkok dan meraih si kecil, membawa ke dalam pelukannya.
"Aigo, Mai-chan yang mungil, kau benar-benar cantik" ucap Lisa, memuji si kecil.
Frank dan keluarga yang melihat itu merasa senang. Lisa banyak berubah setelah setahun terakhir. Itu membuat mereka bangga juga bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW ZEALAND CAT [END]
Teen Fiction[JENLISA] Dia cuek dengan sekitarnya. Peduli dengan manusia? Tidak terlalu, dia akan peduli hanya ketika benar-benar merasa iba saja. Jika pada manusia saja ia seperti itu, lantas bagaimana dengan hewan? Apakah ia akan menjaga dengan baik kucing k...