🌱14

5.2K 830 114
                                    

"Karena kedatangan senja yang menenggelamkan matahari mengajarkan pada kita, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini itu nggak ada yang abadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kedatangan senja yang menenggelamkan matahari mengajarkan pada kita, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini itu nggak ada yang abadi."

- a m i n u t e
o f h o p e -

"Adek yakin nggak mau ikut?" Baekhyun menyuarakan tanya sekali lagi mencoba memastikan bahwa si bungsu tetap teguh pada keputusannya.

Si bungsu yang ditanya tersenyum kecil, "Iya Ma, jangan khawatir.. Injun bakal baik-baik aja kok di rumah." Jawab Renjun dengan penuh keyakinan.

Sore ini tiba-tiba saja Chanyeol dan Baekhyun harus menghadiri sebuah acara pesta pembukaan hotel milik rekan bisnis Chanyeol, sebenarnya Chanyeol bisa pergi sendiri akan tetapi agaknya kurang sopan mengingat istri dari rekan bisnisnya juga merupakan teman baik Baekhyun. Namun Baekhyun juga tak setega itu untuk pergi sedang Renjun di rumah sendirian sebab sang kakak, Lucas, tengah mengikuti pelajaran tambahan dan akan pulang terlambat.

"Mama nggak usah pergi aja deh, takut nanti kamu sendirian terus ada apa-apa gimana?" Jelas sekali raut kekhawatiran yang tercetak di wajah Baekhyun.

Renjun menggeleng, "Ih, nggak apa-apa, Ma.. Injun baik-baik aja kok, nanti kalo ada apa-apa Injun pasti bakalan langsung telpon Mama." Lagi Renjun berujar agar sang Mama tak perlu khawatir dan pergi dengan tenang.

Baekhyun tak langsung menjawab, netra menatap sang anak lekat lantas meyakinkan diri bahwa Renjun akan baik-baik saja, toh acaranya tak akan memakan waktu yang lama.

"Janji ya, kalau ada apa-apa langsung telpon Mama atau kakakmu."

Renjun mengangguk dengan cepat, "Iya Ma, Injun janji."

Selepas itu Baekhyun memeluk sang anak singkat lantas menyusul Chanyeol yang tadi izin untuk menyiapkan mobil.

Renjun melambaikan tangan pada mobil orang tuanya kala benda itu mulai berjalan perlahan meninggalkan halaman rumah. Renjun membawa tungkai masuk ke dalam rumah, tak ada hal yang bisa ia lakukan selain duduk di dalam kamar seraya membaca sebuah novel yang beberapa waktu lalu dibeli bersama Jeno selepas pulang sekolah.

Oh, mengingat Jeno, apakah Renjun sebaiknya mengajak si pria berjalan-jalan? Sepertinya itu bukan ide yang buruk, lagi pula hubungan mereka saat ini sudah cukup baik, pikir Renjun. Langsung saja si kecil mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja, mengusap layar guna mencari room chatnya dengan Jeno.

Chatroom

Renjun :
Jeno...

Jeno:
Apa?

Renjun :
Lagi sibuk nggak?

Jeno:
Enggak, kenapa?

Renjun :
Mau ajak jalan-jalan, mau nggak?

A Minute of Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang