- a m i n u t e
o f h o p e -
;Dengan tangan yang bergetar dan air mata yang membasahi wajah, Lucas berlari di koridor rumah sakit mengikuti langkah para perawat yang tengah mengiring sang adik menuju ruang gawat darurat untuk segera mendapatkan pertolongan pertama.
Ketika Lucas sampai di rumah, diri mendapati bahwa sang adik sudah terbaring lemah di atas lantai kamar dengan kondisi tak sadarkan diri. Demi Tuhan, rasanya jantung Lucas seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat tatkala melihat hal itu. Tanpa pikir panjang, Lucas segera mengangkat tubuh Renjun dan membawanya ke rumah sakit.
Lucas tak akan memaafkan diri sendiri bila terjadi sesuatu pada sang adik. Perasaan bersalah perlahan-lahan menyelimuti hati Lucas. Harusnya dia tidak pergi, harusnya dia tetap berada di rumah atau kembali setelah mengantarkan sang ibu dan berbagai macam perandaian yang kini hanya bisa Lucas sesali.
Kini Lucas bingung, bagaimana dia akan memberitahu kondisi Renjun pada sang ibu? Lucas bergegas pergi dan tak mengatakan apapun pada Baekhyun. Sekarang bagaimana?
“Renjun, kakak tahu kamu anak yang kuat..” Lucas memberi jeda pada kalimatnya. “Tuhan, aku mohon semoga nggak ada hal buruk yang terjadi sama adikku.” Gumam Lucas seraya menyatukan kedua tangan, berdoa pada yang membuat hidup.
Getaran pada saku celana Lucas menyadarkan sang wira dari keheningan yang membasuh diri. Lucas keluarkan benda pipih yang bersembunyi dibalik saku celana, nama sang ibu terpampang jelas di layar ponsel ketika benda itu berhasil Lucas keluarkan.
Bagaimana ini?
“Mama..”
“Lucas, kamu dimana, nak? Ini Mama cari kamu dari tadi kok nggak ketemu, kamu udah pulang duluan apa gimana? Adek baik-baik aja, kan? Mama telpon adek kok nggak di angkat ya?” Ujar Baekhyun di sebrang sana.
Lucas menggigit bibir bawah dengan mata yang berkaca-kaca, “Ma.. Adek..” Lucas bahkan tak sanggup melanjutkan ucapan, rasanya dia tidak tega memberitahu sang Ibu prihal keadaan sang adik yang masih belum pasti. Namun, Lucas juga tak bisa menyembunyikan hal ini.
“Adek kenapa? LUCAS, ADEK KENAPA?!” Tentu, perasaan seorang ibu tak akan pernah salah. Sejak beberapa jam yang lalu, Baekhyun merasa begitu gelisah dan ketika menghubungi Renjun, alih-alih suara sang anak, justru hanya suara operator yang ada, Lucas pun juga tak ada di manapun semakin membuat Baekhyun khawatir.
“Mama ke rumah sakit ya, nanti Lucas jelasin.” Hanya itu yang bisa Lucas katakan dan sambungan itu terputus.
Lucas tertunduk dalam dengan mulut yang tak henti bergumam, sebuah gumaman yang berisi doa pada Tuhan agar tak terjadi hal yang tak diinginkan, karena demi apapun, Lucas tak akan pernah siap untuk kehilangan sang adik.
Di sisi lain. Jeno termenung di dalam kamar, bukannya berganti pakaian dan langsung pergi tidur selepas pulang dari pesta Yuna, Jeno justru berdiri di balkon kamar dengan tangan yang menggenggam pagar tralis yang menjadi pembatas dan mata yang menyorot langit malam yang pekat.
Aneh. Padahal dia baru saja berhasil meresmikan hubungan dengan Yuna, alih-alih merasa bahagia dengan perasaan yang berbunga sekaligus berdebar, Jeno justru merasa kosong seolah tak ada sesuatu yang istimewa dari hal tersebut.
Sebenarnya apa yang salah?
Lantas, tiba-tiba Jeno teringat dengan Lucas. Tadi, sewaktu Jeno mengambil jus yang berada tak jauh dari Lucas berdiri, dia melihat sosok itu mengangkat sebuah panggilan namun sayang sebab Jeno tak dapat mendengar dengan jelas pembicaraan dan yang dia lihat tiba-tiba wajah Lucas berubah panik kemudian bergegas pergi dengan tergesa-gesa. Saat di pesta pun Jeno tak menemukan Renjun, padahal dia yakin bahwa Yuna pasti mengundangnya, apalagi ada Lucas di sana, tidak mungkin jika Renjun tidak diundang.
![](https://img.wattpad.com/cover/291876298-288-k855784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Minute of Hope ✔
Fiksi Remaja[NOREN] Dia Huang Renjun, seorang yang selalu berharap suatu hari nanti entah kapan cintanya akan terbalaskan. Meskipun berulang kali harus menelan pil pahit sebuah penolakan, Renjun tak pernah sekalipun menyerah. Namun, bagaimana jika pada akhirny...