- a m i n u t e
o f h o p e -;
Gelap, meskipun Renjun sudah membuka kedua mata namun dia tak dapat melihat apapun hanya ada kegelapan yang membungkus diri. Renjun seolah-olah tengah berada di sebuah lorong yang begitu panjang tanpa sedikitpun cahaya, sejauh apapun Renjun berjalan tak pernah dia temukan jalan keluar. Renjun pikir, mungkin ini adalah akhir dari kehidupannya.
Namun di tengah rasa putus asa yang menggerogoti hati, indera pendengaran berhasil menangkap sebuah suara yang tak asing, seolah suara itu adalah suara yang Renjun rindukan, semakin banyak suara yang berhasil Renjun dengar menuntunnya keluar menuju cahaya terang.
Tatkala kesadaran belum sepenuhnya Renjun dapat, samar-samar dia melihat sosok tak asing menatapnya. Renjun bertanya-tanya, siapa sosok tersebut? Kenapa sangat mirip dengan Jeno? Tapi kemudian Renjun segera menepis pikiran tersebut sebab yakin bahwa Jeno tidak mungkin berada disini, mungkin itu hanya halusinasi Renjun lantaran terlalu merindukan sang dominan.
Sosok itu memudar, kemudian berganti dengan beberapa dokter dan perawat yang mulai mengambil alih, hal itu semakin membuat Renjun yakin bahwa sosok tadi tidaklah nyata.
Di sisi lain, Lucas yang mendengar kabar bahwa adiknya telah sadar bergegas ke rumah sakit, beruntung sebab pelajaran tambahan yang ia ikuti telah usai hingga dia tak perlu repot meminta izin ataupun kabur di tengah pelajaran.
Ketika Lucas telah sampai, rupanya kedua orang tua mereka sudah lebih dulu tiba, saat Lucas masuk dia di sambut dengan tangis haru sang ibu yang kini memeluk Renjun dengan erat sedang sang Ayah mengusap punggung sang ibu sembari air mata terus mengalir dari pelupuk mata.
“Mama, Renjun baik-baik aja, udah jangan nangis.” Ungkap Renjun yang sejujurnya juga tak kuasa menahan air mata.
Dokter Ten bilang ini adalah sebuah keajaiban dimana Renjun akhirnya kembali membuka mata setelah berada di ambang kematian.
Baekhyun melepaskan pelukannya pada sang putra, dia mengusap kedua pipi Renjun dan kemudian mengecup seluruh permukaan wajah sang anak tanpa terlewat satupun. “Terimakasih, terimakasih karena Injun udah bertahan, terimakasih.” Kalimat itu yang terus Baekhyun ucapkan, dia tidak tahu lagi harus berkata apa selain ungakapan syukur sebab putranya kembali membuka mata setelah hampir 2 minggu lebih tak sadarkan diri.
Lucas mendekat, dia mengambil posisi bersebrangan dengan kedua orang tuanya. Bagaimanapun Lucas melihatnya, dia seolah tak percaya bahwa sang adik benar-benar membuka kedua mata bahkan duduk dan tersenyum padanya. Ah, betapa Lucas sangat merindukan senyum sang adik.
Chanyeol yang sejak tadi hanya diam, kini bertukar posisi dengan Baekhyun, dia juga memberikan sebuah kecupan pada Renjun tepat di kening sang anak. “Baba sayang banget sama Renjun. Renjun ada ngerasa sakit atau nggak enak sama badan Renjun?”
Renjun menggeleng kecil, “Renjun baik-baik aja kok, Ba, Renjun juga sayang banget sama Baba.”
Jujur, Renjun tidak begitu ingat bagaimana dia akhirnya bisa terbaring di ranjang rumah sakit, akan tetapi dia merasa bersyukur sebab Tuhan masih memberikan kesempatan untuknya kembali membuka mata dan melihat orang-orang yang ia sayangi disini.
Sekarang hanya tinggal Renjun dan Lucas, Chanyeol membawa Baekhyun keluar guna menenangkan hati sang istri yang masih menangis dan merasa khawatir pada Renjun.
“Hai,” Sapa Lucas dengan suara bergetar akibat tangis yang coba ia tahan, terdengar sangat canggung tapi demi apapun Lucas senang sekali. Sapaan itu mendapatkan balasan seulas senyum manis sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Minute of Hope ✔
Ficção Adolescente[NOREN] Dia Huang Renjun, seorang yang selalu berharap suatu hari nanti entah kapan cintanya akan terbalaskan. Meskipun berulang kali harus menelan pil pahit sebuah penolakan, Renjun tak pernah sekalipun menyerah. Namun, bagaimana jika pada akhirny...