Mengambil sweater abu-abu dan jaket tipis berwarna hitam, Yangyang bersiap kembali pergi jalan-jalan dengan Kun.Dia ingin berbicara lagi, tentang hubungan mereka.
Mengecek handphone miliknya kapan Kun datang menghampiri, laki-laki yang ia tunggu sudah berhenti tepat di depannya, menampilkan senyuman terbaiknya.
Tiba-tiba hatinya mulai nyaman, mengetahui tidak akan ada masalah selama ada Kun yang bersamanya.
Apakah dirinya juga sudah terlalu dimabuk cinta? Mungkin saja.
"Lama nunggu?" tanya Kun, sembari mengantar Yangyang ke tempat duduk di samping kemudi.
Yangyang menggeleng, menerima perlakuan manis dari Kun dengan mencium pipi laki-laki itu sekilas.
Oh astaga, Kun ingin meleleh sekarang juga. Dia menjadi sangat bersemangat menghabiskan hari ini bersama laki-laki yang Kun cinta.
"Ayo jalan! Keburu malem!" seru Yangyang tidak sabar.
"Iya, bentar!"
Kun memasuki mobil miliknya dengan senyum yang susah luntur. Ditatapnya Yangyang sebentar, merasa dirinya akan selalu bahagia meskipun harinya berjalan sangat melelahkan.
Sore ini, Kun mengajak Yangyang lagi untuk menghabiskan hari di tempat yang sedikit jauh dari apartemen Xiaojun. Perlu diingat, Yangyang lebih suka menginap di apartemen Xiaojun daripada mencari apartemen sendiri.
Lagipula sebentar lagi Yangyang akan kembali ke Jerman.
"Kemarin aku habis bicara sama Kak Saebom, tentang kalian berdua."
Melihat eskpresi datar Yangyang sekilas, Kun membalas. "Bahas apa aja?"
"Tentang Kak Sae yang suka sama Kak Kun, terus sama... nggak deh."
Kun mengernyit heran, namun dia lebih tertarik membahas tentang Saebom diantara mereka berdua. "Tenang, dia udah nemu calon masa depan dia yang asli. Kerja keras gue terbayarkan, dan dia janji ga akan deketin gue lagi. You know I love you more,"
Terkekeh, Yangyang menjawab. "Tahu."
Mobil yang mereka naiki berhenti tepat di belakang garis putih ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Kun bisa menggunakannya untuk mengobrol lebih banyak.
Jujur saja, Kun masih merasakan dinding besar milik Yangyang belum mempersilakan dirinya masuk, untuk menjaga si manis.
Dan sebagian jalan-jalan mereka dimulai oleh Kun sendiri. Jika dikatakan berjuang sendiri, tidak sepenuhnya benar, tapi Kun pun ingin Yangyang kembali seperti Yangyangnya tiga tahun lalu.
Terpikirkan sesuatu, Kun tersenyum miring. "Tadi tumben nyium pipi duluan?"
Yangyang panik, menyembunyikan wajahnya dari pandangan Kun, malu sudah bertindak sebelum berpikir. "Nggak... gapapa."
Ternyata masih sama. Dan justru semakin terlihat menggemaskan.
Mobil yang mereka tumpangi kembali berjalan ketika lampu hijau menyala. Dengan suasana canggung dan lagu dari radio memenuhi keheningan, tanpa sadar Yangyang diajak kembali pada taman kota.
Dimana ia membeli ice cream dan permen kapan kesukaannya, bersama Kun, menikmati hari penuh taburan gula.
"Ah... kenapa kesini..." keluhnya malu.
Yangyang masih mengingat ia memberikan jawabannya yang juga mencintai Kun, dan saat mengetahui kembali ke tempat ini, ingatannya semakin jelas.
Keduanya turun dari mobil bersama, dengan Kun harus mengajak Yangyang berulangkali karena laki-laki itu merasa sangat malu mengingat dirinya yang dulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/275852404-288-k859667.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Old Days - KunYang
Fanfiction[ Sequel Hands on Me ] "Good old days ya," "Ya." © crusshiepie , 2022