Sayup-sayup indera pendengaran Jungkook menangkap suara alarm dari ponselnya, perlahan dia mengerjap-ngerjapkan matanya lalu mematikan alarm kemudian menoleh ke sempingnya..
Taehyung masih terlelap dengan bertelanjang dada memeluk erat tubuhnya, sepertinya permainan panas sebelumnya membuat Taehyung kelelahan..
Jungkook beranjak bangun setelah melepaskan tangan sang dominan dari tubuhnya, dengan langkah pelan dia meninggalkan kamar menyisakan Taehyung yang masih di alam mimpinya..
"Aish.. Kenapa tak ada apapun dikulkas" Gumam Jungkook, setelah melihat isi kulkas yang hanya menyimpan beberapa kaleng minuman juga roti disana..
Ada juga sayuran yang sudah menguning serta beberapa bahan makanan yang terlihat sudah layu, mungkin sang pemilik tidak pernah memasak bahkan mungkin memeriksa isi kulkasnya begitu pikirnya..
Karena sudah lapar Jungkook mulai memasak dengan bahan seadanya, sekalian menyiapkan sarapan untuk Taehyung sang Boss setengah-setengahnya..
Grep..
Tiba-tiba Taehyung sudah berada dibelakangnya, tangannya melingkar indah dipinggang rampingnya..
Jungkook menghembuskan nafasnya sudah tak asing dengan tangan kekar yang selalu merangkulnya, dia mengabaikan sosok Taehyung yang berdiri disana dengan hembusan nafas hangat mengenai tengkuknya..
"Apa yang sedang kau lakukan hmm?" Tanya Taehyung, dengan suara serak dan dalam khas bangun tidur..
Mata Taehyung masih tertutup sesekali terbuka namun tertutup lagi sembari menelusupkan wajah dileher kekasihnya, Jungkook terkekeh karena diam-diam ekor matanya menangkap Taehyung yang masih mengantuk sepertinya..
Tentu saja Taehyung masih mengantuk sebab matahari pun belum menunjukkan sinarnya, dia terbangun karena sosok yang dipeluk menghilang entah kemana- dengan malas Taehyung mencari Jungkook, mulai dari kamar mandi, balkon, ruang tamu hingga sampai di dapur karena mendengar suara bising darisana..
Chup..
Taehyung mencium tengkuk Jungkook sembari mengeratkan pelukannya, namun Jungkook menepisnya membuat tubuh Taehyung mundur beberapa langkah olehnya..
"Jika masih mengantuk tidur sana, jangan menggangguku disini" Protes Jungkook, seraya melanjutkan aktivitasnya tanpa terganggu kehadiran Taehyung disana..
"Bersamamu ayo~ aku, tidak ingin tidur sendiri nanti tidak ada yang bisa dipeluk" Rengek Taehyung, Jungkook hanya menggelengkan kepala melihatnya..
"Dasar manja, aku harus membuat sarapan untuk kita-"
"-Lagipula apa gunanya guling disana, jika kau tak memeluknya" Oceh Jungkook..
"Aku inginnya kamu sayang"
Taehyung kembali merengek kali ini malah terlihat seperti anak kecil, Jungkook memutar bola matanya jengah- karena dipagi hari yang indah, ia harus meladeni bayi besar yang cerewet..
-awal yang buruk pikirnya-
Jungkook membalikkan badannya berhadapan langsung dengan Taehyung yang kini menatap sayu ke arahnya, dia meraih telapak tangan dan menarik Taehyung untuk duduk dikursi meja makannya..
Jungkook heran kenapa Taehyung memiliki sisi seperti ini, pria gagah yang selalu dihormati dan disegani bertingkah layaknya bayi- jika para bawahannya melihat moment langka ini, pasti akan menjadi tranding topik dikantornya nanti..
"Kau mau menunggu disini, atau membersihkan diri sebelum sarapan nanti? Sepertinya kau harus mandi, sudah sana~ kembali lah nanti setelah memakai pakaian dengan rapi"
"Apa kau tergoda hmm? Sepertinya olahraga subuh sangat baik untuk kesehatan, tak buruk bukan?" Ujar Taehyung, seraya merangkul Jungkook dengan smirk diwajahnya..
Jungkook menarik Taehyung untuk bangun kemudian mendorongnya kembali ke kamar, Taehyung tertawa puas karena berhasil menggoda kekasihnya- dan sempat melihat semburat merah dipipinya, wah~ Jungkook nya sangat lucu begitu pikirnya..
Tepat dibibir pintu tiba-tiba Taehyung menghentikan langkahnya dengan mengeraskan tubuhnya, sontak saja Jungkook menabrak punggung sang dominan dari belakang..
"Kenapa?" Tanya Jungkook, saat Taehyung membalikkan badannya sehingga wajahnya hanya berjarak beberapa sentimeter saja..
"Aku akan menuruti perintahmu jika-" Taehyung menatap tajam, sembari menggantung ucapannya membuat Jungkook mengerutkan keningnya..
"Jika apa~ uhm?!"
Taehyung menangkup wajah Jungkook lalu menghujaninya dengan ciuman, mulai dari kening, hidung, kedua pipi hingga berakhir dibibirnya- sementara Jungkook membeku ditempatnya, namun detik kemudian pipinya memerah bahkan lebih merah dari sebelumnya..
"Morning kiss Babe~ aku akan mandi, jangan lupa siapkan sarapannya hmm? Jangan hanya berdiri disana" Teriak Taehyung, yang sudah lari masuk ke dalam kamar mandi..
Sial..
Pipinya memerah sempurna dengan sedikit berlari Jungkook kembali ke dapur menyelesaikan pekerjaannya, sementara Taehyung terdengar bersiul juga bernyanyi dari dalam kamar mandi sana..
Jungkook masih gelisah membayangkan kejadian yang baru saja terjadi, bagaimana bisa? Seorang Kim Taehyung melakukan hal itu, layaknya seorang pesulap yang menghipnotis lawannya dalam hitungan detik hingga tersipu..
Apa Jungkook perlu menekankan karena dia adalah seorang Kim Taehyung? Ingat seorang Taehyung untuk meyakinkan dirinya sendiri, tapi bukan itu poin pentingnya disini- poinnya adalah mengapa? Jungkook dengan mudahnya terjebak dalam pesona seorang -Kim Taehyung- si Boss setengah-setengahnya?
Kemana hilangnya benteng yang Jungkook pasang selama berbulan-bulan? Semenjak pria itu tiba-tiba datang, dan mengacaukan kehidupannya dengan membawanya masuk lebih jauh ke dalam jeratannya..
Bukankah sejak awal dia sudah memasang benteng yang sangat kuat dan besar? Apa karena kejadian kemarin semuanya hilang begitu saja? Lenyap ditelan bumi begitu? Jungkook sendiri tidak tahu akan hal itu, dia hanya mengikuti alurnya layaknya air yang mengalir..
Apa Jungkook merasakan sesuatu? Getaran-getaran itu?
"CINTA?"
Jungkook menoleh seketika saat Taehyung berjalan mendekat ke arahnya, dengan dua kancing atas yang terbuka serta dasi ditangannya- tas kerjanya sengaja ia tinggalkan diruang tamu, dengan tergesa menghampiri sang kekasih yang menunggu..
"Cinta~ ahh sepertinya aku sangat mencintaimu, melihatmu seperti ini layaknya seorang istri membuat aku ingin segera menikahimu Baby" Ucap Taehyung, seraya mendudukkan diri dikursi..
Rasanya sangat bahagia melihat orang yang dicintainya membuatkan sarapan untuknya, padahal ia tidak meminta hanya saja sang kekasih berinisiatif sendiri menyiapkannya..
Bagaimana Taehyung tidak gemas? Ingin rasanya, dia menculik Jungkook saat ini juga untuk dinikahinya..
Tanpa mengeluarkan suara Jungkook berjalan ke arah meja menata rapi sarapan yang ia bawa, kemudian beralih menghadap sang Boss yang menatapnya lalu mengambil alih dasi- memasangkannya dengan teliti dan juga rapi, Taehyung tersenyum karena sudah memdambakan sejak lama hal ini..
Saat bangun dipagi hari dirinya disambut wajah damai sang istri, melihat punggung istrinya saat memasak dan menatap wajahnya ketika memasangkan dasi seperti tadi- membayangkan ada yang menunggu serta menyambut hangat dirinya saat pulang bekerja, dan disaat bersamaan ada malaikat kecil yang berlari ke arahnya..
Dengan senyum yang mengembang lalu berteriak "Yes, Dady pulang!" lalu Taehyung dengan senang hati menunduk, menyamakan tingginya memeluk serta mengangkat tubuh kecil itu dalam gendongannya..
Lalu mengecup sayang kening istrinya serta makan malam bersama dengan mereka, lalu setelah itu dia bersama sang istri menuju kamar anak untuk membacakan dongeng pengantar tidurnya..
Setelahnya dia berbalik ke kamar mereka untuk mandi dengan air hangat yang disiapkan istri tercinta, kemudian tertidur dengan posisi saling memeluk untuk menutup hari mereka- sangat indah untuk dijadikan harapan serta diwujudkan, berapapun harganya Taehyung akan membayarnya karena dia hanya mencintai Jungkook -Kookie kecilnya-..
"Ayo sarapan, kenapa melamun?" Ucap Jungkook, menaikkan sebelah alisnya sembari memakan makanannya..
Taehyung tersentak dari lamunannya seraya tersenyum dia menggaruk tengkuknya, kemudian mulai mencicipi serta melahap makanan buatan calon istrinya:v
"Uhm~ enak, kau sudah cocok menjadi istri Baby"
Blush..
Lagi-lagi Jungkook memerah pipinya saat mendengar Taehyung bicara menjurus kesana, dia hanya diam tak berniat menjawab ataupun mengelak ucapan Boss nya..
***
Seorang anak laki-laki dengan angkuhnya berjalan-jalan ditaman tengah kota sendirian, kaki kecilnya menendang bebatuan kecil yang menghalangi langkahnya- hingga tanpa tanpa disadari bebatuan yang barusaja ia tendang, mengenai sepatu salah satu anggota segerombolan anak kecil sebayanya..
Dan parahnya lagi bebatuan itu terdapat lumpur hingga mengotori sepatu bersih nan mengkilat anak itu, dengan wajah kesal anak itu menghampiri sang pelaku sorot matanya melemparkan kemarahan..
Saat jarak keduanya berdekatan dengan brutal dia memukul tubuh pelaku yang telah mengotori sepatu keluaran terbaru pemberian ayahnya, pukulan itu tidak berarti apa-apa bagi kita yang sudah dewasa namun berbeda dengan mereka- karena pelaku dan korbannya berusia sama, maka apa yang dilakukan dan dirasakannya terasa hebat juga menakutkan..
Bocah pemarah tadi mungkin saja dibesarkan dalam lingkungan yang kasar, sedangkan bocah yang penakut bahkan untuk membela diri saja tidak berani- mungkin, berasal dari keluarga yang selalu mengajarkan untuk mengalah..
Bukankah anak akan menuruti lingkungan sekitar tempat dia tinggal? Namun, kejadian di atas barusaja kemungkinan-kemungkinan saja..
"Klis! Hentikan!!" Teriak seorang anak, dengan suara cempreng nan melengkingnya..
Seketika sang empunya nama berhenti memukuli orang yang mengotori sepatunya, kemudian berbalik menatap tajam bocah laki-laki yang dikenalnya..
"Sudah ku katakan berkali-kali jika namaku itu Kris! Bukan Klis! Sampai kapan kau tidak bisa berbicara huruf R hah?!"
Serang anak yang dipanggil Klis tadi tidak terima pasalnya dia sudah menjelaskan secara berulang-ulang, pada bocah penyuka ice cream strawberry itu untuk memanggilnya Kris bukan Klis seperti yang disebutkannya- enak saja dia dengan mudahnya, mengganti nama orang sesuka hati begitu pikirnya..
"Klis, apa yang kau lakukan padanya huh? Kau membuatnya telluka bodoh!" Omel Jungkook kecil, dengan mulut kecilnya mengeluarkan kata demi kata terlihat lucu namun tidak dengan apa yang diucapkannya..
"Aku hanya memberikannya pelajaran karena telah mengotori sepatu pemberian ayahku, kau tau kan jika sepatu ini dibeli diluar negeri? Ayahku bahkan rela mengeluarkan banyak uang, dia malah seenaknya mengotori sepatu ku ini" Jawab Kris, sangat kesal dengan anak yang dibela Jungkook nya..
"Itu salahmu sendili memakai sepatunya disini, jika tidak mau kotol maka kau tidak boleh memakainya saat kelual lumah! Pakai saja didalam lumah maka sepatumu akan selalu belsih, sudahlah Klis aku akan mengobati temanku ini-"
"-Awas jika aku melihatmu mengganggunya lagi, aku akan melapolkannya pada ibumu bial kau dimalahi! Mau?" Oceh Jungkook kecil lagi..
Kris hanya menatap datar bocah laki-laki yang lebih muda darinya ini yang mengancam seakan dia yang lebih tua disini, sementara bocah cadel itu mulai beranjak pindah dengan merangkul bahu anak kecil itu untuk pergi..
Kris berdecih tak perduli lalu menghampiri sekelompok temannya yang menonton aksinya tadi, dengan kesal dia menginterupsi kawanannya untuk pergi meninggalkan Jungkook dan bocah yang dihajarnya tadi..
Jungkook kecil membawa calon teman baru yang beberapa saat lalu dia bela untuk w dikursi yang biasa ia duduki, dia memeriksa seluruh anggota tubuh anak laki-laki yang umurnya mungkin lebih tua sedikit darinya..
Ia tau betul bagaimana brutalnya Kris jika menghajar lawannya, beruntung tak ada luka serius yang di alami bocah pendiam ini- namun ia Jungkook khawatir, karena tubuh sang bocah bergetar entah takut atau mungkin trauma pikirnya..
"Hmm.. Apa kau baik-baik saja? Ku lihat tak ada luka selius tapi tubuhmu belgetal, apa ada luka yang teltutup pakaianmu? Aku tidak akan mengampuni Klis jika itu teljadi" Tanya Jungkook, sepelan mungkin takut membuat anak laki-laki didepannya semakin bergetar..
Sontak anak laki-laki itu pun menatap bocah cadel yang tidak ia ketahui namanya, menggelengkan kepala sembari menggerakkan tangannya menolak..
Samar-samar anak itu bergumam "Tidak, tidak perlu aku baik-baik saja" walau hampir seperti berbisik namun ia masih bisa mendengarnya, Jungkook yakin anak ini sangat pemalu maka agar membuat calon temannya nyaman dia mengulurkan tangan untuk berkenalan..
"Kenalkan namaku Jungkook, biasa dipanggil Kookie"
Anak laki-laki itu pun terlihat gugup meski umurnya lebih tua dibanding bocah yang mengajaknya berkenalan, namun entah kenapa jantungnya tidak bisa tenang pasalnya ini pertama kali dia mendapat teman saat bermain ditaman ini..
Ia terlalu pemalu untuk berbaur bermain bersama anak-anak lainnya sehingga ia hanya bermain sendiri, semakin lama jantungnya semakin cepat berdetak ia tak menyukai hal seperti ini- dengan gelisah tiba-tiba ia bangkit lalu berlari, meninggalkan Kookie kecil yang kebingungan serta masih mengulurkan tangan..
Jungkook kecil mengernyit, apa dia melakukan kesalahan? Apa dia menakut-nakuti laki-laki itu? Apa berkenalan dan bersalaman sangat menakutkan? Begitu pikirnya, kemudian dia menarik kembali tangannya menatapnya lekat..
"Huh? Tangan Kookie belsih koq" Gumamnya..
"Hei Kookie! Apa yang kau lakukan disini? Ibumu mencari sejak tadi bodoh, dan kemana temanmu yang kau bela tadi huh?" Ucap Kris, tiba-tiba datang menghampirinya menarik tangan Jungkook agar bangun dari duduknya..
"Eomma?"
"Iya ibumu, dia bilang ayahmu akan segera pulang dan membawa hadiah untukmu! Apa kau tak mau ikut menjemputnya di bandara?"
Jungkook kecil menepuk keningnya dia lupa hari ini sang ayah tiba di negara nya, padahal sang ibu sudah beberapa kali mengingatkannya- dengan langkah cepat dia langsung berlari, meninggalkan Kris yang menatap kepergiannya..
***
"Tae~ ayo pergi, sampai kapan kau akan memandangi ku seperti itu?"
"Sampai mataku terpejam dan tidak bisa dibuka kembali" Ujar Taehyung, dengan nada menggoda sementara Jungkook sudah memerah pipinya..
Bagaimana Jungkook tidak malu jika dipandangi sebegitu intens nya oleh Taehyung yang bahkan tidak berkedip sedikitpun, bohong jika Taehyung bilang dia tidak terpesona nyatanya pandangannya tak sedetikpun teralihkan dari sosok Jungkook yang berdiri dihadapannya..
Jungkook sangat amat cantik menurutnya dengan penampilan casual yang tak mengurangi kadar ketampanan sekaligus cantik bersamaan, membuat Taehyung berdecak kagum tanpa bisa mengalihkan pandangannya juga terus bergumam dalam hati bahwa dia harus memilikinya..
"Baiklah jika kau seperti itu terus, aku akan pergi sendiri" Ucap Jungkook, sembari berjalan melewati Taehyung yang masih duduk dikursi tunggu pengunjung..
Sejak satu jam yang lalu Taehyung menunggu setelah memaksa Jungkook untuk memilih baju, dia berniat mengajak kekasihnya itu makan malam yang bahkan Jungkook pun bingung kenapa harus berdandan terlebih dulu..
"Kekasihku sangat cantik, apa kau sudah siap bertemu calon mertuamu hmm?" Ucap Taehyung, sembari merangkul pinggang Jungkook setelah mensejajarkan langkahnya..
"Kekasihmu? Dan~ apa? Calon mertua? Apa maksudmu? Tadi kau berkata, kita hanya akan makan malam spesial"
Masih dengan ocehannya Jungkook berjalan mendahului Taehyung sembari menghentak-hentakan kakinya lucu, sementara Taehyung menggelengkan kepalanya sembari tersenyum melihat tingkah kekasihnya itu..
"Makan malam spesial bersama calon mertua maksudku, ayo cepat nanti kita terlambat-"
"-Aku akan mengenalkan mu pada ibuku, lalu kita akan segera menikah" Ujar Taehyung lagi, sembari mengedipkan mata juga senyuman diwajahnya..
Taehyung membukakan pintu mobil untuk Jungkook kemudian sedikit berlari untuk masuk ke kursi pengemudi, dengan menggigit bibirnya Jungkook duduk disamping Taehyung yang memasangkan seat belt untuknya..
Jungkook hanya diam otaknya terlalu lambat untuk memproses arti dari kata yang terlontar dari mulut Boss nya itu, berbeda dengan Taehyung yang semangat menjalankan laju mobilnya yang akan membawa mereka ke kediaman orang tua nya..
Apa benar yang di ucapkan Boss nya? Apa dia akan menikahinya? Apa tidak salah dengar? Begitulah, rentetan pertanyaan yang ada dibenak Jungkook sekarang..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Is OverHormone🔞 (VKook END)
Romansnote : mohon maaf story ini dalam tahap revisi, tetapi part'nya masih lengkap koq tenang saja.. 🍁🍁🍁 Kim Taehyung seorang CEO muda, mandiri, tampan dan err tentu saja memiliki postur yang sangat sexy.. meski tergolong kategori yang sempurna ia j...