Hari ini adalah hari terakhir try out gelombang pertama untuk murid kelas dua belas di SMA Creker. Otak para murid jurusan IPA harus dihadapkan dengan soal fisika di hari Rabu pagi kali ini. Murid IPS pun tidak kalah kesulitan karena harus langsung berkutat dengan sang maskot, ekonomi.
Suasana kantin pun juga tidak terlalu ramai karena hanya ada murid kelas dua belas di sana. Sementara murid kelas sepuluh dan sebelas masih mengikuti jam pelajaran di kelas masing-masing.
Sudah tiga hari Sunwoo tidak hadir ke sekolah sejak siang itu saat Haknyeon menerima surat dari si cowok pembuat onar. Haknyeon tidak tahu ke mana Sunwoo pergi selama tiga hari belakangan. Cowok itu juga tidak bisa dihubungi sejak dua hari yang lalu. Bahkan, teman-temannya pun tidak tahu ke mana Sunwoo pergi.
"Bisa?" tanya Jaemin sebelum ia menyuapkan makanannya ke dalam mulutnya dan mulai mengunyah. Haknyeon yang ditanya langsung menggeleng.
"Kalo sekarang nggak lagi try out, gue nggak bakalan repot nyariin kayak begini." Tangan pemuda manis berambut cokelat karamel yang hari ini poninya ia ikat keatas itu masih menempel di daun telinga dengan ponselnya di sana. Masih berusaha menghubungi Sunwoo.
The number you're calling it's not....
"Ck, tau ah!" Haknyeon meletakkan ponselnya di atas meja kantin. Kemudian, ia menyedot es tehnya yang masih tersisa setengah. "Nggak diangkat."
"Sabaaar," kata Bongjae sambil menoleh ke arah Haknyeon. "Mungkin lagi nggak ada sinyal."
"Mungkin aja dia lagi sibuk ngerjain sesuatu gitu" lanjut Jihoon.
"Sesuatu apaan sampe tiga hari nggak masuk? Pas try out lagi." Haknyeon menopang wajahnya dengan tangan kiri dan bibirnya mengerucut ke depan beberapa senti.
"Lo udah tanya temen-temennya?" tanya Jihoon. Haknyeon kemudian mengangguk.
"Udah. Tapi, sama aja pada nggak tau."
"Masa?" tanya Jaemin. "Kata Mark hari ini Sunwoo mau sekolah. Tapi, berangkatnya siang." Jaemin kembali buka suara setelah ia kembali menyuap makanannya. "Tapi gak tau juga ding, jadi apa nggak."
"Udah dua hari nggak ngabarin gue sama sekali. Ke mana coba dia?" Pemuda manis yang duduk di samping Bongjae itu kemudian menghela napas.
"Nggak punya kuota kali."
"Bisa sih."
"Lagian kita kan tau Sunwoo dari kelas sepuluh dulu kalo udah bolos tuh kayak gimana, kan?" Jihoon masih menatap ponselnya. "Ini sih mending masih tiga hari doang."
"Waktu itu malah pernah sebulan lebih nggak masuk," imbuh Bongjae. "Inget nggak lo pada? Pas kelas sebelas awal-awal dia kan nggak masuk hampir dua bulan."
"Inget lah! Siapa yang bisa lupa? Masih bagus dia nggak di D.O."
"Iya sih. Gue tau." Haknyeon menjilat bibirnya yang terasa kering sebelum bicara lagi, "Tapi, maksud gue tuh kita kan udah kelas dua belas gitu loh, masa iya nggak ada niat berubah sama sekali?" Baru saja bibirnya terkatup, ponsel milik Haknyeon langsung bergetar dan nama yang tiga hari ia tunggu akhirnya muncul juga.
Sunwoo : Nanti balik bareng sama gue ya :)
"Nah, itu dia orangnya!" ujar Jaemin dengan dagunya begitu cowok tampan berambut hitam itu masuk dengan Hyunjin di sebelah kirinya. Mereka saling tertawa, sesekali menyapa murid cowok dari kelas lain. Haknyeon langsung menoleh ke belakang dan mendapati Sunwoo sedang mendengarkan cerita Hyunjin soal Pak Jisung yang celananya robek saat mengajar di kelas Sosiologi. Pemuda manis itu masih senantiasa menatap manusia yang tidak memberinya kabar hingga tiga hari itu sampai tiba-tiba, sunwoo pun menoleh ke arahnya dan tatapan keduanya bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA •| SunHak
Teen Fiction{ Long Story } (END) Di suatu kejadian yang akhirnya mempertemukan Rayshiva Haknyeon Faresta dengan seorang Sunwoo Asmaralaya Kawindra hingga membuat keduanya bisa memahami dan mengerti apa yang di maksud perasaan 'Benci menjadi Cinta'. Tetapi seiri...