» 32 «

186 26 0
                                    

Kamar rawat inap nomor 163 berubah ramai hari ini karena Taehyung dan Junseok kembali ke Busan dan tugas menemani Sunwoo di rumah sakit kini digantikan oleh Hyunjin, Mark, dan Eric.

"Woi, remotnya jangan ditiban napa!" Hyunjin menatap kesal pada Eric. Sementara yang diajak bicara tidak dengar karena sepasang kabel earphone terpasang di telinganya. "Bangsat, punya temen gini amat. ERIC!"

"Hah?!" Eric menyipitkan mata. "Apaan?"

"BUDI!" sahut Hyunjin sebal.

"Siapa Budi?"

"Lo budi." Hyunjin menepuk dahi Eric sembarangan. "Budek dikit!" sambungnya.

"Nggak jelas lo."

"Awas!"

"Apaan?" Eric melepaskan kabel warna putih itu dari telinganya dan menatap Hyunjin dengan mata menyipit. "Apaan sih lo? Jangan sok ngambek. Najis."

"Minggir! Remot TV jangan ditiban. Kayak mungil aja badan lo." Hyunjin mendorong punggung Eric.

"Ngomong dong dari tadi."

"Elu yang bolot, bangke!"

"Eh, ambilin gue anduk, dong!" Suara itu muncul dari arah kamar mandi yang ada di ruang rawat inap Sunwoo.

"Kebiasaan banget." Ucap Eric . la ingat kebiasaan lama Sunwoo sejak dulu. Sering lupa bawa handuk saat mandi.

"Cepet, dingin nih."

"Kan gue bilang jangan mandi, tetep aja ini bocah!" Eric bangkit dan mengambil handuk putih yang tersampir di gantungan samping pintu kamar mandi. "Nih."

Tangan Sunwoo keluar lewat celah pintu yang tidak tertutup sempurna itu. Sesekali ia meraba-raba, berusaha mencari handuk yang disodorkan sahabatnya.

"Mana woy saipul?!" ulangnya.

Eric mendekatkan handuknya dengan tangan Sunwoo. "Di sini Jaenap!"

Bersamaan dengan itu, Sunwoo dapat menjangkau handuk tersebut dari tangan Eric dengan selamat.

"Makasih."

"Hm." Eric kembali duduk di sofa. "Wey, Nu? Kalo di rumah sakit tuh boleh bawa PS nggak?"

"Bloon!" timpal Hyunjin refleks.

"Ya siapa tau bisa, kan nanti gue bawain. Jadi kita nungguin Sunwoo sambil main PS." Cowok LA itu memperlihatkan cengirannya sampai giginya terlihat.

"Ini ngomong-ngomong kutil onta beli nasi goreng di Korut apa ya? Lama amat." Sunwoo yang baru keluar dari kamar mandi langsung bertanya pada kedua temannya. Siapa lagi yang ia maksud kalau bukan Mark. Cowok itu sejak dua jam lalu pamit membeli nasi goreng di dekat rumah sakit untuk mereka semua.

"Belinya di Gunung Fuji sih pasti," timpal Hyunjin.

"Pada makin goblok." Eric terkekeh. Lalu ia memasukkan ponselnya ke saku celana sebelum menatap Sunwoo yang sudah duduk di pinggiran tempat tidur. Mukanya pucat, pandangannya sayu. Seolah seluruh sorot optimis di wajah sahabatnya itu telah direnggut paksa.

"Panggilin Suster, dong," pinta Sunwoo. Lalu ia bergerak naik ke atas tempat tidur. "Suruh pasangin infusnya lagi."

"Bentar." Setelahnya, Hyunjin bangkit dan menghilang di balik pintu untuk memanggil suster. Sementara Eric sudah bergerak mendekati ranjang tempat Sunwoo duduk.

"Gimana kondisi lo?" tanya Eric serius. Dan pertanyaan itu dijawab oleh kekehan pahit Sunwoo. Memang, sejauh ini, hanya Eric yang tahu soal AIDS di tubuh Sunwoo. Sementara Hyunjin dan Mark tidak tahu sama sekali. Dua sahabatnya itu hanya tahu kalau Sunwoo mengidap penyakit radang paru-paru.

FARESTA •| SunHak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang