»14 «

216 28 0
                                    

Suasana villa milik keluarga Sunwoo yang biasanya sepi, hari ini menjadi ramai karena kedatangan Sunwoo dan ketiga temannya yang lain. Ini adalah Sabtu malam. Jongho izin tidak ikut kunjungan yang direncanakan akan digarap sampai hari Minggu malam karena ia mendadak sakit demam.

Haknyeon dan Wooyoung sudah memilih kamar tidur mereka yang bersebelahan dengan kamar Sunwoo dan San. Tadi, setibanya di Busan, keempatnya langsung mengunjungi Museum Bokcheon sebagai salah satu wisata bersejarah yang ada di Busan. Tujuannya hanya satu, supaya malamnya mereka punya banyak waktu untuk membuat laporan dan bersantai.

Jam yang melingkar di tangan Haknyeon sudah menunjukkan jarum panjang di angka satu dan jarum pendek di angka sembilan yang memasuki pukul 09.05, dan Haknyeon masih enggan kembali ke dalam kamar. Dia memilih duduk di sofa santai yang diletakkan di balkon atas. Kabut tipis menegaskan bahwa mereka berada di dataran tinggi, tetapi Haknyeon seolah tidak peduli ia sedang kedinginan. Tangannya sesekali mendekap dan melingkari tubuhnya sendiri, sementara matanya terus menatap ke langit.

"Pake jaket gue." Suara bariton Sunwoo yang terdengar tiba-tiba membuat Haknyeon menoleh cepat. Dan bersamaan dengan itu, sebuah jaket mendarat di tangkapannya secara tiba-tiba.

"Lo tuh nggak bisa apa ya lembut sedikit kalo ngasih jaket?!"

"Terus? Harus gimana?" Sunwoo berdiri dan mencari posisi tepat di samping Pemuda berambut cokelat karamel itu. Punggungnya ia sandarkan di pagar balkon sehingga bisa menatap Haknyeon yang sedang mengeratkan jaket ke tubuhnya. "Harus lembut masangin ke badan lo kayak di novel-novel?"

"Jangan mulai Nu."

"Lah? Kata lo-"

"Udah ah elah. Jangan dibahas." Bibir Sunwoo tersenyum begitu ia melihat Haknyeon salah tingkah.

"Yang lain di mana?"

"Di bawah," sahut Sunwoo. "Lagi pada ngetik, bikin laporannya." Haknyeon tersenyum simpul.

"Gue jadi nggak enak. Bukannya bantuin malah bengong di sini."

"Ya elah, tadi kan pas di Museum lo udah banyak kerja. Mereka udah maklum juga. Lagian mereka pas mau gue bantuin si San nyuruh gue pergi biar bisa modus ke Wooyoung"

"Hahaha gercep banget ya si San."

Sunwoo pun ikut terkekeh sembari menggaruk pangkal hidungnya yang mendadak gatal. "Lo ngapain dah di sini? Bengong aja lagi."

"Ya nggak papa."

"Yaelah." Sunwoo memutar bola matanya. "Lo tau nggak?"

"Apa?"

"Lo itu orang teraneh yang pernah gue tau." Sunwoo menegakkan posisi berdirinya walaupun sikunya masih bertumpu pada pagar besi.

"Oh ya?"

"Ya menurut lo?"

"Ya anehnya itu kenapa?" tanya Haknyeon gemas.

Sunwoo mengangkat bahu, "kenapa ya? Nggak tau sih. Lo tuh kadang ngeselin, kadang lemot, kadang nggak jelas, kadang heboh sendiri. Aneh deh, pokoknya."

Haknyeon terkekeh, "Bukannya itu semua masih wajar buat cowok, ya?"

"Gue enggak, tuh," elak Sunwoo.

Haknyeon kembali tertawa. "Ya masa lo bandingin orang lain sama lo," katanya kemudian.

"Kalo elo, anehnya tuh aneh lucu kayak gemesin gitu. Beda aja sama yang lain."

"Goblok, apa banget dah lo." Haknyeon bicara lagi disela tawanya. Lalu ia menatap Sunwoo yang masih menatapnya, tanpa berkedip. Dan ditatap seperti itu, membuat Haknyeon melontarkan pertanyaan. "Kenapa?"

FARESTA •| SunHak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang