Suasana warkojok tidak terlalu ramai pada siang ini dan hanya ada segerombolan anak lelaki yang berkeluyuran sepanjang jam pelajaran masih berlangsung yaitu membolos, tentu saja ada Eric, Hyunjin dan Mark, kecuali Sunwoo.
Mereka tidak tahu di mana Sunwoo saat ini. Ketiganya justru sibuk bercanda, sampai akhirnya Bomin datang dan ikut bergabung. "Oy, nanya dong...."
"Apaan?" sahut Mark.
"Kenapa sih ikan nggak punya payudara?" tanya bomin sok polos.
"Bodo amat bom!"
Sekitar tiga meter dari gazebo Warkojok teh Yoona, terlihat Sunwoo yang sedang memarkirkan motornya. Ia memakai baju seragam dan tas ransel navy di punggungnya. Setelah melepas helm, Sunwoo berjalan ke arah gazebo dan ikut bergabung. Di saat yang sama, Hyunjin tidak bisa melepaskan tatapannya dari sepupunya itu.
"WIDIH... DARI MANA AJA LO, JAMAL?!" tanya Mark heboh begitu melihat sahabatnya baru tiba.
"Lo kelas apaan? Kok baru keluar?" tambah Bomin.
"Kok cuma kalian? Yang lain mana?" tanya Sunwoo tanpa menjawab semua pertanyaan dari teman-temannya barusan. lalu Ia duduk bergabung dan ikut menyambar gorengan di atas nampan.
"Rokok, Nu?" tawar San yang sedari tadi sibuk bermain game di ponsel milik Jongho. Tangannya menyodorkan sebungkus rokok ke arah Sunwoo.
"Udah nggak."
"Nggak apa?"
"Ya... udah nggak ngerokok gue."
"SUMPAH?" tanya beberapa orang bersamaan.
"Lah emangnya ngapa?" Sunwoo menyipitkan matanya merasa heran. "Ya, cuman masih ngurangin aja sih. Belum bener-bener stop"
"Gilaaa."
Sunwoo hanya menanggapinya dengan kekehan renyah dan ia melambai-lambaikan tangannya ke arah warung. "TETEH, SUNWOO PESEN ES TEH YAK!"
"OKE!" sahut Teh Yoona.
Sunwoo langsung membuka tasnya dan mengeluarkan selembar kertas dari dalam sana. Kemudian, ia melemparkan kertas itu kepada Mark dan langsung membuat lelaki Kanada itu menoleh ke arah Sunwoo.
"Tuh dibaca dah lo pada," kata Sunwoo sambil tersenyum. "Jangan pada kangen nanti sama gue."
"Apa tuh?" tanya Bomin yang langsung mendekat diikuti San dan Jongho.
Eric menyambar kertas itu dari tangan Mark dan membuka lipatannya. Mata enam orang itu dengan hati-hati membaca setiap kata-kata yang tertera di sana.
'Surat Keterangan Pindah Sekolah'
"Fvck!" maki Eric tiba-tiba. la menghempaskan kertas itu setelah selesai membaca judulnya. Membiarkan Mark dan yang lain masih menyimak nama, kelas, nomor induk siswa, dan segala keterangan tambahan di dalam kertas itu. Pandangannya menatap Sunwoo. "Ngelawak lo?"
"Gila lo, Nu!" Suara itu datang dari mulut Mark. "Empat bulan lagi Ujian Nasional! Bego!"
"lya si bodor ngapain pindah sih anjir!" tambah yang lain.
"Gak papa." Sunwoo mengambil satu gorengan lagi. "Bosen aja gue," tambahnya sebelum makanan itu kembali masuk ke dalam mulut.
"Tolol banget sumpah!"
"Bego banget dah, Nu." Berbeda dengan yang lain, Eric masih menatap Sunwoo dengan pandangan serius. "Lo berengsek boleh. Tapi jangan jadi tolol. Masa cuma-" Eric berhenti bicara saat Sunwoo melayangkan tatapan membunuhnya. "Masa cuma empat bulan lagi lo nggak kuat?!" tanya Eric berbeda dari apa yang ia pikirkan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA •| SunHak
Ficção Adolescente{ Long Story } (END) Di suatu kejadian yang akhirnya mempertemukan Rayshiva Haknyeon Faresta dengan seorang Sunwoo Asmaralaya Kawindra hingga membuat keduanya bisa memahami dan mengerti apa yang di maksud perasaan 'Benci menjadi Cinta'. Tetapi seiri...