Dering bel jam istirahat baru saja berbunyi, semua murid di SMA CREKER langsung berhambur keluar kelas. Kemana lagi mereka semua jika bukan ke tempat bernama kantin, seperti yang dilakukan oleh Sunwoo dan ketiga temannya saat ini. Mereka berkumpul di koridor kelas sebelum akhirnya bersama-sama menuju kantin.
"Abis ini kalian pada mapel apa?" tanya Mark.
Hyunjin langsung menoleh dan menjawab. "Gue Geografi, mau cabut? Kuykuy"
"Gue abis ini mapel paling ngantuk, Bahasa Korea... Kalo lo apaan Nu? Tapi mapel apaan juga pasti lo cabut ya kan, Nu?"
"Oy Nuuu!" senggol Hyunjin, ia menoleh kearah Sunwoo dimana fokusnya kini jatuh pada pemuda manis berambut cokelat karamel yang kini tengah berjalan bersama ketiga temannya.
"Oh udah mulai care, nih" celetuk Eric.
"H-hah?" Sunwoo tergagap. Menatap ketiga temannya secara bergantian. "Kenapa? Tadi lo pada lagi gibahin apaan? Pak Chanyeol ya?" tanya Sunwoo sok tahu, karena seingatnya tadi mereka tengah membicarakan pak Chanyeol yang mengupil diam-diam saat di dalam kelas.
"Lo abis ini pelajaran apaan, kunyuk?!" ulang Hyunjin.
"Oh.... Musik" jawab Sunwoo. Namun matanya tetap menatap pemuda manis itu.
"Nah loh!" Eric menunujuk wajah Sunwoo dengan telunjuknya. "Gini nih kalo lagi ngeliatin si Doi, salah fokus!"
"Siapa yang lagi liatin doi?"
"Ya lo lah bambank!" celetuk Mark.
"Liatin sapa emang dia?" kali ini Hyunjin yang bertanya kepada Eric.
"Masa lo kagak tau sih Jin?" tanya Eric berpura-pura kaget. "Itu loh, seseorang yang pernah menghuni hati lo"
"Gak banget bahasa lo, Ric" timpal Mark. Hyunjin terdiam sesaat, sebelum akhirnya ikut tertawa saat menyadari seseorang yang di tatap Sunwoo adalah Haknyeon.
"Lo ikhlas kan ngerelainnya buat sepupu lo?" Mark langsung terkekeh setelah menggalungkan tangannya di leher Hyunjin.
"Napa juga gue kudu kagak ikhlas?" ucap Hyunjin ikut terkekeh. "Jadi gimana, Nu? Lo mau sama bekasan gue, nih?"
Sunwoo tertawa sembari menggelengkan kepalanya. "Ngga waras lo semua" setelahnya, Sunwoo pun pergi begitu saja.
"Lah? Nu, mau kemana?" panggil Eric setengah berteriak.
"Boker, mau ngikut?"
💤
"Coba kamu nyanyikan bagian reffnya, Sunwoo!" perintah Bu Sejeong, guru pelajaran Musik yang jengkel karena Sunwoo masih saja sibuk mengobrol dengan Sanha.
"Hah? Saya, Bu?" Sunwoo menunjuk dirinya sendiri, membuat semua orang melihat kearahnya tak terkecuali Haknyeon.
"Iya, kamu ... Jarang-jarangkan kamu tidak membolos, jadi Ibu mau denger nyanyian kamu sekalian biar di simak sama temen temen yang lain"
Tau gini mah mending gue bolos deh.
"Sunwoo Asmaralaya Kawindra! Cepat, atau kamu mau Ibu hukum lari 50 putaran?!"
"Ya" singkat Sunwoo, lalu mulai berdehem.
"Udah nu, nyanyi buruan... Ngga usah pura-pura, lo kan juara School Rapper"
"Hahaha, Anying lo" hardik Sunwoo cukup kencang.
"Astaghfirullahal'azim, kasar sekali kakak ini" ucap Sanha mendramatisir keadaan.
"Sunwoo!!!" teriak Bu Sejeong. "Mulut kamu bener-bener ya!" Bu Sejeong dengan gemas menarik telinga Sunwoo.
"aduhai kok saya lagi yang salah... Setannya kan Sanha, Bu"
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESTA •| SunHak
Teen Fiction{ Long Story } (END) Di suatu kejadian yang akhirnya mempertemukan Rayshiva Haknyeon Faresta dengan seorang Sunwoo Asmaralaya Kawindra hingga membuat keduanya bisa memahami dan mengerti apa yang di maksud perasaan 'Benci menjadi Cinta'. Tetapi seiri...