54.

541 15 2
                                    

Hai...
Semoga suka sama part kali ini.

Selamat membaca-!!

Hari ini adalah hari terakhir Naira di rumah sakit.

"Nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya Nathan.

"Kayaknya sih udah semua" ucap Naira.

"Oke, sudah siap?" tanya Nathan.

"Siap!!" seru Naira.

Nathan membawa tas berisi barang² nya, Ziel, dan Naira.

Sedangkan kursi roda Naira di dorong oleh Rani, dan Ziel di gendong oleh Amara.

Dan dimana pun Rani berada, disitu juga pasti ada Sasha.

"Mamaa, Sasha gendong Ziel boleh?" tanya Sasha.

"Nggak" ucap Amara.

"Ahahahhahahahahaa, kasiaaan" sahut Rani.

"ih! Gue kan onty nya juga!!" ucap Sasha.

"Udah sih kak, jangan pada berantem mulu" ucap Naira.

"Biar mama yang dorong kursi roda Naira ya" ucap Amara.

"Gausah ma, biar kakak Rani aja yang dorong, daripada nanti mereka rebutan gendong Ziel" ucap Naira.

"Oh, okee" ucap Amara.

Sasha mengulurkan lidahnya ke Rani, yang membuat Rani sangat kesal.

ᰔᩚᰔᩚᰔᩚᰔᩚᰔᩚ

Saat sampai Apartemen, Nathan memberikan kejutan pada Naira.

"Ke kamar yuk, beres-beres bajunya ntar aja" ucap Nathan.

"Ada apa di kamar?" tanya Naira penasaran.

Nathan mendorong kursi roda Naira.

Ceklekk!!

Nathan membuka gorden yang berada di tengah kamar.

Dan...

"Aah kiyowooo!!!!!" seru Naira.

Yang Naira lihat adalah kasur bayi lucu, lemari baju bayi, laci bayi, dan tembok dengan wallpaper lucu nan kiyowo.

Dan tak lupa hiasan boneka bayi dan lampu berwarna pink untuk hiasan.

"Iih, jadi pengen Naira tidur di siniii" ucap Naira.

"Inget ya, ini buat Ziel, kalau kamu yang tidurin, nanti Ziel tidur dimana?" ucap Nathan.

"Iya iyaa"

Rani dan Sasha masuk ke kamar Naira dan Nathan untuk menidurkan Ziel.

"Nathan, anak lo gue tidurin dimana?" tanya Sasha.

"Di sana" ucap Nathan sambil menunjuk ke gorden bayi.

"Oke"

Sasha dan Rani menghampiri gorden itu, dan menidurkan Ziel.

"Omg, luas nan gemoyy" seru Rani.

"Iya ya, nanti kalau gue punya anak, gue mau buat tempat kayak gini ah" ucap Sasha.

"Gue juga, lucuu, rasanya pengen cepet² punya bayi" ucap Rani.

Nathan mendengar samar-samar suara kakaknya, dan membalas.

"Kalian kalah sama adek! Masa adeknya udah punya anak, kalian belom!!" teriak Nathan dari kasur miliknya.

Sasha mengintip dari gorden sambil tersenyum.

"Hehe, belum nemu calonnya" jawab Sasha sambil cengengesan.

"Heleh, cepet cari lah" ucap Nathan sambil fokus dengan iPad nya.

"Yee, kau kira gampang!" ucap Sasha.

"Dih, gue aja tinggal diem, lamar, kawin dah" ucap Nathan.

"Itu kan versi lo! Ini kan versi gue!" ucap Sasha yang mampu membuat Nathan tertawa geli.

Sasha mendengar suara cempreng Rani sedari tadi saat mengobrol dengan Nathan.

Sasha pun menengok ke belakang.

Di sana terdapat Rani yang sedang menyentuh sesuatu seperti.

"Iih ini buat apa ya?" ucap Rani.

Rani melempelkan kepala benda itu ke bibirnya.

"Ya ampun, Rani!" teriak Sasha.

"Apasih?" tanya Rani.

"Lo tau itu apa yang lo pegang?" tanya Sasha.

Rani pun menggeleng, ia ternyata masih polos.

Sasha menarik tangan Rani, dan mendekatkan telinganya ke telinga Rani.

Sasha pun menjelaskan apa benda itu.

Rani terkejut dan menutup bibirnya.

"Kalau tadi gue pencet, bibir gue ke hisap dong" ucap Rani.

"Iyalah, perasaan dulu lo nggak bego-bego amat dah"

"Enak aja lo ngatain gue bego"

"Iya dah, lo pinter, gue yang bego" ucap Sasha mengalah.

"Sadar diri lo sekarang"

Hai...
Maaf partnya agak pendek, soalnya gatau kenapa semangat nulis Author menurun.
Tapi Author usahain buat up demi kalian.
See you babayy...

Istri mungilku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang