30. Periksa

623 19 1
                                    

Hai semua...
Makasi ya Votenya 😊
Untuk cerita yang ini jangan lupa di Vote juga ya...
Makasii

               selamat membaca-!!

Nathan sampai ke apartemennya, ia langsung membuka pintu yang tidak terkunci.

Nathan langsung menghampiri Naira yang sudah berbaring di sofa, Naira tadi di pindahkan oleh teman-teman nya.

Nathan langsung berjongkok di bawah pada sebelah Naira. Ia mengelus pundak Naira sambil mengusap air matanya.

Ia langsung menatap pada para cewek dengan tajam.

"Naira kenapa bisa jatoh? Hah??" Tanya Nathan dengan suara panik.

Nafas Nathan memburu dan wajah nya memerah. Matanya juga merah.

"Anu, tadi dia mau ngambil sesuatu di atas kulkas, terus entah gimana kejadiannya, gue liat Naira udah jatoh" ucap Viony.

"Kalian kenapa nggak jagain?!"

"Than, dia tadi nolak kita buat bantuin dia, tadi niatnya gue mau nolongin dia tapi dia nolak" ucap Almira.

"Keluar dari rumah gue sekarang"

"tapi Than-" ucapan Shaviella pun terpotong.

"Gue bilang keluar ya keluar!" emosi Nathan semakin tak terkendali.

Kevin menyenggol tangan Indro dengan sikunya.

"dahlah, daripada dia makin emosi, lebih baik kita keluar" ucap Kevin.

Mereka semua pun keluar meninggalkan Naira dan Nathan.

Nathan memeluk Naira sambil menangis.

"bangun Naira, bangun" ucap Nathan sambil mengelus rambut Naira.

Nathan terus mengelus rambut Naira sambil menangis, ia tidak bisa menghentikan tangisannya.

"sayang, bangun"

Naira belum membuka matanya, dan Nathan masih saja menangis.

*sebegitu khawatirnya Nathan pada Naira.

Nathan mengambil kotak P3K untuk mengobati luka lebam Naira yang mulai membengkak sempurna.

                          ^^^^^

2 jam kemudian, Nathan tertidur di samping Naira, ia masih duduk di lantai.

Naira terbangun lalu ia langsung duduk, ia menyentuh kepalanya dan meringis kesakitan karna kepalanya yang memar.

"shh, aww, sakiit" Naira meringis kesakitan.

Nathan terbangun karna suara Naira.
Ia langsung mengelus rambut Naira.

"sayang, kamu dah bangun, sakit ya?" tanya Nathan dengan wajah panik dan matanya yang sedikit bengkak karna menangis.

"Iya, sakit banget, Naira nggak nahan" ucap Naira.

"mau aku bawa ke klinik?" tanya Nathan.

"iya, mauu, sakit kayak mau meledak"

"Tahan sebentar ya sayang"

Nathan mengambil sweeter Naira serta maskernya.

                          🏥🏥🏥

Naira menunggu antrian di klinik, ia masih meringis kesakitan pada dahi dan dagunya.

Nathan masih setia mengelus rambut Naira.

"Sabar ya, sayang" ucap Nathan.

"Sakiit banget" ucap Naira.

"atas nama Zunaira" suster memanggil Naira.

Naira dan Nathan pun masuk ke ruangan dokter.

Setelah di cek, dokter melihat hasil pemeriksaan.

"ini sudah mulai memar dek, ini harus di rujuk ke rumah sakit, untuk pemeriksaan lebih lanjut" ucap Pak dokter.

"memangnya kenapa ya dok? Apa ada luka serius?" tanya Nathan.

"hal ini untuk pengecekkan, apakah ada keretakkan pada kepala adek, atau yang lainnya" ucap Dokter.

Nathan mengangguk dan langsung mengambil surat rujukan dari dokter.

                            ※※※※※
Dokter di rumah sakit melihat hasil pengecekkan.

"setelah saya amati, tidak ada keretakkan kepala, atau yang lainnya" ucap Dokter.

"ini hanya memar biasa, dan tidak ada keretakkan, hanya memar karna terbentur saja" lanjut Dokter.

Nathan mengangguk dan langsung mengambil surat hasil pengecekkan.

"makasih ya dok" ucap Nathan.

"iya sama-sama" ucap Dokter dengan ramah.

Setelah mereka keluar dari ruang dokter, Nathan menyuruh Naira untuk duduk.

"Nathan, kata Dokter ini cuma memar, tapi ini sakit bangeet, rasanya kayak mau meledak deh" ucap Naira.

"Iya sayang, aku tau, ntar kita obatin ya" ucap Nathan.

"dokternya salah periksa kali yaa" ucap Naira.

"shutt, udah sayang, nanti sampe rumah kita makan es krim, mau?" tanya Nathan.

"mauu deh"

Hai...
Gimana? Ada yang khawatir sama Naira nggak nie?
Hehe, maaf ya Naira udah buat kalian khawatir.
Jangan lupa Votenya yaa
See you babayy...

Istri mungilku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang