60. Pertengkaran

669 14 0
                                    

Hai...
Nggak terasa ya, udah part 60 ajaa.
Semoga di part kali ini, makin banyak pembaca yaa.

Selamat membaca-!!

"Ooh, mesra banget ya, berpelukan di depan kampus, nggak malu?"

"Padahal aku udah tungguin loh di mobil" ucap wanita itu.

Nathan langsung mendorong Shena sampai Shena terjatuh.

"Sayang, a-aku tadi cuma-"

"Cuma apa?! Nyaman ya berpelukan sama cewek cantik, udah nggak nyaman lagi sama aku?" Ya, wanita itu adalah Naira.

Nathan hendak memegang tangan Naira, namun Naira menyembunyikan tangannya ke belakang.

"Ziel, appa selingkuh" ucap Naira tepat di telinga Ziel.

"Sayang, nggak gitu, aku bisa jelasin" ucap Nathan.

"Jelasin? Telinga aku udah kebal denger penjelasan tang konyol dan nggak semuanya benar!" ucap Naira.

"Sekarang, jangan harap kamu bisa masuk ke apartemen kita lagi!" bentak Naira.

Naira pun menghampiri mobilnya, namun Nathan menggenggam tangan Ziel, dan membuat Ziel meminta Nathan untuk menggendongnya.

Naira tidak memedulikan Ziel yang ingin di gendong papanya, Naira dengan acuh berjalan menuju mobil.

Hati Naira sangat sakit melihat Shena dan Nathan berpelukan tadi.

Naira duduk di mobil dan hendak menutup pintu mobil.

"Sayang, tunggu aku jelasin dulu" ucap Nathan dari luar mobil.

"Ma, jalan" ucap Naira pada Amara.

"Nathan gimana?" tanya Amara.

"Biarin ma" jawab Naira.

Amara mengerti kalau mereka sedang ada masalah, Amara menancap gas mobilnya.

Sedangkan Nathan berusaha mengejar, tapi mobil itu cukup cepat.

Nathan pun berhenti mengejar mobil.

"Gue benci lo Shena!" ucap Nathan.

Nathan berusaha mencari taxi sampai akhirnya adzan maghrib terdengar.

"Ya Allah, tolong hamba..." ucap Nathan dengan air mata yang menetes.

Tiba-tiba ada mobil yang mengklaksoni Nathan.

"Nathan" panggil laki-laki bersuara berat itu dari dalam mobil.

"Pah" ucap Nathan.

Ya, itu adalah Arman, papa Nathan.

"Bagaimana bisa kamu disini?" ucap Arman.

Nathan hendak menjelaskan.

"Jelaskan di dalam mobil, sekarang papa antar kamu" ucap Arman.

"Iya pa" jawab Nathan.

Nathan masuk ke mobil Arman, dan Arman pun menancap gas mobilnya.

"Ada apa? Apa mobilmu rusak?" tanya Arman.

"Aku lagi ada masalah pa" jawab Nathan.

"Dengan istrimu?" tanya Arman.

"Iya paa" jawab Nathan.

"Ceritakan!" tegas Arman.

Nathan pun menceritakan apa yang terjadi tanpa mengurangi atau melebihkan cerita.

"Lalu, kamu tidak ke apartemen? Tidak berani?" tanya Arman.

"Bukan tidak berani pa, tapi takut" jawab Nathan.

Istri mungilku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang