68.

311 13 2
                                    

Hai...
Selamat datang kembaliiii.
Hehe, gimana kalau kita langsung ke ceritanya aja biar cepet, okeyy

Selamat membaca-!!

Nathan sibuk mencari-cari Naira hingga akhirnya hari sudah mulai petang.

Nathan kebingungan, apalagi Ziel sedang nangis.

Tapi Nathan tidak menyerah begitu saja, ia terus mencari-cari istrinya itu.

_Naira_

Karena khawatir, Naira menelfon Bundanya karna takut disana juga gempa.

"Halo bunda, assalamu'alaikum"

'Waalaikumsalam, kenapa sayang?'

"Bunda, disana gempa?"

'Sedikit nak, tapi sekarang sudah tidak, kita aman disini'

"Beneran bun? Bunda sama ayah nggak kenapa-napa kan?"

'Kita nggak kenapa-napa sayang, kalau kamu gimana? Mana Nathan?'

"Naira kepisah sama Nathan dan Ziel"

'Tapi kamu gak kenapa-napa kan?'

"Aku gapapa bun, aku di bantuin sama dua anak remaja tadi, mereka lagi cari minum buat aku"

'Oh baguslah kalau begitu, bunda tutup telfonnya ya, assalamu'alaikum'

"Waalaikumsalam bunda"

Setelah Naira menutup telfon, kedua remaja itu datang ke Naira membawa minuman.

"Kak, diminum dulu ya" ucap salah tau anak remaja itu.

Naira mengambil minum itu dan meminumnya.

"Terimakasih ya, oh ya, nama kalian siapa? " Tanya Naira.

"Aku Zeanzi, ini kembaran aku, namanya Zanara" ucap remaja yang  bernama Zeanzi itu.

"Kalau nama kakak Naira, dari kalian yang mana yang duluan lahir?"

"Aku adeknya, kita cuman beda 5 menit doang lahirnyaa" ucap Zanara.

'Apa ini gambaran anak kembar aku nanti pas udah gede?' Batin Naira bertanya.

"Owalah, kayak kembar botak ya" ucap Naira.

Kembar botak yang Naira maksud adalah si kembar 'upin&ipin'.

"Oh iya, kakak mau cari suami kakak"

"Biar kita bantu kak" ucap Zeanzi.

"Boleh deh"

_Nathan_

"Aku harus cari kemana lagi ya?"

Nathan mulai lelah mencari kesana-kesini untuk menemukan Naira.

Sekilas, Nathan melihat seorang wanita hamil mirip seperti Naira.

Ia mengejar wanita itu.

"Naira tunggu!" Teriak Nathan.

Wanita itu menoleh.

Ya, ternyata itu benar-benar Naira.

"Nathan!! Ziel!!"

Mereka berpelukan dengan erat.

Zanara dan Zeanzi yang melihat itu pun ikut terharu.

Zeanzi memeluk Zanara, namun Zanara menepisnya.

"Iih jangan peluk-pelukk, geliii" ucap Zanara.

"Jahatt, adek dajjal emang, dipeluk gamau" protes Zeanzi.

Naira melepas pelukannya, dan beralih menggendong Ziel dan menciumnya.

Nathan mencium kening Naira.

"Kamu gapapa?" Tanya Nathan.

"Aku gapapa, kamu sama Ziel juga gapapa kan?"

"Kita baik-baik aja" jawab Nathan.

"Dedek kembar baik-baik aja?" Tanya Nathan sambil mengelus perut Naira.

"Kita baik-baik aja kok paa" jawab Naira sambil menirukan suara anak kecil.

Nathan beralih melihat Zeanzi dan Zanara.

Dua anak kembar itu tersenyum pada Nathan, Nathan pun membalas senyuman itu.

"Kalian kayak pernah saya lihat deh" Ucap Nathan.

"Lah iya, kakak temannya bang Kevin?" gumam Zeanzi.

"Iya, kamu siapanya?" Tanya Nathan.

"Kita sepupunya" uxap Zanara dan Zeanzi bersamaan

"Owalah, kalian yang nolongin Naira?" Tanya Nathan.

"Iya kak" ucap Zanara.

"Kalian tau darimana kalau saya temannya Kevin?"

"Bang Kevin pernah bilang kalau ada temannya yang lagi di Surabaya, namanya Naira dan Nathan" ucap Zeanzi.

"Oh gitu, terimakasih ya sudah menolong Naira" ucap Nathan.

"Iya kak, santai aja" ucap Zanara.

"Sebagai gantinya, kalian saya ajak makan bareng nanti malam" ucap Nathan.

"Terimakasih kak"

"Iya, saya pulang duluan ya"

"Iya kak, hati-hati"

*****

Dimobil, Naira tertidur lelap bersama Ziel.

Nathan mengelus rambut Naira dengan sebelah tangannya, sebelahnya lagi untuk menyetir.

"Maaf ya, aku belum bisa jaga kamu" ucap Nathan.

"Aku janji, bakal selalu bareng kamu terus" tak henti hentinya Nathan menyesal telah meninggalkan Naira di tempat duduk itu.

Janji dari mulutnya tentu tidak akan ia ingkari.

Nathan tidak sengaja melihat sekilas perut Naira bergerak.

Nathan memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

Ia memegang dan mengelus perut Naira dengan pelan.

"Hei anak-anak papa, lagi main ya di dalam? Hm?" Tanya Nathan kepada bayi di kandungan Naira itu.

Nathan tertawa pelan, "mainnya jangan keras-keras ya, kasian mama sakit nanti perutnya karna tendangan kalian"

Bayi itu merespon tendangan kencang, membuat Naira sedikit terbangun.

Nathan mengelus pelan kepala Naira agar ia tidak terbangun.

"Hei, papa kan udah bilang jangan keras-keras, mama kebangun kan" ucap Nathan.

Nathan tertawa lagi, "yaudah, papa mau nyetir lagi ya sayang"

Nathan mencium perut Naira dan mengelusnya sebelum menyetir.

^^^^^

Nathan, Naira dan Ziel memutuskan untuk pulang ke rumah bunda Naira.

Karena mereka lelah dan tentu saja mereka masih syok tentang kejadian tadi.

Dan juga mereka ingin istirahat sebelum kerumah sakit dan makan malam bersama remaja kembar tadi.

"Kamu istirahat aja, biar nanti aku bangunin kalau udah mau siap-siap" ucap Nathan.

"Nggak usah, aku mau langsung siap-siap aja" jawab Naira.

"Kamu tadi pasti capek, jadi kamu harus istirahat, dedek bayinya juga pasti capek"

"Yaudah deh, aku mau tiduran sebentar sambil tidurin Ziel"

"Oke sayang" 

Hai...
Makasii udah mau bacaa-!!
Babayyyyy

Istri mungilku (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang