Ch 10 Farewell My Concubine

83 13 11
                                    

"Hmm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hmm..."

Arthur mengetuk-ngetukkan telunjuknya di atas meja, sementara kedua matanya menatap screen MacBooknya dengan pandangan kosong. Tulisan dari draft tugas kiriman Zhou Qi yang tampil di monitornya seolah-olah seperti barisan semut hitam di matanya. Dia hanya membaca sekilas sejak draft tersebut didownloadnya sekitar sejam yang lalu. Laki-laki berambut cepak itu sama sekali tidak dapat memfokuskan pikirannya setelah kejadian di food court. Dia menjadi sangat penasaran kenapa saat itu Yunxi sampai menangis hanya karena ucapannya yang menurutnya sama sekali tidak berarti.

"Aku hanya mengatakan kalau aku ingin memakan wonton buatannya kembali; kenapa dia sampai menangis?"

Mahasiswa jurusan Film itupun berusaha memutar flashback memorinya kembali untuk mengoreksi kata demi kata yang diucapkannya tadi sore. Dia merasa tidak ada yang salah dengan ucapannya; dan menurutnya itu sangat wajar. Ketika Arthur menanyakan kepada Yunxi kenapa dia menangis, instruktur ballet tersebut menjawab kalau matanya terkena debu dan itu membuatnya gatal. Bersamaan dengan itu; menu chǎofàn (fried rice) yang dipesan Yunxi diantar ke meja mereka dan setelah itu dia mengalihkan perhatiannya pada makanannya.

Selama kedua orang tersebut mengisi perut di food court; percakapan mereka hanya seputar makanan. Walaupun Arthur masih penasaran dan merasa yakin bahwa mata gatal karena debu hanyalah alasan yang tidak masuk akal, tetapi dia lebih memilih diam dan tidak bertanya lagi kepada lawan bicaranya itu.

Kemudian setelah keluar dari area food court; Yunxi mengajak Arthur ke grocery dan dia membeli bahan-bahan untuk membuat dumpling. Tentu saja Arthur senang, karena dia tidak mengira kalau Yunxi akan bersedia memasak menu favoritnya lagi. Mereka berduapun membuat kesepakatan bersama; di mana Arthur yang akan mengeluarkan uang untuk membeli bahan-bahan mentahnya, sedangkan Yunxi yang memasak menu untuk mereka berdua pada saat dia tidak ada jadwal mengajar di campus.

"_____"

Pagi berikutnya; Arthur dan Zhou Qi bertemu di kantin campus sambil menunggu jam kuliah mereka. Laki-laki berambut cepak itu terlihat tidak tenang; seperti ada yang mengganjal dalam benaknya. Diapun menggerak-gerakkan jemari panjangnya di atas meja dan itu cukup membuat kesal temannya. Sampai akhirnya Zhou Qi menendang kaki jenjang laki-laki berambut cepak itu sebagai bentuk protesnya.

"Hei Zhou Qi; menurutmu apa yang membuat seseorang sampai dia menangis tiba-tiba?" tanya Arthur dengan serius.

"Hah?!"

"Kenapa hah?"

"Itu karena pertanyaanmu terdengar begitu bodoh!" balas Zhou Qi sembari menutup cover Ipadnya, "Apa yang membuat seseorang sampai dia menangis tiba-tiba? Sudah pasti itu karena perubahan suasana hatinya atau perasaannya; bisa karena dia terlalu bahagia atau terlalu sedih."

"Hmm..."

"Memangnya sejak lahir kamu tidak pernah menangis?"

"Itu bukan urusanmu!"

 🔞  29 July, Ch. 44-45 (HONEY & LEMON)✨🔞FeiYun✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang