🔞 Ch 21 Lonely Rain (2)

334 10 2
                                    

Setibanya di rumah; Yunxi mengamati sekitarnya dan menyinkronkan dengan memori dari pemilik raga yang sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di rumah; Yunxi mengamati sekitarnya dan menyinkronkan dengan memori dari pemilik raga yang sebelumnya. Tempat tinggal orang tuanya di Chengdu memiliki eksterior yang cukup kental dengan nuansa oriental. Hal ini terlihat dari desain pagar dengan pattern bentuk busur geometris warna crimson yang saling bertolak belakang, di mana dalam filosofi China maknanya sebagai penghalang agar terhindar dari roh jahat dan hal-hal negatif lainnya. Selain itu, tampak pula ukiran burung Fènghuáng berwarna gold yang menghias pagar hingga terlihat lebih megah. King of Phoenix ini sendiri merupakan burung legenda di negeri tirai bamboo yang melambangkan kehormatan dan kekuatan serta keindahan.

Yunxi merasa bangga dalam hatinya karena keluarganya di era modern ini sangat menghargai simbol-simbol dalam tradisi dan ajaran Taoisme. Apalagi setelah masuk ke halaman rumahnya; meskipun tidak begitu luas, tetapi terlihat indah dengan kolam kecil berisi ikan koi dan bunga lotus yang sedang mekar sempurna. Di samping kolam tersebut, tampak pula hiasan patung pagoda kecil dan beberapa pén jǐng* yang tertata rapi dalam pot-pot warna putih. Adapun hal penting lainnya yang tidak luput dari perhatian laki-laki imut itu adalah hóng dēng zhào (red lantern) yang digantung di depan pintu ruang tamu sebagai tanda perayaan Xīn Nián.

(*seni menata tanaman di dalam pot; di mana lebih dikenal dengan nama bonsai sehingga banyak pemahaman yang salah bahwa asal bonsai berasal dari Jepang; padahal jauh sebelum itu China lebih dulu mengenal seni tanaman hias di dalam pot)

Suasana hati Yunxi yang murung berangsur-angsur memudar dan seulas senyuman pun mulai merekah di wajah imutnya saat dia masuk ke dalam rumah yang tidak kalah harmonisnya dengan halaman depan. Meskipun dia sudah mendapatkan gambaran yang cukup detil dari ingatannya tentang suasana tempat tinggalnya di Chengdu; tetapi tetap saja kehadiran pertamanya di hari yang cerah ini memberi kesan yang sangat berarti bagi Chu Fei.

Interior dengan dominasi warna ivory telah memberikan kesan yang hangat, apalagi didukung dengan furniture yang terbuat dari material northern elm (yumu) dengan warna kuning kecoklatan. Kesan classic modern dari desain rumah tersebut telah membuat Yunxi berdecak kagum dalam hatinya; ditambah dengan lukisan seni kaligrafi China yang menghias dinding ruang tamu.

"Gaya tulisan xíngshū dengan semi-cursive script ini adalah gaya kaligrafi yang paling kusukai... sangat indah dengan lekukan dan garis bebas yang tegas ... Gaya xíngshū ini mudah terbaca dan tidak terkesan kaku," gumam Yunxi dalam benaknya sembari mengagumi lukisan kaligrafi di depannya.

"Xixi; nanti malam Arthur tidur bersamamu ya," ucap ibu Yunxi sambil menyalakan lampu ruang makan.

"Heh?! Aku tidak mau!" bantah Yunxi dengan cepat tanpa berpikir untuk kedua kalinya.

"Apanya yang heh? Kamar kakakmu memang saat ini kosong; tetapi besok dia dan keluarganya akan ke sini dan tentu saja mereka akan menempati kamarnya sendiri. Sedangkan kamar tamu kita saat ini masih berantakan setelah renovasi minggu lalu," terang wanita separuh baya itu dengan melepas knitted sweater warna light coral yang dikenakannya saat menjemput anaknya di airport tadi, "Jadi nanti Arthur akan tidur di kamarmu."

 🔞  29 July, Ch. 44-45 (HONEY & LEMON)✨🔞FeiYun✨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang