*****
Sebelum baca jangan lupa berdoa dulu
Jangan lupa vote dan komen ya cintaa💛
Aina melangkahkan kakinya menelusuri jalanan yang cukup ramai, Aina berjalan sambil bersenandung pelan dengan menendang kecil kerikil.Hari ini Aina merasa senang, seharian tadi ia selalu di buat tertawa oleh para sahabatnya. Rasanya Aina menyesal dulu selalu menolak seseorang menjadi temannya. Pada kenyataannya mempunyai teman sangat menyenangkan jika mereka mengerti keadaan dirinya.
Aina menatap jalan sebelah kiri dan Kanan. Merasa aman, Aina mulai melangkahkan kakinya menyeberangi jalan.
Hari mulai gelap namun Aina masih enggan untuk pulang. Diri memilih untuk berjalan jalan sebentar, Aina masih ragu untuk bertemu lebih cepat pada kakaknya itu. Bukan pertama kalinya Aina mendapatkan kekerasan. Bahkan luka di badannya masih ada beberapa yang membekas.
Jika boleh, Aina sangat ingin pergi dari sana namun ia tak memiliki tempat tinggal. Seluruh keluarganya pun tak ada yang ingin merawatnya. Rumah kedua orang tuanya pun kini bukan lagi miliknya karna saudara dari ayahnya dengan tega menipu Aina dan membuat semua warisan yang harusnya milik Aina jatuh pada saudara dari Ayahnya itu.
Namun Aina masih bersyukur kakak sepupunya itu masih ingin menampungnya walau ia selalu mendapat kekerasan, setidaknya Aina memiliki tempat tinggal entah sampai kapan itu, dan entah sampai kapan ia akan bisa menahannya.
Aina melirik ponselnya menatap jam, sekarang telah pukul enam. Aina menghela nafas pelan.
"Aku masih enggak mau pulang, takut," lirih Aina pelan.
Aina menghentikan langkahnya saat menyadari derap langkah seseorang yang tak jauh darinya. Namun ketika dirinya berbalik Aina hanya melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain.
Aina mengerutkan keningnya bingung. Apa itu hanya perasaannya saja?
Tak ingin terlalu mengambil pusing, Aina kembali melangkahkan kakinya sedikit cepat. Hingga ia sampai pada sebuah pohon besar dengan daerah yang cukup sepi.
Aina memasuki sebuah hutan, tanpa rasa takut Aina melangkahkan kakinya lebih dalam. Dan beberapa menit, Aina melebarkan senyumannya melihat danau di hadapannya.
Aina duduk di pinggir danau itu dan mengeluarkan alat tulisnya, merangkai beberapa kata. Dengan bantuan dari penerangan bulan, Aina terus menulis sambil tersenyum dan melupakan apa yang terjadi kemarin.
Setiap malam purnama, Aina selalu menyempatkan untuk ke tempat ini. Menurutnya tempat itu begitu damai, tempat yang menjadi saksi bisu curhatan Aina.
Setelah menuliskan beberapa kata, Aina menutup bukunya dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya.
"Hai bulan, kita ketemu lagi," ujar Aina menatap bulan.
"Kabar orang tua Aina di sana gimana? Baik-baik aja kan? Beberapa malam ini, Bunda sama Ayah enggak datang di mimpi Aina. Bulan, jangan lupa kabarin orang tua Aina ya kalau Aina kangen sama mereka. Aina mau mereka di mimpi Aina, Aina mau ceritain banyak hal termasuk sahabat Aina," ujar Aina di akhiri sebuah senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gefahrlich[Completed]
Teen Fiction"Kamu hanya memiliki dua pilihan. Menjadi kekasihku atau menjadi milikku." 𝙓𝙮𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙩𝙖𝙜𝙖𝙩𝙧𝙖 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 **** FOLLOW DULU SEBELUM BACA🤍 Squel Rangga cruel boy Kisah Xyan dan Aina ⚠️BACA DESKRIPSI CERITA BARU BACA⚠️ ⚠️Ceweknya cengeng...