Gefahrlich ♟️ 13

125K 6.9K 86
                                    

***

Hallo, maaf ya baru up.
Kemarin lagi gak enak badan di tambah lagi sedang berduka karna kucing saya meninggal💔

Suara deru motor menyambut kedatangan Xyan, serokan-sorakan dari para anak jalanan yang di dominasi para kaum lelaki terdengar begitu keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara deru motor menyambut kedatangan Xyan, serokan-sorakan dari para anak jalanan yang di dominasi para kaum lelaki terdengar begitu keras.

Xyan melangkahkan kakinya menuju tempat sahabatnya, mereka terlihat sedang bersenang-senang.

"Baru datang lo bos," ujar salah satu dari mereka menyambut kedatangan ketua mereka.

"Buta mata lo? Wujudnya udah ada malah lo tanyain," ujar Raka.

"Katarak mata gue," balas Tian.

"Kenapa?" Ujar Xyan sedikit malas.

"Lo mau ikut balapan juga? Atau cuman mau nonton aja?" Tanya Khavi memberikan Xyan satu kaleng minuman.

"Nonton."

"Tumben bos, biasanya kalau lo lagi malas kayak gini, lo cari pelampiasan dengan balapan," ujar Raka.

"Sekarang kan udah beda, Xyan harus jaga diri biar gak buat Aina nangis karna luka. Biasalah bucin," ujar Tian di hadiahi lemparan kaleng oleh Xyan.

"Mampus lo," ledek Raka.

"Siapa yang mau balapan malam ini?" Tanya Khavi menatap ke empat sahabatnya.

"Gue," ujar Varez membuang kaleng minumannya yang telah kosong.

"Lo mau balapan malam ini? Yakin?" Heran Khavi.

"Ya."

"Singkat banget jawabannya bang, sesingkat hubungan Tian sama si doi-nya," timpal Raka.

"Kenapa malah gue? Tapi bener sih," ujar Tian.

"Sadar diri lo?" Ujar Raka.

"Kagak, ngupil gue," ujar Tian kesal.

"Jorok banget lo," ujar Khavi mendorong Tian dari sampingnya dengan cukup kuat.

"Anjir, kalau gue nyungsep dan muka ganteng gue ilang gimana?" Ketus Tian.

Jika saja Varez tidak menahannya mungkin saja Tian jatuh tengkurap dan membuatnya malu di lihat banyak orang.

"Emang gue peduli?" Ujar Khavi dengan wajah tanpa dosa.

"Khavi babi! Gue sumpahin Shila gak akan tertarik sama lo," ujar Tian kesal.

"Peduliin aja diri lo sendiri yang belum dapetin hatinya Audi," ujar Raka dengan gelak tawanya.

"Sabar dong, gue udah usaha bujuk emak gue buat pindah."

"Sarap emang otak lo. Kalau otak lo gak mampu dalam pelajaran, minimal pinter lah mikir masa depan," ucap Raka beralih duduk di atas motornya.

Gefahrlich[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang