Gefahrlich ♟️ 18

104K 6.2K 242
                                    

***

"Abang!" Teriak Zoya menghampiri kedua manusia yang sedang berpelukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang!" Teriak Zoya menghampiri kedua manusia yang sedang berpelukan.

Xyan melepaskan pelukannya dari Aina dan menatap bingung pada adiknya yang menatapnya tajam ke arahnya, seolah-olah adiknya itu sedang marah.

Xyan meringis sakit saat Zoya menarik telinganya dengan cukup kuat hingga rasanya telinganya itu akan terlepas, walau Zoya masih kelas delapan SMP tapi tenaga adiknya itu tidak main main.

"Abang apain kak Aina sampai nangis kayak gitu? Zoya laporin sama Mama ya kalau abang nyakitin kak Aina," ujar Zoya dengan tangannya masih menarik telinga Xyan.

Sedangkan Aina hanya melihat hal itu terdiam, ia ingin menolong Xyan tapi rasanya Aina sangat menyukai Xyan tersiksa dengan perlakuan Zoya, apalagi Xyan telah mengerjainya tadi.

Belum puas melihat Xyan terluka, Zoya beralih mencekik leher Xyan dengan kuat. Kesal karna abangnya itu tidak berteriak sama sekali, Zoya beralih mencubit pinggang Xyan hingga cowok itu kembali mengaduh kesakitan.

"Sakit." Xyan menatap kesal Zoya yang menatap tajam dirinya.

Zoya tidak memperdulikan ucapan Xyan, gadis yang mengepang rambutnya itu menatap Aina dan mendekat lalu tersenyum manis.

"Gak usah sok manis, muka kamu jelek," ejek Xyan tanpa menatap Zoya.

"Abang diam aja deh, nanti Zoya laporin beneran sama Mama. Abang baru tau rasa."

"Hai kak Aina," sapa Zoya.

"Hai," balas Aina dengan sedikit gugup.

"Aku Zoya. Ternyata kak Aina lebih cantik dari pada di foto," ucap Zoya membuat Aina tersipu malu.

"Kamu liat foto aku di mana?" Tanya Aina penasaran.

"Di ponsel abang, kunci layar abang aja foto kak Aina," ucap Zoya.

"Kak Aina itu cantik banget, kenapa mau sama bang Xyan? Abang itu jelek, ngeselin," ujar Zoya dan mendapat lemparan bantal dari Xyan.

"Gak usah sembarangan kalau bicara," ujar Xyan kesal.

"Tuh kan kak liat aja adiknya sendiri di lemparin bantal, kak Aina tadi juga di buat nangis kan sama abang. Yaudah kak Aina tinggalin abang aja kak, nanti Zoya jodohin kak Aina sama bang Arav yang lebih gante--"

"Abang diem deh," kesal Zoya saat mendapat kembali lemparan bantal dari Xyan.

"Bicara kayak gitu lagi, abang pulangin kamu," ancam Xyan.

Gefahrlich[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang