*****
"Jangan ngelamun Aina, nanti lo bisa kerasukan," ujar Linka memasukkan bakso ke dalam mulutnya."Mikirin apa?" Tanya Rana di samping Aina.
"Ngga ada kok," ucap Aina tersenyum.
"Lo gak nyaman di sini ya?" Tanya Shila.
Keadaan kantin saat ini cukup ramai dari hari sebelumnya, beberapa siswa bahkan memilih untuk makan di kelas karena padatnya kantin.
"Kalau lo gak nyaman bilang aja Aina."
Aina menggelengkan kepalanya. "Enggak papa, lagian juga makanannya udah mau habis."
Mereka melanjutkan makan dengan suara hening. Ada suara keributan dari beberapa siswa yang sedang berbincang di tempat makan mereka.
Tiba-tiba kantin mendadak menjadi hening seketika saat kelima cowok memasuki kantin. dengan santai, beberapa siswi menjadi heboh. Semua melontarkan pujian kepada kelima cowok yang baru saja memasuki kantin.
Dengan rasa penasaran, Aina mengangkat wajahnya menatap pintu masuk kantin. Tatapan Aina bertemu dengan tatapan tajam seseorang. Aina terdiam beberapa saat lalu menundukkan kembali wajahnya.
"Kenapa mereka ada di sini?" Tanya Aina dengan suara pelan namun masih bisa di dengar oleh sahabatnya.
"Ya ampun Aina, wajar mereka ada di sini. Ini kantin bebas banget. Di tambah lagi mereka punya pengaruh yang besar di sekolah," ujar Linka.
Aina terdiam dan memakan makanannya segera, ia tak mau lagi ada di sini. Di tambah lagi Aina merasa dirinya sedang di awasi.
"Aku udah selesai, aku duluan ke kelas ya. Aku merasa engga enak badan," ujar Aina berdiri dari duduknya dan berlari keluar dari kantin tanpa memperdulikan teriakan dari temannya.
"Aina kenapa?" Ucap Audi khawatir.
"Kayaknya dia belum bisa di ajak ke tempat ramai deh, besok-besok kita di kelas aja, takutnya Aina juga gak nyaman," ujar Shila.
"Habisin makanan lo semua cepetan, kita susulin Aina," ujar Rana memakan mie ayamnya.
Sedangkan Aina berjalan menuju taman belakang sekolah, tempat yang selalu Aina kunjungi. Aina terus menundukkan kepalanya saat berjalan hingga tak sengaja menabrak tubuh seseorang hingga keduanya jatuh.
Suara bunyi pecahan membuat tubuh Aina terdiam kaku di tempatnya tak bergerak sedikit pun, beberapa siswa yang berada di sana menatap takut ke arah ke tiganya.
"Lo kalau jalan bisa liat gak sih?" Bentak seseorang yang tadi Aina tabrak.
Mika, siswi kelas dua belas itu berdiri dan menatap tajam ke arah Aina yang masih duduk di rumput tanpa melihat ke arahnya.
"Lo tuli? Kalau di ajak ngomong itu di jawab," ujar teman Mika bernama Tiara.
Aina tetap terdiam meremas ujung roknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gefahrlich[Completed]
Fiksi Remaja"Kamu hanya memiliki dua pilihan. Menjadi kekasihku atau menjadi milikku." 𝙓𝙮𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙩𝙖𝙜𝙖𝙩𝙧𝙖 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 **** FOLLOW DULU SEBELUM BACA🤍 Squel Rangga cruel boy Kisah Xyan dan Aina ⚠️BACA DESKRIPSI CERITA BARU BACA⚠️ ⚠️Ceweknya cengeng...