Gefahrlich ♟️ 15

113K 6.8K 88
                                    

***

"Nih," Shila menyimpan satu piring nasi goreng di hadapan Aina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih," Shila menyimpan satu piring nasi goreng di hadapan Aina.

"Makasih," Shila mengangguk tersenyum.

Mereka kembali makan di kantin setelah banyak pertimbangan. Kini semua tak ada berani membicarakan kelima cewek itu terutama Aina, mereka cukup takut untuk berhadapan dengan Xyan. Apalagi telah ada beberapa siswa yang menjadi korban kekejaman Xyan terhadap beberapa siswa yang dulu membuat masalah dengan Aina.

"Tumben sepi," ucap Aina menatap penjuru kantin.

"Lebih bagus lagi kalau sepi, gak ada yang ribut," ujar Rana memakan baksonya.

"Gak biasanya."

"Mungkin mereka takut sama cowok lo Aina, mukanya kan serem," ujar Linka sedikit pelan takut orangnya mendengarnya.

Aina terkekeh pelan mendengar ucapan Linka, setelahnya ia melirik Xyan yang juga berada di kantin tak jauh dari tempatnya duduk. Cowok itu asik memainkan ponselnya sesekali meminum minumannya.

"Mau jalan-jalan gak? Kita gak pernah jalan berlima semenjak kita semua temenan," ujar Linka.

"Bisa sih, biar gak suntuk juga di rumah gue," ujar Rana.

"Gue ikut kalian aja," ucap Shila.

"Gue sama, gue juga bisa bawa mobil sekalian buat kita jalan nanti," ucap Audi.

"Lo gimana Aina?" Linka menatap Aina yang belum berkomentar.

"Aku gak tau, aku harus izin dulu sama Xyan," ujar Aina menatap seluruh sahabatnya.

"Nah itu dia masalah kita, kayaknya gak gampang buat dapat izin sama dia," ujar Shila melirik ke arah meja inti Filos.

"Noh si Linka pintar ngerayu orang, lo aja yang bantuin Aina buat minta izin sama Xyan," Audi menunjuk Linka.

"Heh sembarangan aja, gue masih waras buat punya masalah sama singa. Rana aja yang bantuin Aina bicara sama Xyan, mereka juga cukup deket kan," ucap Linka kini menunjuk ke arah Rana.

"Bener banget, Rana yang cocok buat bantuin Aina minta izin ke Xyan."

"Rana mau?" Aina menatap Rana.

Rana menganggukkan kepalanya, "Nanti kita coba, cowok lo susah di bujuk. Apalagi kalau kaitannya ada sama keselamatan lo."

"Wow sangat posesif ya sahabat," Audi terkekeh pelan.

Gefahrlich[Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang