****
Setelah pembicaraan kesepuluh laki-laki kemarin, Xyan semakin waspada di sekitar Aina. Apalagi saat Xyan telah bertemu dengan Sofia saat pulang sekolah, tidak ada pembicaraan, hanya tatapan mata mereka yang bertemu.
Xyan yang menatap dengan datar dan Sofia menatap Xyan dengan senyuman. Entah apa yang Sofia rencanakan nantinya, Xyan akan berusaha tidak akan membiarkan Sofia berhasil mencelakai Aina. Jikapun nantinya dirinya yang akan celaka, Xyan akan melakukannya. Aina tidak boleh merasakan sakit lagi setelah apa yang Aina alami selama ini.
Untuk saat ini Xyan belum mengajak Aina untuk kembali tinggal bersamanya, Aina masih tinggal bersama Gatra tetapi Xyan selalu menginap di sana untuk Aina. Akan lebih baik jika Aina masih berada di sini, Gatra juga bisa menjaga Aina jika dirinya sedang tidak ada di sana.
"Pacaran teros," sindir Gatra melihat Xyan dan Aina yang duduk di depan rumah.
"Gue tau lo jomblo, tapi gak usah di perlihatin juga," ujar Liam berdiri di samping Gatra.
"Gue enggak jomblo, jodoh gue aja yang masih di jagain sama orang," ujar Gatra sedikit meninggikan suaranya.
"Lo aja yang gak mau bergerak cepat," ujar Tian memakan kuaci bersama Raka dan Khavi.
"Gimana mau bergerak, abangnya aja galak. Lupa aja dia kalau harus minta restu gue kalau mau sama kakak cantik gue, ya kan kak?" Ujar Gatra menatap Aina.
Aina tertawa pelan menanggapi ocehan dari Gatra. Dan Xyan menatap kesal ke arah Gatra saat Aina menganggukkan kepalanya setuju. Gatra adiknya, tentu saja harus meminta restunya bukan?
"Iya," jawaban Aina semakin membuat Xyan kesal.
"Gatra, bisa jemput Rana gak? Dia minta di jemput," ujar Linka, menatap Gatra.
"Bisa, rumahnya gak pindah kan?"
"Pindah ke Mars!” Ketus Liam.
“Santai dong, gue cuman nanya.”
“Pertanyaan lo mengundang emosi," dengus Liam memukul bahu Gatra.
"Nanya doang, sia--"
"Gue yang jemput Rana," ujar Varez tiba-tiba membuat mereka semua menolak kecuali Xyan yang sejak tadi tidur dengan nyaman di paha Aina.
"Rana bilang enggak mau di jemput sama lo, Rana cuman nyebut nama Gatra," ujar Linka.
"Gak peduli," ujar Varez berdiri dari duduknya, mengambil jaket serta kunci motor.
"Jemput Zoya kalau lo bisa," ujar Varez setelah memasang helm-nya, lalu pergi.
"Itu anak kenapa dah, kerasukan jin mana waktu di jalan tadi," celetuh Raka menatap kepergian Varez.
“Kerasukan jin corong merah palingan,” celetuh Tian tiba-tiba.
"Lo kek gak tau dia aja, gengsinya selangit," ujar Khavi di samping Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gefahrlich[Completed]
Teen Fiction"Kamu hanya memiliki dua pilihan. Menjadi kekasihku atau menjadi milikku." 𝙓𝙮𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙩𝙖𝙜𝙖𝙩𝙧𝙖 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 **** FOLLOW DULU SEBELUM BACA🤍 Squel Rangga cruel boy Kisah Xyan dan Aina ⚠️BACA DESKRIPSI CERITA BARU BACA⚠️ ⚠️Ceweknya cengeng...