Xyan menatap salah anak Filos yang menjelaskan masalah dengan geng motor yang akhir-akhir mengusik kediaman Filos. Sejak tadi Xyan tak fokus mendengarkan, pikirannya melayang pada Aina. Xyan selalu meyakinkan dirinya jika Aina baik-baik saja, apalagi saat ini bersama dengan Rana dan yang lainnya."Xyan, lo kenapa?" Tanya Khavi membuyarkan lamunan Xyan.
Xyan menatap Khvai beserta temannya yang juga menatap ke arahnya dengan pandangan bingung.
"Lanjutin," ujar Xyan memperbaiki posisi duduknya.
"Apanya mau di lanjutin, udah selesai," sambar Raka.
"Sorry."
"Adnan, lo boleh keluar sekarang. Besok kita bahas lagi," ujar Khavi, Adnan mengangguk mengerti dan keluar dari ruangan itu.
"Lo kenapa? Lo khawatirin Aina? Tenang aja dia udah pulang, gue udah nyuruh Liam sama yang lainnya buat antar Aina pulang," ujar Tian membuat Xyan menggelengkan kepalanya.
"Masalah Sofia lagi?" Tebak Raka tapi Xyan kembali menggelengkan kepalanya.
"Terus apa--"
Suara dering ponsel Xyan menghentikan ucapan Raka. Xyan mengambil ponselnya melihat nama Liam tertera di sana.
"Kenapa?" Ujar Xyan mengangkat panggilan dari Liam.
"Xyan, lo harus pulang sekarang," ujar Liam di seberang sana dengan panik.
"Aina kenapa?"
"Pokoknya lo harus pulang, ini masalah besar."
Xyan mematikan panggilannya secara sepihak, lalu menyambar kunci motornya dan juga jaket Filos miliknya. Keempat sahabatnya juga ikut bersama Xyan, melihat Xyan yang panik membuat mereka penasaran juga takut jika Aina kenapa-napa.
Sampai di rumah Gatra, Xyan masuk dengan tergesa-gesa. Xyan terdiam menatap semua orang yang berada ruang tamu. Aina, Gatra, Liam dan keempat sahabat Aina berada di ruangan itu.
Liam mendekat ke arah Xyan yang terdiam di depan pintu. "Aina udah tentang kecelakaan orang tuanya," ujar Liam menepuk pundak Xyan.
Xyan tau cepat atau lambat hal itu akan di ketahui Aina, tapi tak ada di pikiran Xyan jika Aina akan mengetahuinya dari orang lain.
Menatap Aina yang membelakanginya di dekat tangga, Xyan tau Aina akan sangat kecewa padanya, kesalahannya cukup fatal kali ini, dan Xyan siap dengan konsekuensi yang akan ia dapatkan. Xyan mengambil langkah mendekati Aina.
"Sayang," panggil Xyan begitu lembut berharap Aina masih ingin menatapnya.
"Berhenti di situ," ujar Aina tanpa membalikkan tubuhnya.
Xyan menurut berhenti melangkah tepat di hadapan Aina hanya tinggal tiga langkah lagi Xyan bisa menggapai Aina. Xyan dapat mendengar Aina menghela nafas kasar sebelum Aina berbalik menatapnya dengan mata yang merah karena menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gefahrlich[Completed]
Fiksi Remaja"Kamu hanya memiliki dua pilihan. Menjadi kekasihku atau menjadi milikku." 𝙓𝙮𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙩𝙖𝙜𝙖𝙩𝙧𝙖 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 **** FOLLOW DULU SEBELUM BACA🤍 Squel Rangga cruel boy Kisah Xyan dan Aina ⚠️BACA DESKRIPSI CERITA BARU BACA⚠️ ⚠️Ceweknya cengeng...