***
"Lo," Rana menunjuk Liam yang duduk santai dengan satu bungkus cemilan di tangannya."Gue kenapa? Ganteng? Emang sejak lahir sih," ujar Liam dengan pede-nya.
"Lo emang penghianat sesungguhnya," ujar Tian melemparkan satu bantal Sofa ke wajah Liam namun meleset.
"Kita capek nyariin Aina ke sana kemari dan lo tau sebenarnya Aina ada di mana," ujar Raka ingin sekali memaki Liam yang terlihat santai menatap ke arah mereka.
"Halah sok sok-an lo berdua, lo berdua juga terlibat," ujar Liam.
Khavi dan Varez menatap Tian dan juga Raka secara bersamaan, sedangkan yang di tatap hanya menampilkan senyum bodohnya.
"Lo berdua terlibat juga?" Tanya Khavi menatap tajam kedua manusia yang masih tersenyum di hadapannya.
"Yoi mas bro, lo makanya jangan pinter di kelas doang, pinter teliti orang juga kek," ujar Tian merangkul Khavi.
"Lo kenapa gak pernah bilang Raka," Linka mencekik leher Raka dengan begitu erat.
Semua yang berada di sana terdiam melihat Linka, Liam dan Tian pun juga hanya menertawakan nasib Raka yang harus menghadapi tingkah Kekasihnya.
"Udah dong sayang, sakit ini," ujar Raka memegang kedua tangan Linka.
"Lo yang buat gue emosi, lo kan tau gue sama yang udah kaya orang gila cari Aina kemana-mana dan lo ternyata tau Aina ada di mana," ujar Linka kesal.
"Gue aja baru tiga minggu lalu," ujar Raka membela diri.
"Terus kenapa gak bilang," ujar Rana juga ikut kesal.
"Lo tau kan gimana khawatirnya kita semua cari Aina, takut Aina kenapa-napa di luar," ujar Shila.
"Lo mau Aina gak mau temuin lo semua? Lo liat sendiri tadikan respon Aina liat lo semua," ujar Liam menatap keempat cewek di hadapannya.
"Sekarang Aina sedikit tenang liat lo semua. Lo tau gak selama di sana, denger nama lo semua aja Aina udah teriak minta maaf, belum lagi Aina nangis. Dan lo semua mau ketemu sama Aina saat itu juga? Lo mau Aina malah gak akan mau lagi liat lo semua?"
"Gue tau lo semua niat mau minta maaf, tapi kasi Aina waktu, semua gak mudah buat Aina. Lo semua tau trauma Aina kaya gimana, dan jangan lupa kalian juga terlibat dalam keputusan Xyan untuk jauhin Aina dari kalian."
Semua terdiam, ini pertama kalinya Liam terlihat marah kepada mereka. Dan semua yang Liam katakan menusuk mereka semua terlebih kalimat terakhir yang Liam lontarkan.
"Gue yakin Aina perlahan akan mau ketemu sama lo semua tapi sabar dulu, semua gak mudah buat Aina melawan rasa takutnya," ujar Tian angkat bicara.
"Gue sama Tian aja taunya juga karna enggak sengaja denger pembicaraan Liam dan Xyan di telfon. Dan gue sama Tian gak pernah ketemu sama Aina sekalipun karena Xyan yang masih ngelarang terutama ngelarang gue buat ngasih tau lo semua sampai Aina bisa nerima kalian lagi," ujar Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gefahrlich[Completed]
Ficção Adolescente"Kamu hanya memiliki dua pilihan. Menjadi kekasihku atau menjadi milikku." 𝙓𝙮𝙖𝙣 𝘼𝙧𝙩𝙖𝙜𝙖𝙩𝙧𝙖 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 **** FOLLOW DULU SEBELUM BACA🤍 Squel Rangga cruel boy Kisah Xyan dan Aina ⚠️BACA DESKRIPSI CERITA BARU BACA⚠️ ⚠️Ceweknya cengeng...